Loading...
Banner Artikel Imun Tubuh Lemah pada Anak: Gejala, Penyebab & Cara Meningkatkannya
Imunitas

Imun Tubuh Lemah pada Anak: Gejala, Penyebab & Cara Meningkatkannya

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: dr. Isman Jafar, Sp.A (K)

Diterbitkan: 13 Juli 2023

Diperbarui: 07 Agustus 2025


  • Penyebab Imun Tubuh Lemah pada Anak
  • Ciri-Ciri Imun Tubuh Anak Lemah
  • Dampak Imun Lemah pada Tumbuh Kembang Anak
  • Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak yang Lemah
  • Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
  • Kapan Imun Anak Mulai Kuat?

Sistem imun bekerja melindungi anak dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Itu kenapa anak dengan imun tubuh lemah biasanya lebih mudah sakit. Kenali penyebab dan cara meningkatkannya!

Penyebab Imun Tubuh Lemah pada Anak

Sistem imun dapat diibaratkan sebagai benteng pertahanan alami tubuh yang berperan penting melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit. Lalu, apa penyebab sistem imun tubuh lemah pada anak-anak?

1. Waktu Tidur Kurang

Anak usia 1-2 tahun perlu tidur selama 11-14 jam dalam sehari, sementara usia 3-5 tahun 10-13 jam.

Apabila waktu tidur tersebut tidak terpenuhi, tubuh si Kecil tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat dan sistem imunnya tidak memiliki kesempatan untuk beregenerasi.

2. Asupan Nutrisi Kurang

Kekurangan nutrisi dapat menjadi penyebab imun tubuh lemah karena si Kecil tidak bisa mendapatkan vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan untuk berfungsi secara optimal.

Beberapa nutrisi yang penting untuk imun adalah zat besi, zinc, vitamin C, vitamin D, vitamin A, vitamin E, selenium, serat FOS:GOS, serta omega 3 & omega 6. 

3. Kondisi Bawaan Lahir 

Beberapa anak dengan imun tubuh lemah terlahir dengan kondisi medis yang disebut primary immunodeficiency (PI), yaitu kelemahan pada sistem imun tubuh sejak lahir.

Akibatnya, anak lebih mudah sakit dan bisa mengalami gejala yang lebih serius saat terkena infeksi.

Ada lebih dari 400 jenis primary immunodeficiency dengan tingkat keparahan yang berbeda. Kondisi ini biasanya baru terdeteksi saat anak sering mengalami sakit atau infeksi berulang sejak usia dini.

Baca Juga: 7 Penyebab Anak Gampang Sakit yang Harus Diwaspadai

4. Kurang Terpapar Lingkungan Luar (Overproteksi)

Terlalu melindungi anak dari lingkungan luar bisa mengurangi kesempatan tubuhnya untuk mengenal dan melawan kuman secara alami. 

Sistem imun si Kecil butuh "latihan" agar bisa berkembang dengan optimal. Paparan mikroorganisme yang sehat dan aman di lingkungan sekitar sebenarnya penting untuk membentuk ketahanan tubuhnya.

5. Sedang Menjalani Pengobatan 

Apabila si Kecil sedang dalam masa pengobatan, imun tubuhnya bisa menjadi lebih lemah. Misalnya si Kecil sedang menjalani kemoterapi.

Kondisi ini juga bisa terjadi ketika anak sedang mengonsumsi obat untuk mencegah penolakan organ baru setelah menjalani transplantasi.

6. Efek Obat Jangka Panjang

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti kortikosteroid atau obat imunosupresif, dapat menekan sistem imun. 

Obat ini mungkin diperlukan dalam pengobatan kondisi tertentu, namun penggunaannya perlu diawasi ketat oleh tenaga medis.

Ciri-Ciri Imun Tubuh Anak Lemah

Imun tubuh anak belum sempurna, jadi masih wajar bila ia beberapa kali tertular penyakit musiman seperti pilek. Namun ciri ini tetap ada bedanya pada si Kecil dengan imun tubuh lemah. Apa cirinya?

1. Anak Sering Kecapekan

Ma, coba perhatikan apakah si Kecil gampang merasa lemas dan kecapekan, meski ia baru bangun tidur siang dan istirahat?

Kemungkinan lelah dan letih yang dialami merupakan tanda sistem imunnya sedang mengalami gangguan. Terlebih lagi jika rasa lelah dibarengi rasa nyeri pada persendian.

2. Batuk-Pilek Berulang 

Apabila dalam satu tahun si Kecil mengalami 7-11 kali batuk-pilek (selesma), hal tersebut masih merupakan kondisi yang normal. Apalagi jika sedang musim pancaroba. 

Namun, Mama perlu waspada ketika si Kecil terlalu sering terserang batuk-pilek atau mengalaminya lebih dari 2 minggu, terutama bila kondisi tersebut disertai demam (suhu diatas 37,8 derajat celcius). 

Infeksi berulang, terlebih jika harus mengonsumsi antibiotik lebih dari 4 kali dalam 1 tahun, bisa jadi tanda sistem imun tubuh lemah dan kewalahan menghadapi serangan virus dan bakteri. 

3. Sariawan Tak Kunjung Sembuh

Sariawan merupakan infeksi jamur yang umum dialami bayi dan anak usia dini. Dengan pengobatan yang tepat, sariawan pada anak biasanya sembuh dalam waktu 2 minggu.

Namun, jika sariawan tidak segera sembuh setelah 2 minggu atau sering sekali berulang, bisa jadi kondisi ini merupakan pertanda dari melemahnya sistem imun tubuh si Kecil.

4. Sering Terkena Infeksi

Selain batuk-pilek yang tidak kunjung sembuh, Mama juga perlu lebih waspada apabila si Kecil sering terkena infeksi berikut:

  • Mengalami infeksi sinus kronis 2 kali atau lebih dalam satu tahun.
  • Sakit dengan infeksi telinga sebanyak 4 kali dalam satu tahun. 
  • Terserang pneumonia (radang paru-paru) lebih dari 1 kali dalam satu tahun.

5. Sering Mengalami Gangguan Pencernaan 

Diare yang berlangsung lebih dari 2 hingga 4 minggu dapat menjadi salah satu tanda sistem imun tubuh lemah pada anak.

Selain diare, sembelit kronis yang membuat feses sulit keluar, sangat keras, dan bentuknya tampak seperti kotoran kelinci juga merupakan tanda sistem imun si Kecil sedang tidak optimal.

Sebab, sistem imun tubuh si Kecil sedang “mengerahkan tenaganya” untuk memerintahkan usus bekerja lebih lambat karena serangan bakteri atau virus. 

6. Mata Kering 

Apabila sistem imun tubuh seseorang melemah karena menderita autoimun, salah satu tanda yang ditunjukkan adalah mata kering.

Selain terasa kering, mata juga terasa tidak nyaman. Seolah-olah mata selalu kelilipan debu atau pasir halus.

Tanda imun tubuh lemah lain yang ditunjukkan melalui mata si Kecil adalah mata kemerahan dan mengeluarkan cairan kotoran berwarna putih.

7. Sering Demam

Demam merupakan kondisi yang sering menimpa anak. Ini merupakan salah satu tanda atau respon sistem imun tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap virus maupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Selain sebagai tanda tubuh sedang melawan virus dan bakteri, demam juga bisa menjadi pertanda kambuhnya kondisi autoimun. 

8. Sensitif terhadap Sinar Matahari 

Apabila si Kecil mengalami autoimmune disorder, terkadang ia akan menunjukkan reaksi alergi setelah terpapar sinar matahari.

Kulit si Kecil mungkin akan mengalami lecet, ruam, atau bercak dengan tekstur bersisik. Kondisi ini disebut sebagai photodermatitis.

Selain reaksi alergi pada kulit, paparan sinar matahari juga dapat membuat si Kecil merasa mual, mengalami sakit kepala, atau malah menggigil. 

9. Perubahan Berat Badan yang Drastis 

Si Kecil tiba-tiba kehilangan terlalu banyak berat badan padahal aktivitas hariannya tidak berubah secara signifikan?

Atau berat badannya malah tiba-tiba bertambah banyak padahal ia mengonsumsi makanan sesuai dengan porsi hariannya? 

Mama perlu waspada jika si Kecil mengalami kondisi tersebut karena bisa jadi pertanda dari kerusakan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh penyakit autoimmune.

Dampak Imun Lemah pada Tumbuh Kembang Anak

Bila sistem kekebalan tubuh anak lemah dan dibiarkan tanpa penanganan, dampaknya bisa serius dan memengaruhi banyak aspek kehidupannya.

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik dan Berat Badan

Anak dengan imun lemah cenderung sering sakit, sehingga nafsu makan menurun dan nutrisi sulit diserap tubuh. Hal ini menghambat pertambahan berat badan dan tinggi badan yang ideal.

Jika berlangsung terus-menerus, anak bisa mengalami gagal tumbuh atau stunting. Dampak ini bersifat jangka panjang dan bisa memengaruhi perkembangan organ tubuh serta fungsi vital lainnya.

2. Prestasi Belajar Menurun Akibat Sering Sakit

Sistem imun yang lemah membuat anak lebih sering absen dari sekolah karena harus beristirahat akibat infeksi berulang. Kondisi ini mengganggu konsistensi belajar dan ketertinggalan materi.

Selain itu, saat anak tidak sehat, kemampuan konsentrasi dan daya pikirnya ikut menurun. Hal ini tentu berdampak negatif pada prestasi akademik dan perkembangan kecerdasan secara umum.

3. Risiko Komplikasi Penyakit yang Lebih Tinggi

Imun tubuh yang rendah membuat tubuh anak kesulitan melawan virus atau bakteri. Infeksi ringan pun bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti pneumonia atau radang otak.

Anak dengan daya tahan tubuh lemah juga membutuhkan waktu pemulihan lebih lama. Ini bisa menambah risiko rawat inap dan penggunaan obat jangka panjang yang berdampak pada kesehatannya.

4. Penurunan Kualitas Hidup dan Rasa Percaya Diri

Anak yang sering sakit akan lebih jarang bermain atau bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ini dapat membuat anak merasa berbeda, minder, atau bahkan terisolasi dari lingkungan sekitar.

Kondisi fisik yang lemah juga bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti olahraga atau kegiatan sekolah. Jika terus berlanjut, hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri dan motivasi anak.

Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak yang Lemah

Jika menemukan ciri imun tubuh lemah, segera bawa si Kecil ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sementara di rumah, Mama bisa meningkatkan sistem imun anak dengan cara:

1. Jangan Pernah Melewatkan Imunisasi

Dengan mendapatkan imunisasi, tubuh si Kecil akan memiliki kekebalan terhadap berbagai penyakit berbahaya seperti polio, campak, tetanus, pneumonia, dan lain sebagainya.

Jika akan mengajak si Kecil bepergian ke luar negeri, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu untuk pastikan ia sudah mendapat vaksinasi yang diperlukan.

Kita tidak pernah tahu penyakit endemik apa saja yang ada di negeri seberang. It is always better to be safe than sorry, bukan begitu, Ma?

Baca Juga: 5 Imunisasi Anak 1 Tahun yang Wajib dan Tips agar Tidak Rewel

2. Prioritaskan Waktu Tidur Anak 

Ketika si Kecil sudah mulai banyak kegiatan atau sedang dalam perjalanan jauh, waktu tidur sering kali berantakan. Akibatnya ia kelelahan, imun tubuh lemah, dan rawan terserang penyakit.

Waktu tidur anak harus disesuaikan dengan usianya. Anak usia 1–3 tahun butuh tidur selama 11–14 jam, sedangkan usia 4–6 tahun butuh sekitar 10–13 jam per hari.

Tidur yang cukup dan berkualitas membantu tubuh menghasilkan sitokin, protein penting yang berperan melawan infeksi dan menjaga sistem imun tetap optimal. Pola tidur yang teratur juga membuat tubuh lebih cepat pulih saat sakit.

3. Ajak Anak untuk Bergerak Aktif 

Anak butuh bergerak secara aktif selama 60 menit dalam sehari agar tubuhnya tetap sehat dan bugar.

Untuk memenuhi hal tersebut, Mama dapat mengajak si Kecil memainkan permainan yang melibatkan gerakan fisik seperti melompat, melempar, merangkak, dan lain sebagainya. 

Waktu bermain bisa Mama bagi jadi beberapa periode, tidak harus langsung 60 menit. Misalnya 30 menit di pagi hari dan 30 menit di sore hari.

4. Membiasakan Pola Makan Sehat 

Untuk mendongkrak imun tubuh yang lemah, Mama perlu utamakan asupan nutrisi esensial seperti protein hewani, zat besi, zinc, omega 3, dan FOS:GOS.

Pada urusan buah dan sayur, Mama dapat menerapkan metode “eat the rainbow” alias pola makan penuh variasi jenis dan warna asupan di piring, demi memastikan kebutuhan vitamin anak terpenuhi.

Terutama vitamin C, A, D, dan E yang merupakan vitamin daya tahan tubuh. Untuk dosisnya, konsultasikan pada ahli gizi agar sesuai kebutuhan.

Baca Juga: 16 Makanan Penambah Imun Tubuh Anak

5. Teruskan Minum Susu Pertumbuhan Terfortifikasi 

Dalam beberapa kasus, susu untuk daya tahan tubuh bisa menjadi pelengkap nutrisi harian anak agar ia tidak gampang sakit. 

Pastikan Mama memilih susu untuk daya tahan tubuh yang mengandung formula Double Biotics, yaitu perpaduan antara serat FOS:GOS dengan rasio terbaik 1:9.

Pilih juga yang mengandung DHA serta asam lemak omega-3 yang dikenal dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung, otak, dan mata, serta mendukung kekebalan tubuh yang optimal. 

6. Nutrisi Tepat Sesuai Usia

Nutrisi seimbang adalah fondasi utama untuk memperkuat imun tubuh lemah pada anak. Pastikan piring makannya mengandung protein hewani dan nabati, sayuran, buah, serta susu untuk mendukung pertumbuhan dan kekebalan tubuhnya.

Jangan lupa juga mikronutrien penting seperti vitamin A, C, D, E, zat besi, zinc, dan selenium. Semua ini berperan langsung dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh.

Mama juga bisa menambahkan makanan yang kaya prebiotik dan probiotik, seperti yogurt dan pisang. Ini penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna—tempat 70% sel imun berada.

7. Jaga Kebersihan

Imun tubuh juga sangat dipengaruhi oleh kebersihan sehari-hari. Biasakan anak mencuci tangan sebelum makan, setelah bermain, dan usai dari toilet.

Sanitasi alat makan, botol susu, dan pakaian juga tak kalah penting. Lingkungan yang bersih meminimalkan risiko masuknya kuman penyebab penyakit.

8. Suplemen Jika Diperlukan

Jika si Kecil sulit memenuhi kebutuhan nutrisi lewat makanan, suplemen bisa menjadi solusi tambahan. Misalnya vitamin C, D, atau zinc yang mendukung kekebalan tubuh.

Namun, jangan memberikan suplemen sembarangan tanpa rekomendasi dokter. Dosis yang tidak sesuai justru bisa menimbulkan efek samping atau ketidakseimbangan nutrisi.

Baca Juga: Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk Tumbuh Kembang si Kecil

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Memahami kapan waktu yang tepat membawa anak ke dokter sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Ada beberapa tanda yang tak boleh diabaikan karena bisa mengindikasikan masalah kesehatan serius.

1. Infeksi Berulang Tak Kunjung Sembuh

Jika anak sering mengalami flu, batuk, atau demam lebih dari 4 kali dalam 2 bulan, segera konsultasi ke dokter. Infeksi yang berulang bisa menjadi tanda sistem imun yang melemah atau masalah medis lain yang tersembunyi.

Kondisi ini bisa menandakan tubuh anak kesulitan melawan virus dan bakteri umum. Jangan menunggu sampai infeksinya parah, karena pengobatan dini bisa mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Berat badan Turun Drastis

Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab jelas merupakan sinyal bahaya. Ini bisa menandakan gangguan metabolik, infeksi kronis, atau masalah pencernaan.

Jika anak terus kehilangan nafsu makan dan berat badannya turun lebih dari 5% dalam sebulan, segera ke dokter. Pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terganggu bila kondisi ini diabaikan.

3. Anak Tampak Lemas Berkepanjangan

Rasa lemas berkepanjangan bukan hanya karena kelelahan biasa. Ini bisa jadi tanda imun tubuh lemah karena anak kekurangan energi atau ada kondisi medis tertentu.

Anak yang terus-menerus terlihat lemas, tidak aktif, dan tidak bergairah bisa mengalami anemia atau infeksi kronis. Apalagi jika kondisi ini disertai pucat dan tidak fokus.

4. Luka Kecil Sembuh Sangat Lambat

Jika luka kecil seperti lecet atau goresan tidak sembuh dalam waktu seminggu, bisa jadi ada gangguan penyembuhan. Hal ini bisa terkait dengan diabetes atau infeksi dalam tubuh.

Sistem kekebalan yang sehat biasanya membuat luka ringan sembuh dalam beberapa hari. Jika tidak, konsultasi ke dokter perlu segera dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kapan Imun Anak Mulai Kuat?

Sistem imun anak mulai terbentuk sejak lahir, tapi belum bekerja optimal di awal kehidupan. Bayi baru lahir masih sangat bergantung pada antibodi dari ASI dan plasenta ibu.

Memasuki usia 6 bulan hingga 1 tahun, tubuh anak mulai belajar membentuk antibodi sendiri. Vaksinasi dan paparan lingkungan menjadi faktor penting dalam proses ini.

Di usia 1 hingga 5 tahun, imun anak mulai stabil dan lebih responsif terhadap infeksi. Gizi seimbang, aktivitas fisik, dan imunisasi lengkap akan sangat menunjang daya tahan tubuhnya.

Gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!

Informasi yang Wajib Mama Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama

Timmons, B. (n.d.). Paediatric exercise immunology: Health and clinical applications - PubMed. Exercise Immunology Review. 11. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16385848/.

Nijhof, N, L., Brussel, V., Marco, Pots, M, E., Litsenburg, V., & L, S. (2021). Severe Fatigue Is Common Among Pediatric Patients with Primary Immunodeficiency and Is Not Related to Disease Activity | Journal of Clinical Immunology. Journal of Clinical Immunology, 41(6), 1198-1207. https://link.springer.com/article/10.1007/s10875-021-01013-7.

Villamor, E., Beer Rj, Seeley, A., López-arana, S., Marín, C., & Mora-plazas, M. (2025). Infectious morbidity and white blood cell count associated with grade repetition and school absenteeism - PubMed. Acta Paediatrica (Oslo, Norway: 1992), 114(5). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39569796/.

Heid, M. (n.d.). Here's How to Boost Your Immune System | TIME. TIME. Retrieved July 15, 2025 from https://time.com/5482827/how-to-boost-your-immune-system/

Eldridge, L., & Md. (n.d.). Recurrent Respiratory Infections in Children. Verywell Health. Retrieved July 15, 2025 from https://www.verywellhealth.com/recurrent-respiratory-infections-in-children-4778323

Artikel Terkait