Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
timbulnya-bintik-merah-pada-kulit-bayi-apakah-harus-diwaspadai_large
Kesehatan

7 Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

Article Oleh : Annisa Amalia Ikhsania 15 Januari 2020

Munculnya bintik merah pada kulit bayi memang rentan terjadi karena kulitnya yang lebih sensitif dibanding kulit orang dewasa. Bintik merah pada kulit bayi umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri. Namun, penyebabnya juga bisa karena infeksi tertentu. 

 

Jadi, Mama dan Papa perlu memahami dulu setiap kemungkinan penyebab bintik merah pada kulit bayi agar si Kecil mendapatkan penanganan yang tepat. 

Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi

Ada banyak kemungkinan penyebab munculnya bintik merah-merah pada kulit bayi, mulai dari suhu panas, reaksi alergi, paparan bahan kimia, atau gesekan dengan bahan pakaian tertentu. 

Berikut adalah beberapa penyebab bintik-bintik merah pada bayi yang paling umum terjadi:

1. Ruam Popok

Ruam popok adalah iritasi pada kulit di sekitar bokong dan kelamin bayi akibat pemakaian popok kotor yang terlalu lama. Masalah kulit ini biasanya terjadi pada bayi usia 9 bulan hingga 10 bulan. Terutama yang baru berganti jenis makanan atau naik tekstur MPASI karena bayi akan jadi lebih sering BAB dan BAK.

Ketika bokong si Kecil terus-terusan lembap karena tertutupi popok basah dalam waktu lama, kulit akan mudah mengalami iritasi dan meradang akibat gesekan dengan kain serta tumpukan kotoran dan residu urine. 

Ruam popok biasanya ditandai dengan timbulnya bercak ruam atau merah-merah pada kulit bayi, disertai dengan lepuhan kecil pada kulit area pantat, paha, selangkangan, hingga alat kelaminnya. Kulit yang terdapat bintik-bintik merah juga biasanya terasa hangat karena meradang.

Cara mengatasi ruam popok pada bayi: Mengoleskan krim yang mengandung zinc dapat membantu menenangkan dan melindungi kulit bayi. Selain itu, mengganti popok lebih sering atau tidak menggunakan popok bayi untuk sementara merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk menangani ruam ini. 

2. Biang Keringat

Biang keringat terjadi ketika pori-pori kelenjar keringat bayi tersumbat sehingga keringat tidak bisa mengalir keluar ke permukaan kulit.

Mirip seperti ruam popok, biang keringat menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah kecil yang menonjol pada kulit bayi dan mungkin melepuh kecil.

Masalah kulit ini paling sering terjadi saat cuaca panas atau lembap, Ma. Untuk mencegah biang keringat, jaga agar bayi tetap sejuk dan kering selama cuaca panas. Pasang AC atau kipas angin untuk menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap adem. Kenakan pakaian bayi yang bahannya lembut dan menyerap keringat seperti katun.

Cara mengatasi biang keringat pada bayi: Mama bisa kompres area kulit yang gatal-gatal dengan waslap dingin selama 10-15 menit, lalu tepuk-tepuk hingga kering.

Apabila area kulit yang terdampak biang keringat cukup luas, Mama juga bisa mandikan bayi dengan berendam di air dingin selama 10 menit. Lakukan 3 kali sehari.

Jika perlu, Mama bisa oleskan bedak dingin atau lotion calamine. Dengan perawatan yang tepat, biang keringat akan hilang dalam 2 hingga 3 hari.

Midbanner 7 Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

3. Biduran

Urtikaria atau biduran adalah ruam berupa merah-merah pada kulit bayi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Biduran bisa terjadi di satu area tubuh saja atau tersebar di beberapa area yang luas. Lokasi bentolnya pun bisa berpindah-pindah.

Biduran sering kali sangat gatal dan kulit yang terdampak mungkin bisa terasa hangat saat Mama sentuh. 

Jika Mama belum tahu, biduran itu sendiri adalah hasil dari reaksi alergi. Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bersentuhan dengan pemicu alergi atau alergen. Beberapa pemicu alergi yang bisa menyebabkan biduran adalah bahan kimia tertentu, makanan tertentu, sengatan serangga, obat-obatan, atau sesuatu yang anak sentuh.

Cara mengatasi biduran pada bayi: Caranya mirip dengan perawatan biang keringat. Mama bisa merendam kain lap di dalam air dingin dan kompreskan langsung ke area kulit yang terdampak untuk meredakan gatalnya.

Metode lain yang dapat Mama lakukan untuk mengatasi biduran pada bayi adalah memandikan si Kecil dengan air yang ditaburi oatmeal koloid. Oatmeal koloid diteliti ampuh untuk menghilangkan rasa gatal pada kulit yang teriritasi. Cobalah untuk memandikan anak selama kurang lebih 10 menit.

Baca Juga: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Biduran pada Anak

4. Campak 

Campak (measles) adalah ​​penyakit infeksi akut serius dan sangat menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus.

Penyakit campak ditularkan terutama lewat percikan droplet air liur atau ingus yang keluar dari mulut dan hidung penderita saat ia batuk, pilek, atau bersin tanpa menutup mulutnya dan beterbangan di udara.

Gejala campak yang umum berupa demam tinggi yang disertai dengan batuk, pilek, peradangan pada mata, serta timbulnya bintik merah pada kulit bayi di seluruh bagian tubuhnya, terutama di area muka dan leher. Bintik merah timbul 2-4 hari setelah gejala mereda dan bertahan hingga 3 hari, lalu perlahan menghilang.

Cara mengobati campak pada bayi: Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak. Kebanyakan campak akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh si Kecil dalam kondisi baik. Pengobatan campak sifatnya hanya membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. 

Meski tidak ada pengobatan khusus untuk campak, penyakit ini dapat dicegah lewat imunisasi dengan vaksin MR. Vaksin MR dapat mencegah dua penyakit sekaligus, yaitu campak (measles) dan campak Jerman (rubella). 

5. Jerawat

Jerawat bukan hanya bisa terjadi pada remaja dan orang dewasa saja, lho! Bayi juga bisa mengalami jerawat yang berupa benjolan putih kecil atau bintik-bintik merah di wajah, termasuk dahi, pipi, kelopak mata, dagu, dan terkadang di dada atau leher. Jerawat seringnya muncul dalam 2-4 minggu setelah kelahiran bayi.

Jerawat biasanya hilang bisa hilang sendiri dalam tiga bulan pertama kehidupan bayi. Jangan pernah mengoleskan obat jerawat dewasa atau sabun wajah khusus jerawat pada kulit bayi, kecuali dokter kulit menganjurkannya.

Mama bisa merawat kulit bayi dengan menyekanya menggunakan air hangat suam kuku dan tepuk-tepuk lembut hingga kering. Untuk sementara, hindari dulu menggunakan produk perawatan kulit bayi yang berbahan dasar minyak atau mengoleskan minyak apa pun pada kulit bayi.

6. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim atau dikenal pula dengan dermatitis atopik adalah kondisi yang dialami oleh bayi karena adanya reaksi alergi.

Biasanya, alergi dapat berasal dari berbagai macam komponen seperti makanan atau minuman tertentu, debu, tungau, dingin, dan lain sebagainya. Gejala masalah kulit ini kerap ditandai dengan bercak merah-merah pada kulit bayi yang timbul di pipi, tangan, dan kaki. Bayi yang mengalami penyakit ini sering kali pada dewasa akan mengalami reaksi alergi lain seperti asma atau alergi kulit lainnya. 

Mama bisa mengandalkan tools Allergy Symptoms Checker untuk mengetahui apakah ada kemungkinan si Kecil memiliki gejala alergi atau tidak lewat beberapa pertanyaan mudah.

Cara mengatasi eksim pada bayi: Penanganan yang paling efektif untuk eksim pada bayi adalah menghindari penyebab alergi. Selain itu, menjaga kelembaban kulit bayi sangat diperlukan dengan mengaplikasikan pelembab pada kulit bayi.

7. Roseola Infantum

Roseola infantum adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh virus herpes jenis HHV-6 dan HHV-7. Penyakit ini umumnya menginfeksi bayi yang berusia 6 hingga 12 bulan yang ditandai dengan demam tinggi (lebih dari 40 derajat Celsius) selama 3-6 hari, disertai dengan infeksi saluran napas akut, terkadang dapat terjadi kejang. 

Kelainan kulit yang ditimbulkan berupa bintik-bintik merah yang terdapat pada seluruh kulit. Bintik ini biasanya timbul setelah demam turun.

Cara mengatasi roseola pada bayi: Obati gejala yang muncul dengan pemberian obat penurun panas dan obat anti kejang bila diperlukan. Belum ada terapi antivirus yang dapat digunakan untuk penanganan penyakit ini. Hal ini disebabkan karena penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya. Apabila disertai dengan infeksi bakteri, maka penambahan antibiotik dapat diberikan.

Baca Juga: Masalah Kulit yang Umum Dialami Bayi

Penyebab Lainnya yang Perlu Diwaspadai

Umumnya, bintik merah pada kulit bayi tidak berbahaya dan akan hilang setelah beberapa hari atau beberapa saat. Namun, Mama juga perlu mewaspadai kemunculan bintik merah yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan mungkin menular.

Pada beberapa kasus, bintik-bintik merah pada kulit bayi dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

  • Gigitan serangga.

  • Scarlet Fever. 

  • Penyakit Kawasaki.

  • Henoch-Schonlein Purpura.

  • Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.

  • Infeksi virus dan bakteri lainnya. 

Kapan Ruam Merah-Merah pada Kulit Bayi Perlu Dibawa ke Dokter?

Umumnya, bintik merah pada kulit bayi yang disebabkan oleh infeksi akan disertai dengan gejala-gejala lain. Oleh karena itu, waspadai jika bayi menunjukkan tanda atau ciri seperti:

  • Demam tinggi lebih dari 5 hari.

  • Leher kaku.

  • Kulit yang terdampak melepuh atau mengelupas.

  • Diare dan/atau sakit perut.

  • Rewel dan menangis yang susah ditenangkan.

  • Peradangan pada selaput mukosa (selaput lendir di lubang hidung, dalam bibir, kelopak mata, telinga, hingga daerah kemaluan serta anus).

  • Gangguan pernapasan berat, misalnya sesak napas atau napas memburu. 

Bintik merah pada kulit bayi merupakan suatu masalah yang harus segera dicari penyebabnya. Jadi, apabila keadaan semakin gawat dapat dengan cepat ditangani. 

Oleh karena itu, orang tua sebaiknya perlu memperhatikan kesehatan kulit pada bayi, ya. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter bila Mama memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tertentu seputar kesehatan bayi dan kondisi kulitnya. Dokter dapat menentukan pengobatan yang paling tepat dan efektif berdasarkan penyebab utamanya.

Semoga informasi di atas dapat membantu ya, Ma! Mama juga bisa kunjungi Health & Immune checker akibat masalah kulit selama di rumah.

  1. IDAI | Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella (MR). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/daftar-pertanyaan-seputar-imunisasi-campak/measles-dan-rubella-mr
  2. IDAI | Apakah Infeksi Campak? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak
  3. Babies and heat rashes Information | Mount Sinai - New York. (2023). Mount Sinai Health System. https://www.mountsinai.org/health-library/special-topic/babies-and-heat-rashes#:~:text=Heat%20rash%20occurs%20in%20babies,glands%20cannot%20clear%20the%20sweat
  4. Is that acne on my baby’s face? (2013). Aad.org. https://www.aad.org/public/diseases/acne/really-acne/baby-acne
  5. Consolini, D. M. (2022, November 2). Rash in Infants and Young Children. MSD Manual Professional Edition; MSD Manuals. https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/symptoms-in-infants-and-children/rash-in-infants-and-young-children
  6. Baby acne: Treat with a dose of patience-Baby acne - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/baby-acne/symptoms-causes/syc-20369880
  7. Clinic, C. (2022). Hives: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8630-hives
  8. Marcin, A. (2019, August 29). How to Recognize and Treat Different Types of Diaper Rash. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/types-of-diaper-rash#irritant-dermatitis
  9. NHS Choices. (2023). Heat rash (prickly heat). https://www.nhs.uk/conditions/heat-rash-prickly-heat/
  10. Heat Rash. (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/heat-rash/
floating-icon