Banyak orang tua enggan memberikan anaknya jenis makanan tertentu, seperti kacang, telur, dan ikan, untuk menghindari reaksi alergi pada anak. Padahal, jika diberikan dengan tepat, pemberian makanan pencetus alergi justru bisa mengurangi risiko terjadinya alergi pada anak. Anak-anak yang memiliki alergi makanan bisa mengalami reaksi alergi, seperti gatal, ruam, sakit perut, pembengkakan di wajah, mengi, pilek, dan sesak napas, setelah mengonsumsi makanan tertentu. Jenis makanan yang dapat mencetuskan alergi pada setiap anak pun berbeda-beda.
Karena reaksi alergi bisa menimbulkan gejala yang mengkhawatirkan dan bahkan bisa berakibat fatal, misalnya pada reaksi anafilaksis, maka tak heran jika banyak orang tua melarang anaknya untuk makan makanan tertentu agar tidak sampai mengalami alergi.
Hingga saat ini, penyebab pasti mengapa seseorang bisa memiliki alergi terhadap makanan masih belum diketahui dengan jelas. Namun, fakta menunjukkan bahwa munculnya alergi diturunkan dari orang tua ke anak.
Dengan kata lain, bila Mama atau Papa memiliki alergi, ada kemungkinan Si Kecil juga akan memiliki alergi.
Fakta di Balik Makanan Pencetus Alergi
Salah satu cara yang dipercaya dapat mencegah anak mengalami gejala alergi adalah dengan tidak memberikan jenis makanan yang sering mencetuskan alergi, seperti seafood, telur, susu sapi, dan kacang.
Padahal, jika tidak mendapatkan beragam makanan yang kaya nutrisi, termasuk makanan yang berpotensi memicu alergi, anak berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Lagi pula, sudah ada sejumlah penelitian yang menemukan fakta menarik bahwa memberikan anak jenis makanan yang sering menyebabkan reaksi alergi justru dapat mengurangi risikonya untuk terkena alergi.
Jika Mama khawatir Si Kecil akan mengalami alergi makanan tetapi dia belum menunjukkan tanda-tanda alergi terhadap makanan tertentu, tidak ada salahnya untuk memberikan Si Kecil makanan yang sering menimbulkan reaksi alergi. Namun, pastikan Mama melakukannya dengan benar ya.
Daftar Makanan yang Sering Menyebabkan Alergi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 70 jenis makanan yang diketahui dapat memicu alergi. Beberapa jenis makanan yang disebut berisiko tinggi menimbulkan reaksi alergi pada anak adalah
Seafood, seperti ikan laut, udang, kerang, dan kepiting.
- Telur.
- Susu sapi.
- Tepung jagung (maizena).
- Kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan kacang kedelai.
- Makanan yang mengandung gluten, seperti gandum dan tepung terigu.
Tips Memperkenalkan Makanan Pencetus Alergi pada Anak
Mama dan Papa bisa memperkenalkan makanan pencetus alergi sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) ketika Si Kecil sudah berusia 6 bulan. Saat memberikan makanan ini kepada Si Kecil, ikutilah tips-tips berikut ini:
1. Perhatikan kualitas makanan
Pastikan makanan yang akan diberikan kepada Si Kecil berkualitas baik, sudah dicuci sampai bersih, dan dimasak hingga benar-benar matang. Jika tidak, kuman yang mungkin masih tertinggal di makanan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh Si Kecil dan menyebabkan infeksi.
2. Pantau reaksinya
Sebelum menambahkan makanan pencetus alergi ke dalam menu MPASI, coba lakukan percobaan terlebih dulu dengan mengoleskan makanan tersebut ke bibir Si Kecil.
Setelah dioleskan, tunggu beberapa menit. Jika Si Kecil tidak menunjukkan reaksi alergi, Mama dan Papa bisa mulai memberikan makanan tadi kepada Si Kecil, sambil terus memantau reaksinya.
Perkenalkan hanya satu jenis makanan pencetus alergi pada satu waktu, jangan sekaligus. Dengan begitu, jika muncul reaksi alergi pada Si Kecil, Mama dan Papa dapat memastikan makanan apa yang menjadi pencetusnya. Jika ingin memberikan jenis makanan baru, Mama dan Papa harus memberi jeda 3-5 hari dulu.
Baca Juga: Nutrisi Untuk Mengurangi Risiko Alergi Pada Balita
3. Awali dengan porsi kecil
Hindari memberikan Si Kecil makanan pencetus alergi langsung dalam jumlah banyak. Awali dengan porsi kecil, misalnya dengan mencampurkan sedikit telur ke bubur atau makanan yang biasa ia konsumsi.
Apabila Si Kecil tidak mengalami gejala alergi, tambahkan porsi makanan tersebut secara bertahap. Berikan makanan ini setidaknya 2 kali dalam seminggu secara rutin hingga usianya 1 tahun.
4. Catat jenis makanan yang aman untuk Si kecil
Ketika memberikan makanan kepada Si Kecil, catatlah jenis makanannya, beserta waktu pemberian dan jumlah makanan yang diberikan. Jika Si Kecil mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu, hentikan pemberian makanan tersebut dan catat reaksi alergi apa saja yang muncul.
Dengan membuat catatan tersebut, Bunda akan lebih mudah mengingat jenis makanan apa yang aman dan jenis makanan apa yang dapat mencetuskan alergi pada Si Kecil.
Secara garis besar, membiasakan Si Kecil mengonsumsi makanan pencetus alergi memang bisa mengurangi risikonya untuk mengalami alergi makanan. Namun, ini perlu dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Akan lebih baik jika Mama dan Papa melakukannya setelah berkonsultasi dulu dengan dokter anak.
Jika setelah mengonsumi makanan tertentu Si Kecil mengalami reaksi alergi yang parah, seperti bengkak-bengkak di wajah, batuk dan sesak napas, atau tampak lemas, segeralah bawa Si Kecil ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Sebagai langkah awal, Mama bisa mencari tahu informasi terkait alergi Si Kecil dengan memanfaatkan tools yang tersedia di situs Nutriclub yaitu Kenali Alergi Si Kecil Dari Gejala-Gejala. Pada tools ini Mama bisa mengetahui informasi awal tentang gejala alergi yang mungkin diidap oleh Si Kecil.
Selain itu ada pula tools Allergy Risk Screener untuk mengetahui secara dini apakah ada kemungkinan Si Kecil memiliki alergi atau tidak karena faktor keturunan baik dari Papa, Mama, atau saudara kandungnya.