Salah satu kekhawatiran banyak Mama ketika memulai MPASI adalah risiko alergi pada bayi. Mengapa MPASI bisa membuat alergi? Lalu, apa ciri alergi pada bayi MPASI dan bagaimana menanganinya?
Kenapa MPASI Bisa Menyebabkan Alergi?
MPASI bisa menyebabkan alergi ketika di dalamnya mengandung alergen, yaitu bahan pemicu munculnya gejala alergi.
Bahan makanan yang rentan menimbulkan alergi adalah susu, telur, makanan laut, kacang-kacangan, gandum, dan kedelai.
MPASI dapat menimbulkan alergi karena sistem imun tubuh bayi salah mengira protein di dalam bahan makanan sebagai zat yang berbahaya.
Ciri-Ciri Bayi Alergi MPASI
Gejala alergi MPASI pada umumnya akan muncul dalam beberapa menit hingga 1 jam setelah mengonsumsinya. Apa saja reaksi alergi pada bayi MPASI?
- Biduran (bintik-bintik merah gatal).
- Muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Ruam merah.
- Eksim.
- Hidung berair.
- Mata merah, gatal dan berair.
- Rasa gatal di sekitar mulut.
- Pembengkakan area wajah terutama bibir, kelopak mata, dan lidah.
Baca Juga: 8 Penyebab Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Gejala Berat Alergi MPASI
Dalam beberapa kasus, gejala alergi dapat berubah menjadi syok anafilaksis yang sifatnya serius dan dapat mengancam keselamatan jiwa. Berikut ini ciri-ciri syok anafilaksis pada bayi:
- Tenggorokan membengkak dan menyempit sehingga bayi ngeces (drolling).
- Kesulitan bernapas atau timbul mengi (napas dengan suara “ngik” tinggi).
- Suara si Kecil serak.
- Batuk-batuk.
- Tekanan darah rendah.
- Terlihat pucat.
- Tubuh si Kecil menjadi lunglai.
Cara Menangani Alergi pada Bayi MPASI
Berikut ini beberapa hal yang perlu Ibu lakukan ketika si Kecil menunjukkan reaksi alergi pada MPASI yang baru saja dikonsumsinya:
1. Hentikan Pemberian Makanan Pemicu Alergi
Segera hentikan pemberian MPASI-nya jika si Kecil langsung menunjukkan gejala setelah makan.
Catat jenis makanan apa saja yang kira-kira menjadi alergen dan dokumentasikan gejala alerginya. Bisa di foto atau video.
Setelah itu, amati perkembangan gejala alergi yang dialami si Kecil. Jika ia menunjukkan tanda syok anafilaksis, segera bawa si Kecil ke rumah sakit terdekat.
2. Redakan Gejalanya
Mama dapat mencoba perawatan rumahan untuk meredakan gejala alergi pada bayi MPASI yang ringan, seperti ruam merah, biduran, eksim, hidung berair, hingga mata merah, gatal dan berair.
Sebagai contoh, kulit bayi yang merah dan gatal-gatal bisa dioleskan losion caladine atau salep zinc oxide.
Jika hidung bayi tersumbat dan berair, coba manfaatkan uap hangat dari baskom untuk dihirup si Kecil atau mandikan dalam bak air hangat.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Alergi pada Bayi
3. Memberikan Obat dari Dokter
Jika kondisi alergi si Kecil cukup parah, dokter dapat meresepkan suntikan adrenaline yang biasanya disebut dengan EpiPen.
Obat tersebut hanya diberikan bila alergi yang muncul parah sehingga berisiko terjadi syok anafilaksis atau gejala alergi berat yang mengancam nyawa.
Setelah itu, segera bawa si Kecil ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan medis.
Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan Tim Ahli tentang cara menangani reaksi alergi pada bayi, Mama bisa menghubungi Nutrilon Expert Advisor kapanpun dibutuhkan.
Tips Mencegah Alergi pada Bayi MPASI
Untuk mencegah terjadinya alergi, Mama dapat mengikuti tips berikut ini sebelum memberikan MPASI pada si Kecil:
1. Berikan MPASI Tepat Waktu
Untuk mengurangi risiko alergi MPASI, Mama perlu memberikan ASI eksklusif dan mengenalkan makanan padat pertama tepat waktu, yaitu saat bayi berusia 6 bulan.
Kemudian, secara bertahap, Mama perlu mengenalkan makanan tinggi risiko alergi sebelum si Kecil berusia 1 tahun.
2. Awali MPASI dengan Beras
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), mengawali pemberian makanan padat sebaiknya dari menu yang terbuat dari beras untuk mengurangi risiko alergi pada bayi MPASI.
Beras merupakan bahan makanan yang sifatnya paling hipoalergenik sehingga paling rendah risiko alerginya.
Selanjutnya, tunda pemberian makanan yang terbuat dari gandum dan serealia hingga usia si Kecil memasuki 8 bulan untuk menghindari risiko alergi dan masalah pencernaan.
3. Kenalkan Makanan Satu per Satu
Saat memulai MPASI, perkenalkan makanan satu per satu tanpa dicampur bahan makanan lainnya untuk memudahkan Mama mengetahui makanan apa yang menjadi pemicu reaksi alergi.
Pertama, berikan MPASI tinggi risiko alergi dalam porsi kecil. Jika si Kecil tidak menunjukkan reaksi alergi, tingkatkan porsinya secara bertahap selama 2 kali dalam seminggu.
Baca Juga: Nutrisi Untuk Mengurangi Risiko Alergi Pada Balita
4. Mengoleskan MPASI di Bibir
Selain memberikan MPASI tinggi risiko alergi secara tunggal, Mama juga bisa mengetes alergi dengan mengusapkan sedikit MPASI di bibir bayi.
Apabila setelah beberapa menit si Kecil tidak menunjukkan reaksi alergi, kemungkinan besar MPASI tersebut aman untuk dimakan.
Namun, cara ini tidak akan efektif jika dilakukan di bagian kulit yang lain ya, Ma.
5. Perkenalkan MPASI di Pagi Hari
Cara lain yang dapat Mama lakukan untuk mencegah alergi pada bayi MPASI adalah memperkenalkannya di pagi hari atau di siang hari.
Pilihlah hari dimana Mama, Papa, atau pengasuh dapat mengamati reaksi si Kecil terhadap MPASI tinggi risiko alergi dengan seksama selama 2 jam setelah pemberiannya.
Pemilihan waktu ini akan memudahkan Mama, Papa, atau pengasuh untuk menghubungi atau membawa si Kecil ke dokter apabila ada reaksi alergi yang terjadi.
6. Berikan Secara Rutin
Jika si Kecil telah diperkenalkan kepada MPASI tinggi risiko alergi dan baik-baik saja, teruskan pemberiannya secara rutin 1-3 kali dalam seminggu.
Hindari langsung menghentikan pemberiannya setelah tahu ia tidak alergi. Hal ini digunakan untuk mencegah berkembangnya risiko alergi terhadap makanan tersebut di kemudian hari.
7. Perkenalkan Kembali Alergen
Jika si Kecil sudah dipastikan alergi terhadap satu jenis makanan, Mama bisa mengenalkan kembali setelah menghentikannya sementara. Akan tetapi, harus atas persetujuan dan pengawasan dokter spesialis alergi anak.
Reaksi alergi tidak dapat diprediksi, dan anak yang tadinya hanya mengalami gejala ringan mungkin bisa mengalami reaksi yang lebih parah di kemudian hari.
Dokter dapat memandu Mama tentang cara terbaik untuk melanjutkan pemberian MPASI, dan mungkin merekomendasikan strategi reintroduksi secara medis.
8. Selalu Baca Label Kemasan
Sebelum memberikan makanan kemasan pada bayi, pastikan Mama selalu membaca komposisi pada label kemasan.
Pada umumnya, makanan tinggi risiko alergi akan dicetak tebal sehingga lebih mudah dibaca. Hal ini sangat penting untuk meminimalisir paparan alergen.
9. Pastikan Orang Terdekat Tahu
Mama dan Papa perlu memberi tahu pengasuh, kakek dan nenek, serta anggota keluarga terdekat lainnya mengenai penyebab serta ciri alergi pada bayi MPASI secara detail.
Dengan begitu, mereka tahu makanan apa saja yang tidak boleh diberikan pada si Kecil dan cara memberikan pertolongan pertama jika dibutuhkan.
Mama juga dapat membekali anggota keluarga dengan cara-cara mengoptimalkan imunitas si Kecil dengan mengunduh Ebook 1000 HPK secara gratis dan share ke orang-orang terdekat.