Loading...
Proses terjadinya alergi - Nutriclub.
Imunitas

Proses Terjadinya Alergi dan Cara Mencegahnya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Apa Itu Alergi?
  • Bagaimana Proses Terjadinya Alergi?
  • Apakah Alergi Bisa Disembuhkan?
  • Bagaimana Cara Mencegah Alergi?

Mama perlu mempelajari proses terjadinya alergi pada anak dan cara efektif mencegahnya agar si Kecil bisa bertumbuh kembang optimal. Yuk, simak pembahasan lengkapnya!

Apa Itu Alergi?

Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem imun ketika terpapar zat tertentu yang dianggap berbahaya, meskipun sebenarnya tidak. Zat ini disebut sebagai alergen.

Zat yang dapat memicu reaksi alergi antara lain: 

  • Protein dalam makanan (susu, kacang, ikan, telur, kedelai, dan gandum). 
  • Partikel kecil dalam udara (debu, serbuk sari, tungau debu, bulu hewan, spora jamur). 
  • Lateks (sarung tangan karet, karet pada baju, bola plastik, karet gelang).
  • Zat kimia dalam parfum, sabun mandi, deterjen, pewangi pakaian, dan lainnya. 
  • Sengatan serangga (tawon atau lebah). 
  • Obat-obatan (penisilin atau antibiotik yang berbahan dasar penisilin).

Bagaimana Proses Terjadinya Alergi?

Proses terjadinya alergi terjadi secara bertahap sehingga gejalanya mungkin tidak muncul seketika. Berikut adalah tahapan terjadinya alergi sejak dari paparan pertama sampai muncul gejala: 

1. Tubuh Terpapar Alergen

Alergen adalah zat yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. 

Namun, sistem imun anak dapat salah mengira zat tersebut sebagai ancaman, sehingga sistem imun mereka memberikan respon perlawanan secara tidak normal.

Anak dapat terpapar alergen lewat jalur konsumsi mulut, melalui saluran napas (terhirup), atau kontak dengan kulit. 

2. Sistem Imun Memproduksi Antibodi

Proses terjadinya alergi dimulai ketika tubuh mendeteksi alergen. Segera setelahnya, sel-sel imun seperti limfosit B bereaksi dengan memproduksi antibodi spesifik yang disebut imunoglobulin E (IgE).

Antibodi ini melekat pada sel mast dan basofil, yang merupakan sel yang terlibat dalam reaksi alergi.

Antibodi ini juga bertugas untuk mengenali dan mengingat alergen sehingga tubuh dapat merespons lebih cepat saat terpapar lagi di masa mendatang.

Baca Juga: Macam-Macam Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya

3. Tubuh Memproduksi Histamin

Saat bertemu dengan alergen, antibodi IgE akan mengikat diri pada alergen tersebut lalu memicu sel mast dan basofil melepaskan histamin.

Sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh, histamin seharusnya memicu respons inflamasi yang dirancang untuk melawan "ancaman” dan mengeluarkan zat yang dianggap berbahaya.

Namun, pada anak yang memiliki alergi respons histamin justru sering kali berlebihan dan menyebabkan reaksi alergi. 

4. Muncul Reaksi Alergi

Dalam proses terjadinya alergi, histamin memengaruhi berbagai jaringan tubuh seperti pembuluh darah, ujung saraf di kulit, dan membran mukosa di mata, bibir, serta tenggorokan.

Histamin membuat pembuluh darah melebar dan bocor, menyebabkan cairan darah masuk ke jaringan, sehingga timbul pembengkakan dan kemerahan pada area yang terpapar alergen.

Zat ini juga meningkatkan produksi lendir di saluran pernapasan yang mengakibatkan hidung meler dan tersumbat.

Selain itu, histamin dapat menyebabkan otot polos di saluran napas menyempit, menimbulkan sesak napas. Histamin juga memicu reaksi alergi gatal pada kulit, mata, atau tenggorokan dengan merangsang ujung saraf sensorik.

Apakah Alergi Bisa Disembuhkan?

Alergi tidak bisa benar-benar disembuhkan, karena proses terjadinya alergi disebabkan oleh respons berlebihan sistem imun terhadap alergen tertentu dan kecenderungan ini biasanya bersifat permanen.

Namun, gejalanya bisa dikontrol agar tidak sering kambuh dengan manajemen penghindaran yang tepat. Ketika kambuh, keparahan reaksi alergi juga bisa diminimalisir dengan pengobatan alergi yang tepat.

Seiring berjalannya waktu, sistem imun tubuh si Kecil juga mungkin semakin kuat sehingga keparahan gejala alergi anak bisa berkurang.

Bagaimana Cara Mencegah Alergi?

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Mama lakukan untuk mencegah terjadinya alergi: 

1. Mencari Tahu Penyebab Alergi

Mama perlu mencari tahu penyebab alergi anak dengan mengamati rutinitas harian si Kecil dan makanan apa saja yang setiap hari dikonsumsinya.

Perhatikan apakah ada perubahan yang dibuat si Kecil dan apakah ada gejala khusus yang muncul setiap kali si Kecil mengubah kebiasaannya.

Catat setiap reaksi alergi yang muncul beserta jenis alergen yang dicurigai. Lengkapi juga dengan foto atau video. Kemudian bawa catatan tersebut ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai alergi anak dengan tim ahli, Mama bisa langsung menghubungi Nutrilon Expert Advisor

 2. Hindari Paparan Alergen

Kalau Mama sudah mengetahui pemicu alergi si Kecil, sebisa mungkin jauhkan alergen tersebut.

Misalnya si Kecil alergi debu, alih-alih mengajak si Kecil bermain di taman kota yang dekat dengan polusi, ajak pergi ke perpustakaan atau mall untuk menghindari gejala biduran pada anak.

Jika si Kecil alergi susu sapi, maka ganti dengan susu soya dan hindari semua makanan yang mengandung susu seperti keju, yogurt, dan roti isi krim susu. 

3. Selalu Baca Label Komposisi

Jika si Kecil alergi makanan tertentu, pastikan Mama membaca label komposisi yang tertera pada kemasan. Bahkan pada makanan yang tampak tidak mengandung alergen.

Biasanya bahan makanan tinggi risiko alergi akan dicetak tebal sehingga lebih mudah ditemukan oleh konsumen. 

Jika sedang makan di restoran jangan lupa menanyakan bahan apa saja yang digunakan untuk memasak. Jadi, Mama bisa memastikan makanan yang dipesan bebas dari alergen.

4. Selalu Jaga Kebersihan Rumah 

Untuk mencegah proses terjadinya alergi akibat menghirup atau terpapar partikel debu di udara, pastikan Mama rajin menyedot debu di atas permukaan furnitur berkain seperti karpet dan sofa.

Kemudian, cuci sprei, sarung bantal, dan selimut seminggu sekali dengan air panas 54,4 °C. Jangan lupa mengganti gorden rumah secara berkala dan jaga kelembapan udara agar rumah bebas spora jamur. 

Baca Juga: 11 Cara Tradisional Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak

5. Pilih Mainan yang Bisa Dicuci

Jauhkan boneka dan mainan berbulu lainnya dari anak yang alergi debu. 

Untuk mainan yang lain, rutinlah mencucinya dengan air panas dan dikeringkan dengan baik. Paling tidak, permukaan mainan bisa dilap dengan cairan antiseptik supaya tidak memicu alergi. 

6. Ajak Anak Memakai Masker

Guna mencegah proses terjadinya alergi terhadap partikel kecil di udara, Mama bisa meminta anak di atas usia 2 tahun untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. 

Terlebih lagi jika si Kecil perlu berada di lingkungan yang tinggi polusi udara. Selain mencegah alergi, pemakaian masker juga bisa cegah penularan beberapa jenis penyakit infeksi. 

7. Informasikan Alergi Anak pada Orang Terdekat 

Mama perlu memberi informasi detail kepada orang-orang di sekitar anak (pengasuh, kakek-nenek, guru, petugas daycare, paman-bibi) mengenai alergi yang dideritanya. 

Dengan begitu, mereka tahu betul alergen yang harus dihindari dan apa pertolongan pertama yang harus diberikan jika si Kecil menunjukkan reaksi alergi. 

8. Memasang Allergy Card

Mungkin suatu hari si Kecil perlu mengikuti aktivitas di lingkungan baru tanpa didampingi oleh orang terdekatnya. 

Dalam kondisi ini, Mama bisa membekali si Kecil dengan allergy card berisi detail alergi anak. Ajari untuk menunjukkannya pada orang dewasa yang berada dilokasi aktivitas. 

Mama bisa bekali anak dengan gantungan kunci, kalung, atau gelang berisi barcode (berlabel alergi) yang siap di scan

9. Sediakan Obat Alergi di Rumah

Jika dokter sudah mengetahui jenis alergi yang biasa dialami anak, mungkin ia akan meresepkan obat untuk digunakan di rumah saat alergi si Kecil kambuh. 

Obat yang mungkin diberikan oleh dokter meliputi antihistamin atau steroid (untuk rhinitis dan konjungtivitis alergi). Biasanya berbentuk tablet, semprotan hidung, atau suntikan. 

Untuk reaksi alergi di kulit mungkin dokter akan memberikan krim atau losion. Sedangkan untuk pertolongan pertama syok anafilaksis dokter mungkin meresepkan epinephrine injection.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Alergi pada Kulit Anak

10. Imunoterapi 

Imunoterapi dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi keparahan reaksi alergi terhadap serbuk sari, tungau debu, dan racun serangga. 

Untuk melakukan terapi ini, dokter akan memaparkan alergen sedikit demi sedikit. Caranya dengan menyuntikkan alergen di bawah kulit. 

Bisa juga dengan cara meletakkan alergen berbentuk tablet atau tetes di bawah lidah. Namun, terapi ini memerlukan konsistensi dalam jangka waktu yang cukup panjang, yaitu 3-5 tahun. 

Itulah beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk mencegah proses terjadinya alergi pada anak. Mama juga bisa temukan langkah tepat lain untuk tingkatkan sistem imun anak dengan mengunduh Ebook Imunitas di 1000 HPK.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Editorial Team. Allergies - Symptoms and causes. (2024). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/allergies/symptoms-causes/syc-20351497
  2. Editorial Team. Health. (2022). Allergies. Vic.gov.au. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/allergies
  3. Editorial Team. NCI Dictionary of Cancer Terms. (2024). Cancer.gov. https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/mast-cell
  4. Editorial Team. Overview: Allergies. (2023, August 8). Nih.gov; Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK447112/
  5. Nichols, H. (2021, March 30). Are allergies permanent? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-get-rid-of-allergies#summary
  6. Editorial Team. Dust mite allergy-Dust mite allergy - Diagnosis & treatment - Mayo Clinic. (2021). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dust-mites/diagnosis-treatment/drc-20352178
  7. Editorial Team. Seasonal allergies: Nip them in the bud. (2024). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hay-fever/in-depth/seasonal-allergies/art-20048343
  8. Editorial Team. Face Masks for Children During COVID-19. (2020, August 13). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/COVID-19/Pages/Cloth-Face-Coverings-for-Children-During-COVID-19.aspx
  9. Editorial Team. Allergy Prevention. (2022, November 14). Asthma & Allergy Foundation of America. https://aafa.org/allergies/prevent-allergies/
Artikel Terkait