Loading...
3-mitos-dan-fakta-seputar-vaksinasi-bayi_large
Imunitas

3 Mitos dan Fakta Seputar Vaksinasi Bayi

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Mitos #2

Vaksin merupakan pendukung kesehatan yang berperan penting dalam memproteksi tubuh bayi dari serangan penyakit.

Namun pada beberapa tahun belakangan, fakta menunjukkan bahwa mulai banyak ditemukan orang tua yang menolak untuk memberikan vaksin kepada anaknya. Kathryn Edwards, M.D., juru bicara untuk National Network for Immunization Information menegaskan bahwa, "Virus penyakit itu tidak terlihat, maka banyak yang tidak memikirkannya. Jadi orang-orang tidak melihat peran penting dari vaksin."

Vaksin sangat diperlukan oleh tubuh si Kecil agar tidak terkena penyakit seperti campak dan polio. Namun, Ada banyak mitos dan kesalahpahaman mengenai keamanan vaksinasi. Berikut adalah fakta tentang vaksinasi:


Did you know?

"Imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan perorangan terhadap penyakit, melainkan juga membentuk kekebalan tubuh, sehingga penting untuk memberikan Imunisasi pada anak sesuai jadwal."

dr. Vicka Farah Diba, Msc, SpA

Mitos #1: Jangan vaksin si Kecil saat badannya sedang demam ringan


- Fakta: Ibu harus menunda jadwal vaksin si Kecil bila ia sedang mengalami demam tinggi

- Penjelasan: Studi menunjukan bahwa demam ringan tidak akan mengurangi kemampuan si Kecil untuk bereaksi dengan benar atas vaksin yang ia terima.

"Demam, infeksi saluran pernafasan, atau diare yang masih berada di tahap ringan tidak bisa menjadi alasan untuk menunda vaksin," kata Margaret Rennel, M.D., Ketua Komite untuk Infectious Diseases di American Academy of Pediatrics (AAP).

Mitos #2

Mitos #2: Vaksinasi bisa tumpang tindih dengan sistem imun si Kecil


- Fakta: Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tahun 2014 terdapat 14 jenis vaksin yang harus diberikan pada anak usia 0-18 tahun. Jangan khawatir vaksinasi akan mengganggu imunitas tubuh si Kecil, karena dibandingkan dengan virus dan bakteri yang si Kecil hadapi sehari-hari, vaksin itu seperti setetes air di lautan luas.

- Penjelasan: Anak-anak memiliki kapasitas yang besar untuk bereaksi dengan aman terhadap tantangan sistem imun yang datang dari vaksin. "Tubuh si Kecil dibombardir dengan banyaknya tantangan bakteri, yang ia temui sehari-hari," ujar Paul Offit, M.D., Direktur Vaccine Education Center di Children's Hospital of Philadelphia.


Mitos #3: Waktu terbaik untuk mulai memberikan vaksin adalah saat si Kecil sudah tumbuh besar

Fakta: Jadwal imunisasi dirancang untuk menjaga si Kecil dari penyakit sejak masa paling rentan. Jika Ibu menunda pemberian vaksin, mungkin Ibu akan melewatkan masa paling rentan dari serangan suatu penyakit 

Penjelasan: Ikuti dengan baik jadwal imunisasi dari dokter, karena jadwal telah dirancang berdasarkan riset yang akurat. "Saat Ibu keluar dari jadwal yang telah ditetapkan, itu artinya Ibu telah menempatkan si Kecil pada risiko," kata Thomas Saari, M.D., professor of pediatrics di University of Wisconsin Medical School, Madison.

Fakta Vaksinasi 
Fakta mengatakan apabila si Kecil mengalami salah satu keadaan di bawah ini, maka ia tidak harus mendapatkan vaksin, antara lain:
- Si Kecil mengonsumsi tablet steroid dosis tinggi
- Si Kecil sedang dalam perawatan kanker, seperti menjalani kemoterapi atau radioterapi
- Si Kecil memiliki tranplantasi organ dan sedang mengonsumsi obat yang mengandung immunosuppressant.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  • Gerber JS, Offit PA. Clin Infect Dis. 2009;48(4):456-461
  • Gust DA, et all. Pediatrics. 2008;122(4):718-725.
Artikel Terkait