Alergi dapat diturunkan dari orang tua kepada anak, sehingga banyak yang mengira alergi tidak bisa dicegah. Padahal, menjaga kesehatan Mama dan Si Kecil sejak masa kehamilan bisa membantu mencegah timbulnya alergi.
Nutrisi Selama Kehamilan dan Menyusui yang Penting untuk Sistem Imun
Alergi terjadi ketika sistem imun atau kekebalan tubuh bereaksi dengan zat-zat tertentu yang dianggap berbahaya oleh tubuh, walaupun sebenarnya tidak. Zat-zat tersebut dikenal dengan istilah alergen yang dapat ditemukan pada debu, binatang peliharaan, obat, dan makanan.
Reaksi alergi bisa bermacam-macam, antara lain gatal-gatal dan bentol, bibir bengkak, bersin-bersin, atau hidung tersumbat. Bahkan, reaksi alergi bisa menyebabkan syok dan berakibat fatal, yang dikenal dengan istilah reaksi anafilaksis. Reaksi ini bisa menyebabkan seseorang sesak napas hingga kehilangan kesadaran.
Guna mengurangi risiko terjadinya alergi pada Si Kecil, Mama dianjurkan untuk memenuhi nutrisi selama hamil dan menyusui agar pembentukan sistem imun tubuh menjadi optimal. Berikut ini adalah daftar nutrisi yang penting untuk sistem imun tubuh:
1. Protein
Protein membantu pertumbuhan otot, tulang, dan jaringan tubuh bayi. Selain itu, protein juga membentuk komponen sistem imun tubuh yang sangat penting, yaitu antibodi.
Bagi ibu hamil dan menyusui, protein sangat dianjurkan ada dalam menu makanan sehari-hari. Beberapa sumber protein yang disarankan adalah daging tanpa lemak, kacang-kacangan, telur, tahu dan tempe, serta ikan.
2. Asam folat
Pada dasarnya, asam folat dibutuhkan Si Kecil untuk membentuk materi genetik (DNA). Jadi, vitamin ini sangat penting dalam membentuk semua bagian dalam tubuhnya, termasuk otak, saraf tulang belakang, serta komponen-komponen sistem imun tubuh, misalnya sel darah putih. Makanan yang termasuk sumber asam folat adalah kacang-kacangan, sayuran hijau, dan jeruk.
3. Zat besi
Ibu hamil dan menyusui yang kekurangan zat besi bisa terkena anemia. Bila dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan Mama cepat lelah dan mudah terkena infeksi. Padahal, kondisi kesehatan Mama semasa kehamilan dan menyusui sangat memengaruhi perkembangan sistem imun Si Kecil.
Sumber zat besi yang dianjurkan antara lain daging tanpa lemak, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
4. Vitamin dan mineral
Vitamin A, B6, B12, C, D, dan kalsium, sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Selain untuk menunjang tumbuh kembang Si Kecil, vitamin dan mineral ini juga memiliki peranan dalam memperkuat sistem imun Mama sehingga tidak mudah sakit saat hamil ataupun menyusui.
Pada umumnya, kebutuhan vitamin dan mineral sudah bisa terpenuhi dari asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral antara lain jeruk, telur, tomat, brokoli, sayuran hijau, kentang, susu rendah lemak, ikan, dan kacang-kacangan.
5. Asam lemak omega-3
Konsumsi asam lemak omega-3 selama hamil dan menyusui terbukti dapat mencegah timbulnya alergi pada anak. Salah satu sumber omega-3 yang baik adalah ikan. Sebaiknya, ikan dikonsumsi sebanyak 3 porsi dalam seminggu.
Walaupun begitu, Mama dianjurkan untuk tetap mengikuti aturan memakan ikan. Terlalu banyak mengonsumsi ikan saat hamil dikhawatirkan bisa berdampak buruk pada janin. Selain dengan memakan ikan, Mama juga bisa mengonsumsi suplemen minyak ikan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3. Namun, pastikan hal tersebut atas anjuran dokter, ya.
Walaupun begitu, Mama dianjurkan untuk tetap mengikuti aturan memakan ikan. Terlalu banyak mengonsumsi ikan saat hamil dikhawatirkan bisa berdampak buruk pada janin. Selain dengan memakan ikan, Mama juga bisa mengonsumsi suplemen minyak ikan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3. Namun, pastikan hal tersebut atas anjuran dokter, ya.
6. Probiotik
Meski belum diketahui secara pasti dosis dan cara penggunaannya, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi probiotik selama kehamilan dan menyusui dapat mencegah alergi pada anak. Di samping itu, konsumsi probiotik juga bermanfaat untuk sistem pencernaan Mama.
Mama tidak perlu pantang untuk mengonsumsi makanan tertentu. Banyak Mama hamil beranggapan bahwa menghindari makanan pencetus alergi, seperti udang dan telur, dapat mengurangi risiko anaknya memiliki alergi.
Padahal, bila tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut, Mama hamil tidak perlu menghindarinya. Menghindari makanan tertentu tidak terbukti dapat mencegah alergi pada anak, malah bisa menyebabkan Mama hamil kekurangan gizi.
Mama tidak perlu pantang untuk mengkonsumsi makanan tertentu. Banyak ibu hamil beranggapan bahwa menghindari makanan pencetus alergi, seperti udang dan telur, dapat mengurangi risiko anaknya memiliki alergi.
Padahal, bila tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut, ibu hamil tidak perlu menghindarinya. Menghindari makanan tertentu tidak terbukti dapat mencegah alergi pada anak, malah bisa menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi.
Mencegah Alergi pada Bayi yang Memiliki Riwayat Alergi dalam Keluarga
Alergi memang bisa diturunkan secara genetik dari orang tua ke anak. Hal ini sering menyebabkan orang tua khawatir kalau-kalau anaknya juga memiliki alergi, sehingga melakukan berbagai cara untuk mencegahnya. Namun, upaya pencegahan yang berlebihan justru bisa merugikan anak, lho.
Untuk mencegah alergi pada Si Kecil jika Mama atau Papa memiliki alergi, terapkan tips berikut ini:
1. Tidak merokok selama hamil dan menyusui
Asap rokok yang dihirup Mama hamil, baik langsung maupun tidak langsung, dapat mengganggu perkembangan paru-paru janin. Tidak hanya itu, merokok selama hamil pun dapat menurunkan daya tahan tubuh Mama maupun Si Kecil di dalam kandungan. Hal ini bisa membuat Si Kecil lebih mudah terkena penyakit infeksi dan asma di kemudian hari.
Ditambah lagi, paparan asap rokok terbukti dapat meningkatkan risiko bayi mengalami alergi makanan, bahkan hingga usianya 16 tahun. Oleh karena itu, pastikan lingkungan di sekitar Mama dan Si Kecil selalu bebas asap rokok ya.
2. Memberikan ASI eksklusif
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti tumbuh lebih sehat dan lebih tahan terhadap serangan penyakit, sehingga risikonya untuk mengalami alergi pun akan lebih kecil.
Oleh karena itu, tetap usahakan untuk memberikan Si Kecil ASI eksklusif hingga usianya 6 bulan. Pastikan asupan makanan Mama sehingga dapat memperlancar pemberian ASI eksklusif. Apabila karena kondisi tertentu ASI tidak dapat diberikan, silahkan konsultasikan ke dokter anak untuk pemenuhan nutrisi si Kecil ya.
3. Memberikan MPASI yang lengkap
Memasuki usia 6 bulan, Si Kecil sudah diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Mama dianjurkan untuk memberikan Si Kecil makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta tidak membatasinya mengonsumsi makanan apa pun.
Dengan kata lain, Mama tidak perlu menghindarkan Si Kecil dari makanan yang umumnya bisa memicu reaksi alergi, sampai ia terbukti memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Pengenalan makanan ini sejak dini justru terbukti dapat mengurangi risiko anak mengalami alergi di kemudian hari, lho.
Risiko Si Kecil untuk terkena alergi bisa diminimalkan dengan asupan nutrisi yang baik sejak ia dalam kandungan, serta kondisi lingkungan yang sehat dan bebas dari polusi. Mama atau Papa dapat mengecek besar risiko alergi si Kecil dengan tool Allergy Risk Screener by Nutriclub.
Selain itu, Mama juga dapat mengetahui apa saja risiko gejala alergi yang bisa dialami oleh Si Kecil dengan mengakses tools Kenali Alergi Si Kecil Dari Gejala-Gejala. Bila Mama atau Papa telah mengetahui risiko alergi si Kecil dan ingin agar ia terhindar dari penyakit ini, konsultasikanlah dengan dokter mengenai upaya pencegahan yang bisa dilakukan, bahkan saat masih merencanakan kehamilan.
Semoga bermanfaat ya, Ma!