Loading...
artikel2
Imunitas

Jadwal Vaksin Wajib dan Tambahan untuk Bayi 0-12 Bulan

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: dr. Isman Jafar, Sp.A (K)

Diterbitkan: 23 Juni 2020


  • Jadwal Vaksin Wajib dari IDAI 2024 untuk Bayi Usia 0-12 Bulan 
  • Jadwal Imunisasi Tambahan untuk Bayi 

Imunisasi penting diberikan pada bayi segera setelah ia lahir ke dunia. Imunisasi sendiri adalah cara untuk memperkuat kekebalan tubuh bayi dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah mati atau dilemahkan.  

Setelah vaksin masuk, sistem imun tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan penyakit menular, seperti polio, difteri, campak, dan hepatitis. Masing-masing jenis vaksin perlu diberikan sesuai jadwal guna memberikan efek perlindungan yang maksimal. 

Yuk, cari tahu jadwal imunisasi atau vaksin untuk bayi usia 0-12 bulan berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan World Health Organization (WHO) di sini! 

Jadwal Vaksin Wajib dari IDAI 2024 untuk Bayi Usia 0-12 Bulan 

Di Indonesia ada beberapa jenis vaksin yang wajib diperoleh bayi sebelum usianya genap 1 tahun.  

Berikut ini adalah kelima jenis imunisasi wajib yang perlu diberikan sesuai usia si Kecil beserta jadwalnya yang telah ditetapkan pemerintah: 

1. Vaksin Hepatitis B (HB) 

Vaksin Hepatitis B digunakan untuk melindungi bayi dari infeksi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati. Pengerasan hati dapat berujung pada gagal fungsi hati hingga kanker.  

Vaksin atau imunisasi HB diberikan 4 kali, yaitu:

  • Dosis pertama: segera setelah bayi lahir atau kurang dari 12 jam setelah kelahiran. Sebelum divaksin, bayi perlu diberikan suntikan vitamin K1 lebih dulu.  
  • Dosis ke-2: usia 2 bulan.
  • Dosis ke-3: usia 3 bulan.
  • Dosis ke-4: usia 4 bulan.
  • Dosis lanjutan (vaksin booster): usia 18 bulan.

Bayi yang tidak mendapat vaksin HB pada waktu lahir berisiko terinfeksi hepatitis B hingga 3,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang segera divaksin setelah lahir.

Jika Mama tidak yakin si Kecil sudah mendapat vaksin HB sewaktu lahir, tanyakan pada dokter atau bidan yang membantu persalinan Mama. Jika terlewat, manfaat vaksin HB masih bisa didapatkan jika diberikan dalam 7 hari pertama kehidupan.  

2. Vaksin Polio 

Polio adalah penyakit menular karena infeksi virus yang menyerang sistem saraf otak dan saraf tulang belakang. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan sesak napas, kelumpuhan, hingga kematian.  

Imunisasi polio itu sendiri terbagi menjadi dua jenis vaksin, yaitu secara oral yang diteteskan ke mulut bayi (Oral Poliovirus Vaccine atau OPV) dan lewat suntikan (Inactivated Poliovirus Vaccine atau IPV). 

Bayi akan mendapatkan vaksin polio jenis OPV ketika baru lahir, dan pada usia 2, 3, 4, serta 18 bulan. Kemudian, ada pengulangan setiap bulan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Untuk vaksin polio suntik (IPV) akan diberikan pada usia 2, 4, dan 6-18 bulan.  

Vaksin booster akan diberikan pada usia 18 bulan.  

3. Vaksin BCG 

Vaksin BCG adalah jenis imunisasi untuk melindungi tubuh si Kecil dari kuman penyebab penyakit tuberkulosis (TBC).  

TBC merupakan penyakit menular berbahaya yang menyerang paru-paru dan terkadang bagian lain dari tubuh, seperti otak, tulang, sendi, dan ginjal. 

Menurut rekomendasi IDAI 2024, imunisasi BCG sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir atau sesegera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. 

4. Vaksin DPT 

Imunisasi DPT dilakukan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus dalam satu suntikan, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.  

Vaksin DTP diberikan 3 kali secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan. 

Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5 - 7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. 

5. Vaksin MR/MMR 

Imunisasi campak, penyakit gondok (mumps), dan rubella (MR) diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit campak dan rubella yang mudah menular. 

Menurut jadwal imunisasi IDAI terbaru, vaksin MR sudah boleh didapatkan di usia 9 bulan. Lalu, saat bayi usia 18 bulan dan menginjak 6 tahun, akan menerima kembali imunisasi MMR ulang (booster). 

Jika sampai usia 12 bulan bayi belum mendapatkan vaksin MR, Mama dapat berikan vaksin MMR, dengan dosis kedua berjarak 6 bulan setelah dosis pertama dan dosis ke-3 di usia 5-7 tahun.

Jika si Kecil sudah mendapat vaksin campak di usia 9 bulan, pemberian vaksin MMR sebaiknya dilakukan di usia 15 bulan (minimal jeda 6 bulan). Apabila hingga usia 12 bulan ia belum mendapat vaksin campak, maka dapat diberikan vaksin MMR/MR. 

Untuk bantu mengoptimalkan daya tahan tubuh si Kecil, yuk download E-Book Eksklusif Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama baik berdasarkan informasi langsung dari para ahli. Gratis! 

Jadwal Imunisasi Tambahan untuk Bayi 

Selain imunisasi wajib yang telah dijelaskan sebelumnya, IDAI juga menganjurkan Mama dan Papa supaya si Kecil mendapatkan jenis imunisasi lain selain yang sudah disebutkan di atas. Berikut adalah rinciannya. 

1. Vaksin Pneumokokus (PCV) 

Pneumokokus (PCV) adalah jenis imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae.  Penyakit pneumokokus merupakan penyebab kematian yang paling tinggi pada anak balita.  

Kini ada 3 jenis vaksin PCV yang tersedia, yaitu PCV10, PCV13, dan yang terbaru, PCV15. Vaksin PCV wajib diberikan 3x yaitu pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Jika menggunakan vaksin PCV13, jadwal imunisasinya di usia 2, 3 dan 12 bulan. 

Lalu, vaksin lanjutan (vaksin booster) diberikan pada usia 12–15 bulan.

Jika belum diberikan pada usia 2-5 tahun, vaksin PCV10 harus didapatkan 2x dengan jarak 2 bulan antar dosis. Sementara untuk PCV13 atau PCV15 diberikan 1 kali saja.

Anak berusia lebih dari 5 tahun dengan risiko tinggi dan belum pernah mendapat vaksin PCV akan direkomendasikan mendapat 1 dosis PCV13 atau PCV15.

Baca Juga: 5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk Tumbuh Kembang si Kecil 

2. Vaksin Rotavirus  

Imunisasi rotavirus bertujuan untuk mencegah diare akibat rotavirus. Rotavirus bisa menyebabkan diare sampai membuat tubuh si Kecil dehidrasi akibat kekurangan cairan. 

Sesuai jadwal imunisasi IDAI, vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 dosis, yaitu pada usia 2 dan 4 bulan dosis pertama mulai usia 6-12 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu, dan dosis kedua diberikan paling lambat 24 minggu atau 6 bulan. 

Sementara itu, jadwal vaksin rotavirus pentavalen diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6 - 12 minggu. Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4 - 10 minggu. Dosis ketiga paling lambat diberikan pada usia 32 minggu atau 8 bulan.  

3. Vaksin Varisela 

Vaksin varisela adalah jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus penyebab penyakit cacar air.  

Menurut panduan jadwal imunisasi IDAI terbaru, imunisasi varisela diberikan sejak anak usia 12-18 bulan.  

Pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Lalu, pada usia 13 tahun atau lebih diberikan 2 dosis dengan interval 4-6 minggu. 

4. Vaksin Japanese Encephalitis 

Vaksin Japanese Encephalitis (JE) digunakan untuk mencegah infeksi virus Japanese Encephalitis penyebab penyakit radang otak. Umumnya, jenis vaksin ini diberikan pada daerah endemis atau turis yang akan bepergian ke daerah tersebut. 

Area endemis JE di Indonesia antara lain adalah Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta. 

Di panduan jadwal imunisasi IDAI, jenis vaksin ini diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1 - 2 tahun kemudian. 

5. Vaksin Hepatitis A 

Imunisasi hepatitis A diberikan untuk mencegah infeksi virus hepatitis A yang dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang terinfeksi.  

Pemberian imunisasi diberikan kepada anak mulai usia 1 tahun. Bayi akan menerima imunisasi hepatitis A sebanyak 2 kali dengan interval atau jeda 6 - 12 bulan setelah suntikan pertama.  

6. Vaksin Tifoid 

Vaksin tifoid bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri penyebab penyakit tipes, yang dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terinfeksi. Jenis imunisasi ini diberikan pada anak usia 2 tahun yang diulang setiap 3 tahun sekali.  

7. Vaksin Influenza 

Imunisasi influenza diberikan mulai bayi berusia 6 bulan yang diulang setiap tahun. Pada usia 6 bulan - 8 tahun imunisasi pertama, diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Sementara itu, usia di atas 9 tahun akan mendapat imunisasi pertama sebanyak 1 dosis. 

8. Vaksin Dengue

Sebagai salah satu pencegahan DBD, vaksin dengue kini dapat diberikan sebagai imunisasi lanjutan pada anak. 

Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru IDAI tahun 2024, vaksin dengue diberikan dua kali pada rentang usia 6-45 tahun, dengan interval 3 bulan di antara dosis.

Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Anak Imunisasi 

Sebaiknya, berikan imunisasi pada si Kecil ketika kondisi bayi dalam keadaan sehat dan tidak sedang batuk, pilek, atau demam, ya, Ma.  Pastikan juga tidak ada jadwal imunisasi yang terlewatkan agar anak tumbuh sehat dengan lebih optimal. 

Yang perlu dipahami, terkadang pemberian vaksin menimbulkan efek samping tidak nyaman untuk bayi, seperti demam ringan yang membuat rewel. Untuk meredakan tangis dan demam si Kecil setelah vaksin, yuk kunjungi Health Immune Checker.  

Dan agar Mama dapat lebih maksimal menjaga kesehatan si Kecil yang baru lahir, yuk unduh E-book eksklusif Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama Si Kecil. Gratis! 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Rokom. (2018, April 28). Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180428/5625737/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-rinciannya/
  2. Soedjatmiko, S., Sitaresmi, M. N., Hadinegoro, S. R. S., Kartasasmita, C. B., Moedjito, I., Rusmil, K., Siregar, S. P., Munasir, Z., Prasetyo, D., & Sarosa, G. I. (2020). Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari Pediatri, 22(4), 252. https://doi.org/10.14238/sp22.4.2020.252-60
  3. Polio - Symptoms and causes. (2023). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/symptoms-causes/syc-20376512#:~:text=Overview,occurring%20polio%20was%20in%201979
  4. IDAI | Sekilas Vaksin Pneumokokus. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus
  5. Rotavirus Vaccine: What You Need to Know. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/immunizations/Pages/Rotavirus-Vaccine-What-You-Need-to-Know.aspx
  6. Hepatitis A Vaccine (Intramuscular Route) Description and Brand Names - Mayo Clinic. (2023). Mayoclinic.org. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/hepatitis-a-vaccine-intramuscular-route/description/drg-20067499
  7. Typhoid Vaccine Information Statement. (2023). https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/typhoid.html#:~:text=There%20are%20two%20vaccines%20to,as%20an%20injection%20(shot)
  8. IDAI | Sekilas tentang Vaksin HPV. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-hpv
  9. IDAI | Sekilas tentang Vaksin Dengue. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-dengue
Artikel Terkait