Loading...
resize_desktop-kenali-faktor-yang-dapat-meningkatkan-risiko-alergi-pada-si-kecil
Imunitas

Kenali Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Alergi pada Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 19 Februari 2020


  • Berbagai Risiko Peningkat Alergi pada Bayi dan Anak
  • Faktor keturunan
  • Faktor lingkungan
  • Peran Orang Tua untuk Menghindari Alergi pada Bayi dan Anak

Selain mengganggu kenyamanan, reaksi alergi pada bayi dan anak dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang mereka. Untuk mencegah Si Kecil mengalami reaksi alergi, Mama perlu mengenali faktor apa saja yang dapat meningkatkan risiko alergi tersebut.

Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya, tetapi dianggap sebagai ancaman. Zat asing pemicu alergi ini disebut alergen.

Berbagai Risiko Peningkat Alergi pada Bayi dan Anak

Alergi pada bayi dan anak merupakan masalah kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh orang tua. Alergi dapat terjadi ketika ada paparan zat pemicu alergi atau alergen, baik yang menempel pada kulit maupun yang masuk ke dalam tubuhnya melalui saluran penapasan (alergen yang terhirup) atau saluran cerna (alergen yang tertelan).

Faktor keturunan

Faktor genetik memainkan peran besar terhadap munculnya alergi pada anak. Oleh sebab itu, tak heran apabila Mama atau Papa memiliki riwayat alergi, maka resiko Si Kecil memiliki alergi lebih tinggi

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan besarnya persentase risiko alergi pada anak yang diakibatkan faktor keturunan, yaitu:

  • Jika kedua orang tua memiliki alergi, maka risiko alergi si Kecil meningkat hingga 80% apabila memiliki manifestasi sama
  • Jika salah satu orang tua memiliki alergi, maka risiko alergi si Kecil meningkat hingga 30%
  • Jika tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua, maka si Kecil tetap memiliki resiko alergi hingga 15%.

Faktor lingkungan

Selain faktor keturunan, faktor lingkungan yang berperan sebagai alergen (zat pemicu) juga bisa meningkatkan risiko anak mengalami reaksi alergi. Berikut beberapa contoh alergen yang ada di lingkungan:

  • Gigitan hewan, terutama serangga, seperti tungau dan lebah.
  • Makanan atau minuman, seperti susu sapi, telur, ikan, gandum, kacang, atau makanan laut.
  • Partikel di udara, seperti bulu hewan, tungau, debu, atau serbuk sari.
  • Obat-obatan, misalnya antibiotik penisilin atau sulfanomide.
  • Zat yang bersentuhan dengan kulit secara langsung, seperti lateks, logam, atau bahan kimia pada parfum dan produk perawatan kulit.

Gejala yang dirasakan jika anak mengalami alergi sangat bervariasi. Namun, gejala alergi pada anak biasanya berupa ruam kulit yang gatal, bersin, pilek, hidung tersumbat, kram perut, muntah, bahkan diare.

Baca Juga: Kenali Makanan Penyebab Alergi Pada Anak

Peran Orang Tua untuk Menghindari Alergi pada Bayi dan Anak

Mengingat faktor genetik berperan besar dalam meningkatkan munculnya risiko alergi pada anak, maka sebagai orang tua dianjurkan untuk mencari tahu besarnya resiko alergi si Kecil sebagai langkah awal pencegahan dengan mengambil tes Allergy Risk Screener. Pemeriksaan ini akan menggunakan rangkaian pertanyaan seputar riwayat alergi di keluarga.

Setelah melakukan Allergy Risk screener , Mama dan Papa bisa membawa hasilnya untuk dikonsultasikan ke dokter guna mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Selain menjalani pemeriksaan Allergy Risk screener tersebut, penting juga bagi Mama untuk menerapkan beberapa langkah berikut agar Si Kecil tidak mengalami gejala alergi, di antaranya:

  • Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu munculnya alergi, misalnya susu sapi dan produk olahannya, telur, kacang, seafood, atau makanan yang mengandung pengawet.
  • Bersihkan kain gorden, karpet, sprei, selimut, hingga sarung bantal secara rutin, serta cuci seminggu sekali dengan air panas untuk membunuh tungau yang mungkin terdapat di benda-benda tersebut.
  • Jangan memelihara hewan berbulu, seperti kucing, anjing, atau burung, di dalam rumah. Jika memang ingin memelihara hewan, letakkan kandangnya di luar rumah.
  • Rutin memandikan Si Kecil usai dia beraktivitas atau bermain di luar ruangan untuk membersihkan kotoran yang menempel di kulitnya.
  • Pastikan rumah bebas dari asap rokok. Jika ada penghuni rumah yang merokok, mintalah ia untuk tidak merokok di dalam rumah.

Perlu Mama ketahui bahwa sebenarnya risiko alergi pada anak bisa dicegah sedini mungkin dengan mencari tahu besarnya resiko alergi si Kecil, mencari tahu cara pencegahannya dengan berkonsultasi dengan dokter anak, dan menerapkan gaya hidup sehat.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
Artikel Terkait