Kekebalan tubuh dibedakan menjadi beberapa jenis. Mengetahui jenis kekebalan tubuh dan bagaimana cara kerjanya akan membantu Mama memberikan perlindungan terbaik untuk si Kecil.
Jenis Kekebalan Tubuh Anak
Kekebalan tubuh anak terdiri dari dua jenis, yaitu kekebalan bawaan (innate immunity) dan kekebalan adaptif (adaptive immunity). Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Kekebalan Tubuh Bawaan (Innate Immunity)
Kekebalan tubuh bawaan adalah bentuk pertahanan tubuh sejak lahir yang berfungsi sebagai lini pertama perlawanan terhadap berbagai macam patogen penyebab infeksi dan penyakit.
Sistem kekebalan tubuh bawaan memberikan respons langsung terhadap segala bentuk zat asing yang masuk ke dalam tubuh anak.
Tanpa mengenalinya terlebih dahulu secara spesifik, jenis kekebalan tubuh bawaan ini mampu membedakan antara sel tubuh dan patogen.
2. Kekebalan Tubuh Adaptif (Adaptive Immunity)
Kekebalan tubuh adaptif adalah bentuk perlindungan tubuh anak yang diperoleh setelah terpapar zat asing, seperti bakteri atau virus.
Saat tubuh si Kecil terpapar zat asing, sistem kekebalan tubuhnya akan menghasilkan sel-sel antibodi yang dirancang untuk melawan dan mengingat zat asing tersebut.
Mendapatkan imunisasi sesuai jadwal diperlukan untuk merangsang pembentukan kekebalan adaptif si Kecil agar terhindar dari penularan infeksi.
Jenis kekebalan tubuh ini dapat bersifat sementara atau seumur hidup, tergantung pada jenis zat asing dan kondisi kesehatan anak.
Baca Juga: Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Lengkapi Imunisasi Dasar Bayi
Maka agar daya tahan tubuh si Kecil semakin kuat, jangan lewatkan panduan lengkapnya dalam E-book Imunitas di 1000 HPK yang bisa Mama unduh secara gratis.
Apa yang Dimaksud dengan Kekebalan Aktif dan Pasif?
Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut ini penjelasan terkait kekebalan aktif dan kekebalan pasif:
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan jenis kekebalan tubuh yang terbentuk dari respon imun tubuh yang dipicu oleh paparan langsung terhadap patogen atau organisme penyebab penyakit.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui infeksi atau secara buatan melalui imunisasi dengan vaksin. Lewat kedua cara ini, tubuh akan memproduksi antibodi spesifik untuk melawan patogen tersebut.
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah sembuh dari penyakit atau vaksin biasanya akan bertahan lama, sebagian bahkan seumur hidup.
2. Kekebalan Pasif
Tidak seperti kekebalan aktif yang diproduksi sendiri oleh tubuh, sistem imun pasif didapatkan dari luar tubuh dalam bentuk antibodi terhadap suatu penyakit.
Sebagai contoh, bayi baru lahir memperoleh kekebalan pasif dari tubuh Mama dalam bentuk antibodi Mama yang mengalir melalui plasenta.
Kekebalan pasif memberikan perlindungan dengan segera, namun hanya berlangsung sementara dalam hitungan minggu atau bulan.
Baca Juga: 15 Penyakit pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Umum & Solusinya
Cara Kerja Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imun akan aktif ketika sel-sel kekebalan mendeteksi antigen seperti bakteri, jamur, atau virus. Sel kekebalan lalu akan memicu respons pertahanan awal melalui kekebalan bawaan kulit dan respons peradangan.
Jika berhasil ditembus, jenis kekebalan tubuh adaptif akan bekerja melawan infeksi dengan bantuan sel limfosit T dan limfosit B.
Limfosit T membantu menghancurkan sel yang terinfeksi dan limfosit B menghasilkan antibodi yang menandai patogen agar lebih mudah dilumpuhkan oleh sel kekebalan lain.
Limfosit T dan B juga akan "mengingat" patogen tersebut sehingga tubuh bisa merespons lebih cepat dan efektif ketika patogen yang sama masuk lagi di kemudian hari.
Apa yang Terjadi Jika Sistem Kekebalan Tubuh Tidak Bekerja dengan Baik?
Jika sistem kekebalan tubuh si Kecil tidak berfungsi sebagaimana mestinya, daya tahan tubuh dan kesehatannya dapat terganggu. Beberapa kondisi yang mungkin dialami meliputi:
1. Berisiko Mengalami Autoimun
Sistem imun normalnya bekerja melawan zat asing (antigen) seperti bakteri, jamur, dan virus. Namun pada kasus tertentu, sistem imun dapat menyerang jaringan tubuh sendiri yang sehat.
Kondisi ini disebut penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel tubuh sendiri dan menyebabkan kerusakan pada organ dan jaringan.
Beberapa contoh penyakit autoimun yang dapat menyerang anak-anak adalah diabetes tipe 1 dan lupus. Penyakit autoimun dapat mengganggu kualitas hidup anak jika tidak ditangani dengan baik.
2. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu.
Beberapa alergi yang kemungkinan akan menyerang si Kecil adalah asma, eksim, alergi makanan, hingga rinitis alergi.
Jika Mama mencurigai si Kecil mengalami alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
3. Defisiensi Imun
Defisiensi imun gabungan berat (SCID) adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh anak tidak berfungsi dengan baik sejak lahir.
Akibatnya, anak-anak dengan SCID akan kekurangan sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi, sehingga rentan terhadap serangan bakteri dan virus.
Meskipun tampak sehat pada awalnya, namun masalah kesehatan seperti pertumbuhan yang terhambat, diare berkepanjangan, infeksi saluran pernapasan, serta sariawan akan muncul seiring waktu.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika si Kecil sering sakit atau menunjukkan tanda-tanda gangguan imunitas.
Baca Juga: 10 Tanda Bayi 1 Bulan Sehat yang Bisa Mama Pantau
4. Infeksi Berulang
Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat si Kecil rentan demam sebagai respon tubuh terhadap infeksi berulang seperti pilek, flu, dan infeksi lainnya.
Tak hanya itu, si Kecil juga bisa mengalami gejala yang lebih parah ketika terinfeksi penyakit atau bakteri.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh di atas disebabkan oleh faktor genetik, efek samping pengobatan, respons imun yang tidak terkendali, atau kondisi sistem imun menyerang tubuhnya sendiri.
Ingin mendapatkan panduan agar si Kecil tumbuh sehat? Mama bisa hubungi Nutriclub Expert Advisor, layanan dari Tim Ahli yang tersedia 24/7 tanpa perlu membuat janji terlebih dahulu!