Imunisasi bisa meningkatkan kekebalan tubuh untuk melindungi si Kecil dari penyakit menular yang berbahaya. Namun agar manfaat perlindungannya optimal, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.
Berikut panduan selengkapnya untuk Mama ketahui.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi
Setelah imunisasi, biasanya ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan anak. Misalnya demam, ruam, atau nyeri di tempat suntikan. Semua efek samping setelah imunisasi ini umumnya bersifat ringan dan bisa hilang sendiri dalam waktu 24 jam.
Akan tetapi, agar pemulihan si Kecil berjalan optimal dan efek vaksinnya juga bekerja sempurna, berikut adalah beberapa pantangan atau hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi yang perlu Mama perhatikan dengan baik:
1. Aktivitas Fisik Berlebihan
Rewel dan menangis adalah hal yang wajar ditunjukkan anak sebagai caranya menunjukkan rasa sakit atau tidak nyaman setelah disuntik.
Maka supaya si Kecil bisa beristirahat dengan tenang, sebaiknya hindari aktivitas fisik yang berlebihan setidaknya dalam 2-3 hari setelah imunisasi.
Setelah divaksin, tubuh mengandalkan respon kekebalan alaminya untuk membentuk perlindungan. Oleh karena itu, anak yang baru divaksin disarankan tidur setidaknya 7-8 jam dalam sehari. Kurang tidur dapat mengakibatkan kekebalan menurun karena tubuh justru membangun mekanisme pertahanannya selama anak tidur.
Kurang tidur juga bisa memicu stres, yang selanjutnya menekan sistem kekebalan tubuh. Jadi, tunda dulu mengajaknya bermain ke taman kota atau jalan-jalan ke mall sampai ia merasa lebih baikan.
2. Anak Terpapar Asap Rokok
Memang belum ada studi khusus yang mempelajari tentang efek asap rokok pada cara kerja vaksin setelah anak mendapat imunisasi. Akan tetapi, secara umum paparan asap rokok sangat buruk terhadap kesehatan anak-anak usia dini dan sudah dibuktikan oleh banyak penelitian.
Setelah mendapatkan imunisasi, vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh anak untuk melawan virus. Sistem kekebalan tubuh adalah garis pertahanan pertama tubuh untuk melindungi diri dari infeksi dan penyakit. Namun, paparan asap rokok dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan dapat membuat tubuh si Kecil jadi kurang efektif melawan penyakit.
Paparan asap rokok juga dikaitkan dengan peningkatan masalah terkait pernapasan, termasuk batuk, terlalu banyak dahak, mengi, dan sesak napas pada anak usia sekolah. Berbagai dampak kesehatan ini juga sedikit banyak dapat memengaruhi proses pemulihan anak setelah imunisasi.
Baca Juga: 3 Mitos dan Fakta Seputar Vaksinasi Bayi
3. Kompres atau Mandi Air Dingin
Badan anak bisa terasa sedikit panas atau demam dalam beberapa jam setelah imunisasi. Namun untuk menurunkan demam anak setelah imunisasi, jangan gunakan kompres dingin atau memandikan anak dengan air dingin.
Suhu dingin justru dapat meningkatkan suhu inti tubuh dengan mendinginkan kulit dan menyebabkan anak menggigil. Pasalnya, suhu dingin yang “diterima” otak justru diartikan sebagai tanda bahaya, sehingga otak akan “menghangatkan” tubuh dengan semakin menaikkan suhunya.
Cara yang paling tepat untuk menurunkan demam pada anak setelah imunisasi adalah dengan memberikan kompres hangat. Begitu juga ketika akan memandikan anak.
Ketika “menerima” suhu hangat dari kompres, otak justru akan perlahan-lahan memerintahkan tubuh untuk menurunkan suhu intinya sebagai cara untuk “mendinginkan” badan si Kecil.
4. Jarang Minum Air Putih
Hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi selanjutnya adalah kurang minum air putih.
Setelah anak mendapat imunisasi, jangan berikan minuman yang justru dapat membuatnya dehidrasi seperti jus buah, teh manis, minuman kotak dingin berperisa buatan, dan minuman lain yang berkafein. Jenis-jenis minuman ini mengandung banyak gula tambahan dan terlalu sedikit natrium, juga dapat mengganggu perut si Kecil.
Berikanlah minum air putih sesering mungkin setelah ia mendapat vaksin. Si Kecil harus tetap terhidrasi setelah imunisasi untuk membantunya tetap merasa kuat. Air akan membantu tubuh memproses respon kekebalan tubuh terhadap vaksin dengan lebih baik.
Plus, jika si Kecil mengalami demam setelah diimunisasi, mencukupi kebutuhan cairan dengan air putih akan membantu tubuhnya menurunkan demam secara alami.
Selain susu, Mama juga bisa berikan susu yang mengandung berbagai jenis zat gizi penting untuk mendukung daya tahan tubuh anak, seperti susu pertumbuhan Nutrilon Royal 3 tiga kali sehari.
Susu Nutrilon diformulasikan dengan ACTIDUOBIO+, yaitu kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9 paling tinggi dan Omega 3 & 6 yang sudah teruji klinis terbukti membantu perkuat daya tahan tubuh si Kecil di atas 1 tahun.
Susu Nutrilon Royal 3 juga dilengkapi dengan 12 vitamin dan 9 mineral penting yang mendukung tumbuh kembang dan daya tangkap optimal anak sebagai Bekal si Kecil untuk Menang.
5. Memberikan Aspirin
Jangan pernah memberikan obat aspirin kepada anak di bawah 16 tahun untuk menurunkan demam dan mengatasi nyerinya, kecuali benar-benar diresepkan oleh dokter.
Jika dengan kompres hangat saja tidak cukup, Mama bisa berikan anak minum obat penurun demam jenis paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan panasnya. Akan tetapi, selalu konsultasikan dulu ke dokter mengenai dosis dan berapa kali pemberiannya. Terutama pada anak-anak di bawah 6 bulan.
Apa yang Harus Mama Lakukan Setelah Anak Imunisasi
Setelah mengetahui apa saja hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi, Mama juga perlu mengetahui perawatan seperti apa yang tepat untuk membuat si Kecil nyaman menghadapi efek samping setelah imunisasi.
Berikut adalah sejumlah tips yang bisa Mama coba untuk membuat si Kecil cepat merasa baikan setelah diimunisasi:
-
Peluk, belai, dan terus sayangi si Kecil untuk membantunya menghilangkan rasa takut dan kecemasan setelah imunisasi. Bacakan cerita, nyanyikan lagu favoritnya, atau bawakan buku bergambar yang menarik untuk mendistraksi pikiran si Kecil dari rasa sakit.
-
Kompres dingin hanya untuk ditempelkan pada area bekas suntikan yang membengkak untuk meredakan nyerinya.
-
Jika si Kecil mengeluhkan sakit di area suntikan atau rewel karena demam, cobalah kenakan pakaian pendek (bukan celana panjang atau lengan panjang) yang tipis dan tidak berlapis-lapis.
-
Pastikan suhu kamarnya tetap sejuk, tidak terlalu dingin tapi tidak juga terlalu panas, supaya ia bisa beristirahat dengan lebih nyaman.
-
Ajak si Kecil untuk menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam bersama untuk membantu "menghilangkan" rasa sakitnya. Mintalah mereka membayangkan rasa sakit keluar dari mulut mereka saat mereka menghela napas.
-
Oleskan salep atau gel dingin pada area bekas suntikan yang terasa sakit. Konsultasikan dulu ke dokter mengenai obat oles mana yang aman untuk dipakaikan ke anak setelah imunisasi. Atau, Mama bisa semprotan pendingin (vapocoolant) yang dioleskan ke lengan atau paha anak tepat sebelum suntikan.
Mama juga bisa cari tahu lebih lanjut cara mengatasi demam dan tangisan anak yang berkepanjangan setelah imunisasi di Health Immune Checker.
Selain menghindari hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi, Mama juga harus jeli memantau apakah anak menunjukkan tanda-tanda reaksi alergi serius atau tidak setelah imunisasi.
Sebetulnya, sangat jarang ada orang yang mengalami reaksi alergi serius terhadap vaksinasi. Jika ini benar-benar terjadi pada anak Mama, reaksi biasanya terjadi dalam beberapa menit. Oleh karena itu, biasanya petugas vaksin akan meminta Mama dan si Kecil untuk jangan langsung pulang dan tinggal dulu sebentar di ruang pemantauan selama 15-20 menit setelah diimunisasi untuk dilihat apakah ada reaksi yang membahayakan.
Baca Juga: Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Bayi Usia 0-12 Bulan
Jika Mama memiliki kekhawatiran tertentu mengenai efek setelah imunisasi, jangan ragu untuk pergi ke dokter, ya. Dokter sudah dilatih untuk menghadapi reaksi alergi dan segera mengobatinya. Dengan perawatan yang cepat, anak Mama akan pulih dengan baik.
Dapatkan juga Ebook panduan eksklusif untuk mendukung pemenuhan nutrisi dan daya tahan tubuh anak selama 1000 hari pertamanya sekarang.