Karena imun bayi yang baru lahir belum berkembang secara matang, ia lebih mudah tertular berbagai penyakit berbahaya dari lingkungan sekitar. Salah satunya adalah infeksi rotavirus, yang dapat menyebabkan dehidrasi berat akibat diare akut. Pada bayi, dehidrasi dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi Mama agar jangan sampai lupa membawa bayi untuk imunisasi rotavirus. Terlambat mendapatkan vaksin rotavirus bisa menimbulkan bahaya dan meningkatkan potensi efek samping yang timbul pada bayi.
Maka dari itu, penting untuk Mama mengetahui jadwal pemberian vaksin rotavirus pada bayi serta langkah-langkah jika terlambat vaksin rotavirus. Simak penjelasan selengkapnya ya, Ma.
Vaksin Rotavirus untuk Penyakit Apa?
Tujuan dari pemberian vaksin adalah untuk melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri yang berpotensi berbahaya.
Vaksin rotavirus adalah vaksin yang diberikan secara oral (diteteskan lewat mulut) untuk mencegah infeksi rotavirus yang menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui feses orang yang terinfeksi rotavirus dan dapat bertahan di permukaan yang terkontaminasi untuk waktu yang lama.
Si Kecil yang terinfeksi virus ini dapat mengalami diare berat. Ketika kondisi semakin parah, diare akan menyebabkan dehidrasi, sehingga si Kecil perlu diberikan perawatan yang serius atau intensif. Bahkan, virus ini juga dapat meningkatkan risiko stunting hingga kematian pada bayi.
Menurut sebuah penelitian, vaksin rotavirus yang didapatkan lengkap sesuai jadwal dapat mengurangi risiko infeksi rotavirus sekitar 74%. Bahkan yang lebih penting, vaksin ini dapat mengurangi risiko infeksi parah sebesar 98% dan risiko rawat inap akibat rotavirus sebesar 96%.
Jadwal Pemberian Vaksin Rotavirus untuk Bayi
Pemberian vaksin rotavirus digunakan sebagai langkah pencegahan terhadap diare yang disebabkan oleh rotavirus.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin rotavirus harus dimasukkan dalam program imunisasi nasional dan dianggap sebagai prioritas. Terutama di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, serta Afrika.
Oleh karena itu, Kemenkes dan IDAI kini turut memasukkan vaksin rotavirus sebagai bagian dari imunisasi wajib untuk bayi melalui pembaruan Jadwal Imunisasi IDAI 2023. Sebagai informasi, sebelum adanya perubahan jadwal terbaru ini vaksin rotavirus masih termasuk dalam program vaksin pilihan.
Terdapat dua macam vaksin rotavirus di Indonesia, yakni Vaksin rotavirus monovalen (RV1) dan pentavalen (RV5). Jumlah dosis dan jadwal untuk masing-masing vaksin tersebut pun berbeda.
Vaksin RV monovalen (RV1) diberikan dalam 2 dosis. Dosis pertama usia 6-12 minggu dan dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu, paling lambat usia pada usia 24 minggu.
Vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama pada usia 6-12 minggu, dosis kedua dijadwal berjarak 4-10 minggu, dan dosis ketiga harus didapatkan paling lambat di usia 32 minggu.
Pemberian vaksin rotavirus secara tepat waktu sesuai jadwal sangat penting untuk memastikan perlindungan yang optimal bagi bayi dan anak-anak terhadap infeksi rotavirus. Namun, sebelum diberikan vaksin rotavirus, Mama perlu mengetahui kondisi si Kecil, apakah ia dalam keadaan sehat atau sedang sakit. Jika si Kecil sedang dalam keadaan sakit, ada baiknya untuk menunggu ia sembuh dulu sebelum memberikan vaksin rotavirus.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Anak Sehat dan Punya Imunitas yang Baik
Terlambat Vaksin Rotavirus, Masih Bisakah Dikejar?
Pemberian vaksin rotavirus haruslah sesuai jadwal dan tidak boleh terlambat. Apabila terlambat, vaksinasi rotavirus tidak bisa dikejar atau disusulkan karena ada batas umur maksimalnya.
Apabila bayi sudah berusia lebih dari 8 bulan, tidak direkomendasikan lagi untuk mendapat vaksin Rotavirus. Karena, sejauh ini belum ada penelitian yang menguji keamanannya dan membuktikan vaksin rotavirus dapat bermanfaat untuk anak di atas 8 bulan.
Selain itu, pemberian vaksin rotavirus yang melewati jadwal seharusnya dapat meningkatkan risiko efek samping yang jarang dari vaksin rotavirus, seperti intususepsi perlengketan di usus.
Maka dari itu, setelah Mama mengetahui kapan seharusnya si Kecil mendapatkan vaksin rotavirus, jangan sampai melewatkan jadwalnya. Kalaupun terlambat, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah pencegahan infeksi rotavirus yang tepat.
Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi lainnya juga tetap sesuai dengan jadwal imunisasi agar si Kecil tetap sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit.
Apa Efek Samping Vaksin Rotavirus?
Kekhawatiran Mama dalam melakukan vaksin adalah efek samping setelah pemberiannya. Sama seperti vaksin lain, vaksin rotavirus juga menimbulkan efek samping. Hanya saja, efek samping yang terjadi umumnya bersifat sementara dan ringan, seperti rewel atau menangis karena merasa sakit, diare, dan muntah.
Ada pula risiko alergi yang berdampak serius dan perlu Mama waspadai. Tanda-tanda bayi mengalami reaksi alergi akibat vaksin antara lain sebagai berikut:
-
Kesulitan bernapas.
-
Detak jantung menjadi lebih cepat.
-
Saluran pernapasan tersumbat atau mengi.
-
Muncul biduran.
-
Wajah tampak pucat.
Risiko reaksi alergi di atas setelah pemberian vaksin rotavirus sangat kecil dapat terjadi. Bahkan, sebagian besar bayi yang mendapatkan vaksin hal ini tidak mengalami efek samping apa pun.
Yang perlu Mama ingat, manfaat yang diperoleh dari imunisasi bagi bayi dan anak jauh lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Untuk itu, pemberian imunisasi sangat penting untuk si Kecil.
Temukan berbagai informasi seputar panduan untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil dilengkapi dengan tips untuk dukung tumbuh kembangnya, melalui E-Book 1000 HPK. Download sekarang juga secara gratis, Ma!