Loading...
Vaksin dpt-nutriclub
Imunitas

Vaksin DPT: Manfaat, Jadwal, dan Efek Sampingnya untuk Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 09 September 2024


  • Vaksin DPT untuk Apa?
  • Jadwal Vaksin DPT 
  • Apakah Vaksin DPT Wajib?
  • Apakah Imunisasi DPT Bisa Ditunda?
  • Efek Samping Vaksin DPT
  • Cara Mengatasi Efek Samping Imunisasi DPT
  • Pantangan Setelah Imunisasi DPT 

Vaksin DPT wajib dilengkapi sebelum anak berusia 1 tahun untuk mencegah 3 penyakit berbahaya sekaligus. Vaksin ini juga dikenal dengan nama vaksin DTP. Cari tahu jadwal, efek samping, dan perawatan setelahnya!

Vaksin DPT untuk Apa?

Vaksin DPT adalah imunisasi untuk mencegah penyakit difteri, pertussis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini dapat berakibat fatal bila terjadi pada bayi dan anak-anak.

Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang berisiko memicu komplikasi berupa penyumbatan jalan napas, kerusakan otot jantung, hingga kematian.

Pertusis atau batuk rejan disebabkan bakteri Bordetella pertussis yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, pneumonia, kejang, kerusakan otak, bahkan hingga kematian.

Tetanus diakibatkan infeksi bakteri Clostridium tetani. Jika tidak diobati, tetanus berisiko memicu kejang otot parah dan gagal napas yang dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Pentingnya Imunisasi pada Bayi dan Akibatnya Jika Tidak Vaksin

Jadwal Vaksin DPT 

Imunisasi DPT diberikan 3x di usia 2, 3, dan 4 bulan, yang kemudian dilanjut dengan imunisasi lanjutan (vaksin booster) sebanyak 2 kali. 

Berikut adalah jadwal imunisasi DPT terbaru tahun 2024 dari IDAI yang harus Mama perhatikan:

  • Dosis DPT ke-1: usia 2 bulan.
  • Dosis DPT ke-2: usia 3 bulan (atau di usia 4 bulan)
  • Dosis DPT ke-3: usia 4 bulan (atau di usia 6 bulan)
  • Booster 1: usia 18 bulan.
  • Booster 2: usia 5-7 tahun. 

Vaksin akan disuntikkan ke otot. Pada bayi usia 6 minggu hingga 1 tahun, vaksin akan disuntikkan ke otot paha, sedangkan pada anak usia lebih dari 1 tahun, vaksin disuntikkan ke otot lengan atas.

Apakah Vaksin DPT Wajib?

Imunisasi DPT wajib didapatkan sebelum anak berusia 1 tahun. Melengkapi 3 dosis imunisasi DPT terbukti hingga 90,4% efektif melindungi bayi dari infeksi difteri, pertussis, dan tetanus.

Dosis vaksin booster sifatnya tidak wajib, tapi sangat direkomendasikan untuk memperpanjang efek perlindungannya. 

Si Kecil boleh mendapatkan booster lagi di rentang usia 10-18 tahun. Di tahap ini, booster akan diberikan setiap 10 tahun sekali dalam bentuk vaksin tetanus dan vaksin difteri secara terpisah.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Wajib untuk Bayi 0-12 Bulan, Terbaru dari IDAI 2024

Apakah Imunisasi DPT Bisa Ditunda?

Penting bagi si Kecil untuk mendapatkan 3 dosis lengkap imunisasi dasar. Pasalnya, 2 kali vaksin saja belum memberikan efek perlindungan yang maksimal dan bayi juga belum terproteksi dari virus pertusis.

Namun, imunisasi DPT bisa ditunda bila si Kecil sedang sakit dan langsung diberikan setelah kondisinya pulih. Imunisasi kejar bisa didapat di puskesmas atau rumah sakit sesuai petunjuk dokter.

Jika bayi terlambat vaksin satu dosis, tidak perlu mengulang dari awal. Sebagai contoh, jika si Kecil tidak bisa dapatkan vaksin kedua di usia 3 bulan, ia  bisa dapatkan di usia 4 bulan).

Efek Samping Vaksin DPT

Seperti vaksin lainnya, imunisasi DPT juga memiliki efek samping. Namun, Mama tak perlu terlalu khawatir, biasanya efek samping imunisasi DPT bersifat sementara, seperti:

  • Demam ringan.
  • Rewel.
  • Lemas.
  • Kurang nafsu makan.
  • Nyeri dan kemerahan di area suntik.

Efek samping ini umumnya muncul dalam 1-3 hari setelah si Kecil divaksin. Namun, sebagian anak bisa tidak mengalami efek samping sama sekali. 

Pada beberapa kasus, ada kemungkinan bayi mengalami reaksi alergi berat setelah imunisasi DPT. Reaksi alergi setelah imunisasi terbilang langka, tapi gejalanya bisa meliputi:

  • Pembengkakan pada wajah atau tenggorokan.
  • Kejang.
  • Penurunan kesadaran.

Kalau efek samping vaksin tidak kunjung mereda atau si Kecil menunjukkan reaksi alergi, segera bawa ke dokter untuk dapatkan penanganan yang tepat. 

Cara Mengatasi Efek Samping Imunisasi DPT

Tidak semua imunisasi menyebabkan demam, tapi vaksin DPT adalah yang paling sering menyebabkan demam. 

Jika si Kecil demam, tanyakan ke dokter apakah Mama boleh menurunkan panas bayi dengan obat demam seperti paracetamol atau ibuprofen. Jangan berikan obat penurun panas tanpa saran dosis dari dokter. 

Untuk area suntik yang terasa nyeri, Mama bisa mengompres dengan handuk hangat sampai rasa nyerinya mereda. Lebih seringlah peluk si Kecil agar ia merasa dilindungi sehabis disuntik vaksin.

Selain itu, teruskanlah sering-sering menyusui untuk mencegah si Kecil mengalami dehidrasi. Asupan cairan yang cukup dapat membantu meredakan panas bayi, juga memberikan rasa nyaman.

Pantangan Setelah Imunisasi DPT 

Ada beberapa pantangan setelah imunisasi DPT yang sebaiknya Mama hindari. Ini dia pantangan sehabis vaksin demi menjaga kondisi anak:

  • Jangan pakaikan baju ketat dan tebal atau selimut tebal karena akan memerangkap panas tubuhnya. 
  • Menghindari mandi. Mama tetap boleh memandikan si Kecil seperti biasanya. 
  • Kurang memberikan cairan. Lanjutkan pemberian ASI atau perbanyak air putih bagi anak di atas 6 bulan. 

Mama bisa cek tips lain untuk mengatasi demam dan rewelnya si Kecil setelah imunisasi di Health Immune Checker

Dapatkan juga lebih banyak tips mendukung kesehatan dan imunitas si Kecil yang tervalidasi expert dengan mengunduh E-book Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 HPK!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. CDC Editorial Team. (12 Nov. 2019) Diphtheria Infection. CDC. www.cdc.gov/diphtheria/.
  2. CDC Editorial Team. (2019). Tetanus Disease. CDC. www.cdc.gov/tetanus/.
  3. CDC Editorial Team. (2019). Vaccine Information Statement. DTaP (Diphtheria, Tetanus, Pertussis) VIS, 2019, www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/dtap.html.
  4. IDAI. (2023). Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai
  5. IDAI. (2023). Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian II). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii
  6. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2023). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2443/mengenal-penyakit-yang-dapat-dicegah-oleh-imunisasi-dpt.
  7. Editorial Team. (2024). Your Child’s Vaccines: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP, Tdap) (for Parents). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/dtap-vaccine.html
  8. Editorial Team. (2017). Care for your Child after Vaccinations | The Windsor-Essex County Health Unit. Wechu.org. https://www.wechu.org/immunization-your-children/care-your-child-after-vaccinations
Artikel Terkait