Deteksi alergi susu sapi pada bayi akan jauh lebih baik apabila dapat diketahui sedini mungkin. Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter untuk upaya diagnosa dini trehadap gejala alergi. Hal-hal terkait alergi susu sapi, seperti tanda-tanda, gejala, cara pencegahan, hingga cara pengobatan alergi dengan bantuan dokter atau tenaga medis terkait, perlu Ibu ketahui dengan pasti, sehingga dapat melakukan tindakan solusi yang tepat. Kenali gejala awal alergi dan cara persiapan periksa ke dokter terkait alergi dari Tim Ahli Nutriclub.
Cara Mengenali Alergi
Reaksi negatif yang ditunjukan si Kecil saat mengonsumsi makanan bayi atau produk susu bisa diindikasikan sebagai gejala alergi susu sapi. Gejala alergi ini mempengaruhi sebagian kecil anak-anak di bawah usia satu tahun, dan dalam seringkali, alergi ini menghilang pada saat si Kecil menginjak usia 3 tahun.
Sayangnya, tidaklah mudah mengontrol gejala alergi dengan diagnosis yang akurat. Karena banyak indikasi dan tanda-tanda yang menyerupai gejala penyakit lainnya. Dalam kondisi apapun, jika Ibu memiliki kecurigaan reaksi alergi terhadap zat pemicunya, seperti protein susu sapi, ada baiknya Ibu segera hubungi dokter anak atau tenaga medis terkait.
Did you know?
”Komposisi nutrisi yang diberikan pada si Kecil harus diperhitungkan secara tepat agar ia tidak terkena risiko alergi, sekaligus tetap memenuhi nutrisi pentingnya untuk proses tumbuh kembang. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP
Persiapan Periksa ke Dokter
Ketika memeriksakan gejala yang dikhawatirkan sebagai alergi, seorang dokter pasti akan bertanya tentang gambaran umum kondisi alergi dan reaksi yang ada pada si Kecil. Beberapa pertanyaan, seperti apakah ada riwayat alergi di keluarga atau gejala alergi apa saja yang si Kecil tunjukkan ketika menerima asupan produk susu atau makanan yang pengandung protein susu sapi akan ditujukan pada Ibu. Penting bagi Ibu untuk mencatat tanda-tanda alergi apa saja yang terlihat pada si Kecil dan jenis makanan apa saja yang Ibu berikan padanya.
Selain itu, jadikan aktifitas pengecekan label makanan sebagai kebiasaan Ibu. Hal ini bertujuan agar saat si Kecil diperiksa oleh dokter, Ibu dapat menjelaskan konsumsi makanan apa saja yang bisa menimbulkan reaksi alergi pada si Kecil. Teliti melihat gejala dan pantau pola makan si Kecil dengan memilah asupan makanan dan minuman yang tidak berpotensi menimbulkan alergi.
Setelah mengecek label makanan, Ibu juga perlu untuk membuat catatan reaksi alergi untuk setiap tanda dan gejala yang muncul pada si Kecil. Ketika muncul ruam atau eksema pada si Kecil, Ibu bisa mengambil gambar tanda alergi tersebut dan mencatat waktu kapan gejala itu muncul dan berapa lama reaksi tersebut berada pada si Kecil. Karena seringkali, tanda-tanda alergi dapat hilang dan muncul seiring waktu, dan juga dipengaruhi oleh konsumsi makanan apa yang diterima oleh si Kecil. Tanda-tanda alergi bisa jadi tidak muncul seketika sesaat setelah kontak dengan zat pemicu (alergen). Bisa jadi, tanda alergi akan muncul satu jam setelah kontak dengan alergen atau kurang dari itu. Maka dari itu, mencatat reaksi alergi sangatlah penting dalam mendeteksi faktor makanan, faktor lama waktu munculnya reaksi, dan jenis reaksi alergi yang akan muncul pada si Kecil. Catatan tersebut akan sangat membantu dokter untuk memberikan diagnosa yang akurat terhadap tindakan pertolongan medis untuk proses penyembuhan si Kecil.
Tindakan Saat Reaksi Alergi Muncul
Saat reaksi alergi muncul, langkah pertama yang Ibu lakukan adalah menjauhkan faktor makanan atau faktor lingkungan yang berpotensi menjadi alergen di sekitar si Kecil. Berikan ASI pada si Kecil dengan catatan Ibu juga tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapi. ASI adalah gizi terbaik bagi si Kecil untuk membentuk sistem kekebalan tubuhnya.