Loading...
dampak-alergi-makanan-terhadap-zat-gizi-balita-dan-substitusinya_large
Imunitas

Dampak Alergi Makanan terhadap Zat Gizi Balita dan Substitusinya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • 5 Langkah Mencegah Kekurangan Gizi Pada si Kecil
  • 1. Langkah Pertama
  • 2. Langkah Kedua
  • 3. Langkah Ketiga
  • 4. Langkah Keempat
  • 5. Langkah Kelima

Alergi makanan pada si Kecil dapat menyebabkan gejala seperti diare, muntah, kolik, nyeri perut, enterokolitis atau radang pada saluran cerna, ruam pada kulit, hingga syok anafilaktik (reaksi alergi berat yang dapat berakibat fatal). Oleh karena itu, apabila si Kecil memiliki alergi makanan, penting bagi Ibu untuk selalu memerhatikan bahan makanan yang diberikan atau dikonsumsi oleh si Kecil, baik itu makanan olahan rumah, restoran, atau makanan kemasan.

5 Langkah Mencegah Kekurangan Gizi Pada si Kecil

Penanganan utama alergi makanan adalah dengan menghindari bahan makanan yang menyebabkan alergi (Fakta tentang Alergi) melalui diet eliminasi atau sering juga disebut restriksi diet.

Tujuh bahan makanan yang paling sering menyebabkan alergi pada si Kecil adalah:

  • Susu
  • Telur
  • Kacang tanah
  • Kacang pohon (seperti almond dan walnut)
  • Ikan, shellfish (termasuk udang dan kerang), makanan laut
  • Biji gandum
  • Kacang kedelai

Bahan makanan tersebut adalah sumber sumber protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan si Kecil. Sehingga, mengeliminasi bahan makanan tertentu dalam jangka waktu panjang dapat membuat si Kecil berisiko kekurangan gizi. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan seperti stunting atau tubuh yang pendek. Agar kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang si Kecil tetap terpenuhi, Ibu harus pandai dalam mengatur dietnya.

Diet eliminasi dilakukan sebagai penanganan utama bagi si Kecil yang alergi makanan, tetapi kebutuhan zat gizinya tentu tetap harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Ibu dapat melakukan hal tersebut dengan cara substitusi, yaitu mengganti makanan hiperalergenik dengan bahan makanan lain yang memiliki kandungan serupa.

Berikut beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan untuk mencegah kekurangan gizi pada si Kecil yang alergi makanan:

1. Langkah Pertama

Kenali alergen si Kecil. Ibu perlu mengetahui zat gizi apa saja yang terkandung di dalam alergen tersebut, sehingga Ibu dapat mengatur strategi dalam memilih bahan makanan penggantinya agar si Kecil tidak kekurangan zat gizi.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, alergen yang paling sering menimbulkan alergi (Penyebab Alergi Pada Balita) pada si Kecil adalah susu, telur, kacang-kacangan, ikan, udang, gandum, dan kedelai. Alergi terhadap salah satu bahan makanan tersebut berarti alergi terhadap semua makanan dan produk olahan maupun kemasan yang mengandung alergen tersebut.

 Mari kenali bahan-bahan makanan yang dapat menyebabkan alergi tersebut:

  • Susu merupakan sumber protein, lemak, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, riboflavin, fosfor, dan terutama kalsium yang dibutuhkan untuk memineralisasi tulang. Eliminasi susu tanpa penggantinya dapat mengakibatkan si Kecil kekurangan zat-zat gizi tersebut.
  • Telur merupakan sumber protein, lemak, vitamin B12, riboflavin, asam pantotenat, folat, biotin, dan selenium.
  • Kacang-kacangan mengandung protein, vitamin E, niasin, magnesium, mangan, dan kromium.
  • Ikan dan udang mengandung protein, niasin, fosfor, selenium, iodium, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin E.
  • Gandum mengandung thiamin, niasin, riboflavin, zat besi, folat, biotin, dan selenium.
  • Kedelai mengandung protein, thiamin, riboflavin, fosfor, magnesium, folat, zat besi, kalsium, dan vitamin B6.

2. Langkah Kedua

Ketahui berbagai jenis bahan makanan bersumber gizi agar Ibu dapat memilih bahan makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si Kecil.

Bahan makanan sumber protein antara lain adalah telur, susu, daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan kedelai. Sebagai contoh, apabila si Kecil alergi telur, maka protein dalam 1 butir telur dapat digantikan dengan 1 potong ayam/daging/ikan atau 1 mangkok kacang-kacangan. Apabila si Kecil alergi susu, maka protein dalam 1 gelas susu dapat digantikan dengan 1 butir telur atau 1 potong daging, dengan penambahan asupan sayuran hijau dan kacang-kacangan sebagai pengganti sumber kalsium.

Sumber utama kalsium adalah susu sapi. Bila si Kecil alergi susu sapi (Panduan Awal Seputar Alergi Susu Sapi), ia dapat diberikan bahan makanan sumber kalsium lainnya seperti susu soya, susu almond atau oats, dan sayuran hijau. Tetapi, Ibu harus memerhatikan bahwa bahan makanan selain susu sapi memiliki kandungan kalsium yang lebih rendah, sedangkan si Kecil memiliki kebutuhan kalsium yang besar selama masa pertumbuhannya.

Apabila kebutuhan kalsium si Kecil tidak dapat terpenuhi dengan bahan makanan pengganti tersebut, dapat dipertimbangkan konsumsi bahan makanan yang telah difortifikasi dengan kalsium yang umumnya ditulis dengan istilah calcium-fortified food ataupun pemberian suplemen kalsium untuk menjamin kecukupan kalsium si Kecil.

Vitamin dibutuhkan untuk mendukung metabolisme energi dan pertumbuhan si Kecil. Bahan makanan sumber vitamin A yang penting bagi penglihatan dan kekebalan tubuhnya antara lain adalah hati sapi, kuning telur, susu, keju, wortel, dan sayuran hijau. Bersama dengan kalsium, Vitamin D berperan dalam pertumbuhan dan kekuatan tulang si Kecil. Bahan makanan sumber vitamin D antara lain adalah susu sapi, keju, telur, mentega, dan hati.

Vitamin E berperan sebagai antioksidan dalam sistem pertahanan tubuh dan berperan pada fertilitas. Vitamin E dapat diperoleh dari bahan makanan seperti kedelai, kacang tanah, jagung, kelapa sawit, serealia, dan sayuran. Vitamin larut air, termasuk thiamin, riboflavin, biotin, asam pantotenat, niasin, vitamin B6, dan vitamin B12 berperan dalam metabolisme energi. Si Kecil tentu membutuhkan energi yang tinggi untuk mendukung pertumbuhannya. Vitamin larut air tersebut dapat diperoleh dari serealia, beras, gandum, kacang-kacangan, telur, hati, kedelai, dan sayuran hijau.

Mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, dan seng yang juga terkandung dalam alergen yang telah dibahas di atas merupakan bagian penting dari tubuh. Zat besi, yang merupakan pengangkut oksigen dalam tubuh, dapat diperoleh dari bahan makanan seperti daging sapi, hati, telur, kedelai, kacang merah, kacang hijau, dan sayuran hijau. Seng terutama terdapat di dalam daging, hati, telur, dan kerang. Mineral lainnya umumnya terkandung di dalam daging, telur, serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

Sangat penting bagi Ibu untuk memberikan berbagai variasi bahan makanan tersebut untuk mencukupi kebutuhan zat gizi si Kecil. Satu bahan makanan dapat mengandung berbagai zat gizi yang bervariasi.

3. Langkah Ketiga

Buat daftar makanan yang termasuk alergen bagi si Kecil, dan makanan yang dapat dikonsumsi dan disukai olehnya. Dengan begitu, Ibu dapat memilih bahan makanan pengganti (Alergi Makanan Pada Balita: Memperkenalkan Makanan Baru Untuk Diet Alergi) yang tepat dan aman bagi si Kecil.

4. Langkah Keempat

Buat variasi makanan dari daftar bahan makanan yang aman untuk si Kecil dan yang sesuai dengan seleranya, supaya makanan pengganti tersebut dapat dilahap habis dan memenuhi kebutuhan gizinya. Sebagai contoh, bila si Kecil biasanya tidak mau makan sayuran dalam jumlah banyak, maka dapat digantikan dengan kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineralnya. Memiliki daftar makanan untuk si Kecil akan mempermudah Ibu dalam menyiapkan makanan sehari-harinya.

5. Langkah Kelima

Perhatikan toleransi si Kecil terhadap makanan yang disajikan, sebab alergi terhadap satu jenis bahan makanan terkadang dapat disertai dengan alergi bahan makanan lainnya. Misalnya, si Kecil yang alergi ikan juga memiliki risiko alergi yang lebih besar terhadap udang atau kerang. Apabila hal itu terjadi, Ibu tak perlu khawatir dan dapat mengganti alergen tersebut dengan berbagai pilihan bahan makanan lainnya dalam daftar makanan yang dapat dikonsumsi si Kecil.

Semakin bervariasi makanan yang diberikan pada si Kecil, semakin banyak zat gizi yang terpenuhi untuk tumbuh kembang optimalnya. Namun, jumlahnya tentu harus diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  • Berry MJ, Adams J, Voutilainen H, Feustel PJ, Celestin J, Järvinen KM.Impact of elimination diets on growth and nutritional status in children with multiple food allergies. Pediatr Allergy Immunol. 2015.
  • Boyce JA, Assa’ad A, Burks AW, Jones SM, Sampson HA, Wood RA, Plaut M, et al. Guidelines for the Diagnosis and Management of Food Allergy in the United States: Summary of the NIAID-Sponsored Expert Panel Report. J Allergy Clin Immunol. 2010.
  • Australian society of clinical immunology and allergy. Nutritional management of food allergy. 2013.
  • Groetch M, Henry M, Feuling MB, Kim J. Guidance for the nutrition management of gastrointestinal allergy in pediatrics. J Allergy Clin Immunol Pract. 2013.
Artikel Terkait