Gejala alergi dapat mengganggu semua organ dan sistem tubuh balita. Secara spesifik, gejala alergi dapat terjadi pada sistem pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Apa saja gejalanya dan cara mengatasinya? Simak penjelasan dari Tim Ahli Nutriclub berikut ini.
Gejala Alergi pada Balita Akibat Makanan
Ketika tubuh si Kecil terpapar oleh zat pencetus alergi (alergen) yang terdapat dalam debu rumah, bulu binatang, atau makanan dengan kandungan protein tertentu seperti telur, susu, kacang, makanan laut, maka sistem kekebalan tubuhnya bisa memberikan reaksi yang berlebihan.
Ada 5 jenis antibodi yang membentuk mekanisme pertahanan tubuh, yaitu imunoglobulin IgG, IgA, IgM, IgE, dan IgD. Bila si Kecil menderita alergi, maka jenis antibodi yang paling banyak berperan dan memiliki kadar tinggi adalah imunoglubolin E (IgE).
Gejala alergi dapat mengganggu semua organ dan sistem tubuh si Kecil. Secara spesifik, gejala alergi dapat terjadi pada sistem pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit atau bisa juga terjadi secara simultan di seluruh tubuh.
Alergi makanan umum terjadi pada bayi dan balita. Sebenarnya semua makanan dapat menimbulkan alergi. Namun, antara satu makanan dengan makanan yang lain memiliki derajat alergenitas yang berbeda-beda. Suatu makanan mungkin lebih mudah menimbulkan alergi bagi seorang anak dibandingkan dengan makanan lainnya. Selain itu respon daya tahan tubuh setiap anak berbeda-beda, sehingga satu makanan dapat menyebabkan alergi pada anak tertentu tapi tidak pada anak lainnya.
Masih ada anggapan bahwa alergi makanan sama dengan intoleransi. Padahal, terdapat perbedaan di antara keduanya, mulai dari gejala hingga dampaknya. Berikut sejumlah makanan dan gejala alergi yang sering ditimbulkannya:
- Susu sapi dan produk susu lainnya: diare dan muntah
- Telur ayam: gejala eksim berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah, dan sangat gatal
- Makanan laut (ikan, udang, kepiting): urtikaria (biduran), asma
- Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang mede): gatal-gatal di tenggorokan
- Gandum (gandum hitam, gandum barley, gandum oat): gatal-gatal, sesak napas, mual dan muntah
- Sayur dan buah-buahan: gatal-gatal pada mulut.
Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa gejala alergi akibat makanan bisa berdampak secara menyeluruh terhadap tubuh, mulai dari sistem pencernaan, saluran pernapasan, hingga kulit.
Sedangkan pada kasus intoleransi, keluhan yang biasanya dirasakan adalah mual dan muntah, mulas, kembung, dan gejala lain yang berhubungan dengan saluran cerna. Intoleransi terjadi ketika sistem pencernaan tidak mampu mencerna suatu zat pada makanan dengan baik, karena kurangnnya kadar enzim untuk mencerna zat tertentu pada makanan.
Intoleransi paling sering terjadi pada anak-anak yang baru menyapih. Biasanya mereka akan sensitif terhadap susu sapi yang baru mulai dikenalkan. Ini disebut dengan intoleransi laktosa.
Did you know?
”Telur, susu sapi, makanan laut, kacang-kacangan, dan gandum bisa menjadi penyebab alergi. Alergi susu sapi atau intoleransi laktosa adalah jenis alergi yang umum pada bayi dan balita. Ketahui selengkapnya di sini.“
Gejala Alergi pada Saluran Pernapasan
1. Asma Bronkial
Lebih dikenal dengan bengek ini ditandai adanya peningkatan kepekaan saluran pernapasan terhadap alergen, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang makanan, dan lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas berulang, napas berbunyi, batuk kering pada malam dan menjelang pagi hari hingga batuk yang kerap disertai dahak.
Gejala-gejala ini biasanya terjadi 4-8 jam setelah kontak dengan alergen. Pada si Kecil, asma bronkial berdampak terhadap tumbuh-kembangnya. Kekurangan oksigen yang menahun dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan badan maupun kemampuan intelektualnya.
2. Rinitis Alergika
Ini adalah gejala alergi yang terjadi pada hidung. Gejalanya berupa bersin-bersin, gatal pada hidung, ingus encer, hidung tersumbat, mata gatal, merah dan berair, serta kadang disertai gejala sinusitis yaitu peradangan sinus di sekitar hidung. Rinitis alergika yang timbul di masa anak-anak biasanya akan menetap hingga usia dewasa dan mereda saat memasuki usia lanjut.
Gejala Alergi pada Kulit
3. Urtikaria
Urtikaria atau yang lebih dikenal dengan biduran, merupakan suatu kelainan pada kulit berupa bentol-bentol berwarna merah disertai rasa gatal dengan ukuran diameter yang bervariasi, mulai dari 2 milimeter hingga beberapa sentimeter. Pada penderita alergi, urtikaria dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu, makanan, debu, tungau, atau gigitan serangga. Selain itu, urtikaria juga bisa disebabkan oleh suhu, tekanan, goresan, dan lainnya. Urtikaria dapat timbul segera atau beberapa hari setelah kontak dengan faktor penyebab.
4. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan suatu gejala eksim yang umumnya timbul pada masa bayi hingga balita. Gejala dermatitis atopik yang dialami bayi berupa kemerahan pada kulit, bentol-bentol berisi cairan, disertai kulit pecah-pecah atau lecet. Daerah yang biasanya terkena sasaran adalah pipi, siku, lipat lutut, pergelangan tangan, dan tengkuk. Pada anak dengan usia yang lebih tua, dermatitis atopik bisa mengenai kulit kelopak mata, telapak tangan, dan kaki.
Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Untuk mengatasi alergi, upaya yang terbaik adalah pencegahan. Kenali alergen yang menimbulkan reaksi alergi dan jauhkan dari si Kecil. Bila reaksi alergi tidak terhindarkan, berikut beberapa hal yang perlu Ibu lakukan sebagai pertolongan pertama:
- Cari tahu apa yang menimbulkan reaksi alergi, setelah itu segera jauhkan dan hindarkan.
- Usahakan agar si Kecil tetap tenang. Jika ia cemas dan panik, maka hanya akan memperparah gejala alergi yang dialaminya.
- Jaga si Kecil supaya ia tidak menggaruk bagian kulit yang gatal. Lakukan pengompresan pada bagian yang gatal dengan lap yang diberi air dingin. Setelah itu oleskan krim hidrokortison.
- Berikan obat antihistamin, dengan mengonsultasikannya kepada dokter terlebih dahulu.
- Apabila Si Kecil mengalami sesak napas, baringkan dan posisikan tubuhnya untuk memudahkan bernapas. Jangan ganjal kepalanya dengan bantal, karena hal ini justru akan menghambat jalan masuknya oksigen.
- Untuk penanganan selanjutnya, sebaiknya Ibu langsung membawa si Kecil ke klinik atau rumah sakit terdekat.