Anak dengan gejala alergi berat membutuhkan nutrisi lebih banyak yang didapat dari makanan yang tidak menimbulkan alergi. Hal ini dikarenakan anak tidak mendapatkan nutrisi dari pembatasan makanan yang menimbulkan alergi. Pada keadaan ini, kecukupan nutrisi yang hilang diharapkan dapat digantikan oleh jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sama. Apabila asupan makanan anak dengan gejala alergi berat tidak diganti, maka anak akan mengalami kekurangan asupan nutrisi1.
Makanan Pemicu Alergi
Makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak antara lain susu sapi, kacang, gandum, telur, ikan/seafood, dan kedelai1,3. Selain makanan tersebut, makanan lain juga dapat menyebabkan alergi pada anak. Pada kondisi ini, nutrisi harus diberikan dari makanan lain yang tidak menimbulkan alergi pada anak tersebut. Alergi dapat bermanifestasi pada kulit (contohnya eksim atau dermatitis atopik), pada saluran cerna (contohnya BAB darah atau muntah darah), pada saluran pernapasan (contohnya asma atau oedem glotis) atau pada organ lainnya1,2,3.
Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan sumber nutrisi makro yang diperlukan untuk energi aktivitas sehari-hari serta agar anak dapat bertumbuh1. Makanan yang sering menyebabkan alergi pada anak banyak mengandung protein dan lemak yang penting, sehingga penggantian makanan yang tidak adekuat dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi yang berakibat pada gangguan tumbuh kembang anak (berat dan tinggi badan kurang), kelainan kekuatan otot, telat bicara dan gangguan cemas. Anak yang tidak mengonsumsi susu karena alergi terhadap protein susu sapi juga berisiko mengalami kekurangan nutrisi mikro misalnya kurangnya kadar kalsium yang salah satunya dapat mengakibatkan penyakit riketsia3.
Susu sapi banyak yang mengandung kalsium, protein, riboflavin, fosforus, vitamin A, D, B12 dapat digantikan dengan memperbanyak sumber protein lain seperti daging, kacang-kacangan, unggas, makanan yang mengandung banyak kalsium dan sayuran hijau. Telur yang banyak mengandung biotin, protein, besi, riboflavin, vitamin A,dan vitamin B12 dapat digantikan dengan susu pengganti atau bila tidak memungkinkan proteinnya dapat digantikan dengan memperbanyak sumber protein lain seperti daging, ikan, unggas, atau kacang-kacangan. Telur banyak mengandung protein, biotin, besi, riboflavin, vitamin A, B12, dan vitamin E dan dapat digantikan dengan daging,ikan, unggas atau kacang-kacangan. Kacang dan ikan dapat digantikan dengan protein lain seperti daging, unggas, atau ikan lainnya1.
Kebutuhan Nutrisi Harian Anak Dengan Alergi
Wajib Mama ketahui bahwa kebutuhan nutrisi harian anak dengan alergi sama dengan kebutuhan anak sesuai dengan rekomendasi asupan harian. Namun, apabila anak memiliki alergi yang berat seperti eksim yang parah, batuk yang berkepanjangan, gangguan saluran cerna seperti diare atau konstipasi, maka asupan nutrisinya lebih besar. Asupan protein untuk anak dengan alergi berat usia 2-6 tahun meningkat 20% dan anak usia diatas 6 tahun meningkat 15% - 20%. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan protein sebesar 1,2 gram per harinya, anak usia 4-6 tahun membutuhkan 1,1 gram protein per harinya, dan anak usia 7-10 tahun membutuhkan 1 gram protein per harinya1.
Selain protein, kebutuhan lemak pada anak dengan alergi berat juga harus diperhatikan, terutama asam lemak esensial. Kebutuhan asam lemak esensial untuk anak sebesar 2,7% dari total kebutuhan energi harian untuk asam lemak linoleik dan 1% dari asam linolenik. Sumber makanan yang banyak mengandung asam linolenik yang dianjurkan pada anak dengan alergi berat adalah minyak sayur (minyak jagung atau minyak zaitun)4.
Kebutuhan akan vitamin dan mineral pada anak dengan alergi berat belum dapat ditentukan. Namun, sebuah penelitian pada anak usia 1-9 tahun dengan alergi menemukan bahwa anak dengan alergi mengalami kekurangan kalsium, zat besi, zink, vitamin D dan vitamin E sebesar 67% dari rekomendasi asupan diet untuk anak2,4.
Diet eliminasi sering digunakan untuk anak dengan alergi berat. Apabila diet ini dilakukan berkepanjangan, diperlukan penghitungan kembali kebutuhan nutrisi anak secara menyeluruh. Pada anak dengan alergi susu sapi, pemberian susu dapat menggunakan susu hipoalergenik seperti susu formula dengan protein terhidrolisat penuh (ekstensif). Susu formula berbasis asam amino atau susu formula berbasis soya2,4.
Baca Juga: Nutrisi Untuk Mengurangi Risiko Alergi Pada Balita
Deteksi Dini Alergi Anak
Nah, itu tadi beberapa informasi terkait kebutuhan nutrisi untuk anak dengan gejala alergi berat. Semoga Mama jadi bisa lebih memperhatikan asupan Si Kecil sehari-hari, ya Ma!
Untuk membantu Mama mendeteksi sejak dini kemungkinan Si Kecil mengalami alergi bisa menggunakan tools yang tersedia di situs Nutriclub. Setidaknya ada dua tools yang bisa dimanfaatkan, yakni tools Kenali Alergi Si Kecil Dari Gejala-Gejala. Pada tools ini Mama bisa mengetahui informasi awal tentang gejala alergi yang dialami oleh Si Kecil.
Selain itu, ada juga tool Allergy Risk Screener untuk mengetahui secara dini apakah ada kemungkinan Si Kecil memiliki alergi atau tidak karena faktor keturunan baik dari Mama, Papa, atau saudara kandungnya. Dengan begini, Mama pun tidak perlu lagi khawatir jika terjadi sesuatu terhadap si Kecil terkait alergi yang dialaminya.
Selamat mencoba!
Baca Juga: Aktivitas Fisik Pelengkap Diet Sehat untuk Mencegah Alergi