Agar tumbuh kembang anak optimal, sehat secara fisik, mental, dan sosial, mereka memerlukan asupan gizi yang seimbang sejak kecil, bahkan sejak dari dalam kandungan. Setelah bayi lahir, semua yang dikonsumsi bayi akan bermanfaat bagi tumbuh kembangnya. Bayi mengalami tumbuh kembang yang sangat pesat, sehingga diperlukan asupan yang bergizi, sehat, dan seimbang. Asupan dengan gizi seimbang yang diperlukan anak terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Pola Makan yang Sehat untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Asupan yang dimakan oleh anak sejak dini harus bervariasi, memperhatikan kebersihan makanan, dan sesuai dengan aktifitas fisik anak agar tercapai berat badan anak yang ideal. Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 pilar yang merupakan rangkaian untuk menyeimbangkan zat gizi yang keluar dengan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Prinsip gizi seimbang yaitu:
-
Mengonsumsi makanan beragam
Makanan beragam maksudnya selain makanan yang dimakan bervariasi, tetapi juga memperhatikan proporsi makanan yang seimbang, jumlahnya cukup, dan tidak berlebihan. -
Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih dapat menghindarkan diri dari sumber infeksi, contohnya adalah mencuci tangan, menutup makanan yang akan disajikan, memakai alas kaki, dan menutup mulut dan hidung bila bersin. -
Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat memperlancar metabolisme dalam tubuh. Mengajak anak bermain atau berjalan bersama adalah contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh orang tua dan anak. -
Mempertahankan dan memantau berat badan normal
Indikator untuk bayi dan balita adalah perkembangan berat badan terhadap usia dengan menggunakan acuan Kartu Menuju Sehat (KMS), atau kurva CDC/NCHS, atau kurva WHO.2
Pada bayi 0-6 bulan, ASI merupakan satu-satunya makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pada usia 6-12 bulan, bayi harus mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Makanan pendamping ASI mulai diberikan dengan tekstur makanan yang masih halus, seperti buah-buahan yang dilumatkan, atau bubur beras (boleh menggunakan tepung beras) yang dilumatkan. Kemudian dengan bertambahnya usia, bayi mulai dikenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar seperti bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani atau nabati (7 bulan). Lalu, tekstur ditingkatkan dengan pemberian tim cincang untuk merangsang pertumbuhan gigi geligi (8 bulan). Usia 9 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan selingan seperti bubur kacang hijau atau finger food seperti biskuit. Kepadatan dan tekstur makanan semakin ditingkatkan sampai mendekati makanan yang sering dimakan keluarga hingga nasi pada usia 12 bulan.
Ketika anak sudah beranjak usia 1 hingga 5 tahun, porsi makanan sudah setengah dari porsi dewasa. Anak diharapkan sudah makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam disertai dengan dua kali makanan selingan. Nah, memasuki usia ini biasanya anak mulai susah makan dan sebagian anak mulai memilih-milih makanan (picky eater). Untuk menghindari hal ini, orang tua dapat memberikan makanan yang bervariasi, enak, dan menghindari pemberian makanan selingan saat mendekati jam makanan utama.1
Tanda-tanda Anak Sehat
Tanda anak sehat dengan gizi baik terdiri dari 10 kriteria, yaitu:
- Postur tubuh tegap dan memiliki otot yang padat
- Penambahan berat dan tinggi sesuai usia
- Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat
- Rambut berkilau dan kuat
- Gigi bersih dan gusi berwarna merah muda
- Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
- Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai dengan umur
- Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
- Tidur nyenyak
- Penuh perhatian dan bereaksi aktif
Pemberian makan pada anak usia sekolah harus selaras, serasi, dan seimbang. Selaras artinya harus sesuai dengan kondisi sosial budaya ekonomi serta agama. Serasi artinya sesuai untuk tumbuh kembang anak, dan seimbang artinya nilai gizi harus sesuai dengan kebutuhan. Pemberian makanan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal pada umur anak tertentu. Pendekatan pola makan sehat untuk diharapkan tidak dilakukan dengan tindakan marah atau dengan kekerasan, tetapi lebih dengan pendekatan yang baik sehingga anak dapat menikmati saat-saat makan dan dapat menopang tumbuh kembangnya.3