Loading...
resize_desktop-riwayat-alergi-pada-orang-tua-bisa-diturunkan-ke-anak
Imunitas

Riwayat Alergi pada Orang Tua Bisa Diturunkan ke Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 19 Februari 2020


  • Apakah Alergi Dapat Diturunkan ke Anak?
  • Gejala Alergi pada Anak yang Mungkin Muncul
  • Apakah Alergi Dapat Disembuhkan?

Jika Mama atau Papa memiliki riwayat alergi, mungkin akan muncul pertanyaan apakah alergi tersebut bisa diturunkan ke anak? Jawabannya adalah bisa. Namun, Mama dan Papa dapat melakukan langkah-langkah pencegahan agar Si Kecil tidak sampai memiliki alergi.

Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan cara melawan atau membasmi benda asing yang dianggap berbahaya, misalnya racun, virus, bakteri, atau parasit, untuk melindungi tubuh dari penyakit, khususnya penyakit infeksi.

Namun, pada orang yang memiliki alergi, sistem kekebalan tubuhnya akan menganggap zat atau benda yang sebenarnya tidak berbahaya sebagai ancaman, kemudian menyerangnya. Zat yang dapat memicu alergi disebut alergen.

Alergen pada tiap penderita alergi belum tentu sama dan bisa sangat beragam, mulai dari makanan, suhu panas atau dingin, debu, bulu hewan, polusi, obat-obatan, hingga bahan kimia pada sabun atau produk perawatan tubuh lainnya.

Saat seorang yang memiliki alergi terpapar alergen, tubuhnya akan bereaksi dengan menghasilkan respons perlawanan yang kemudian menimbulkan gejala alergi, seperti bersin, batuk, kulit merah dan gatal, diare, atau bengkak di bagian tubuh tertentu.

Apakah Alergi Dapat Diturunkan ke Anak?

Sebenarnya, jika salah satu atau bahkan kedua orang tua menderita alergi, bukan berarti anaknya pasti juga akan menderita alergi. Namun, peluangnya memang lebih besar daripada anak yang tidak ada riwayat alergi dalam keluarga. Riwayat alergi keluarga bisa meningkatkan risiko kemungkinan anak mengalami alergi hingga 80%.

Persentase risiko anak menderita alergi adalah sebagai berikut:

  • 60-80% jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi dengan manifestasi sama.
  • 40-60% jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi.
  • 25-35% jika saudara kandung memiliki riwayat alergi.
  • 20-30% jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi.
  • 5-15% jika orang tua tidak memiliki riwayat alergi.

Akan tetapi, para ahli berpendapat bahwa munculnya penyakit alergi juga dipengaruhi oleh faktor lain selain genetik, seperti:

  • Kebersihan lingkungan
  • Kualitas udara di lingkungan tempat tinggal, termasuk paparan asap rokok.
  • Riwayat infeksi.
  • Pola makan.
  • Stres.

Jadi, alergi tidak semata-mata ditentukan oleh faktor keturunan. Seorang anak bisa saja mengalami alergi meski orang tuanya tidak memiliki riwayat alergi, begitu pun sebaliknya.

Selain itu, faktor pencetus alergi dan gejala yang muncul saat terkena alergi antara anak dan orang tuanya tidak selalu sama. Misalnya, jika Mama sering gatal-gatal setelah menyantap makanan laut, belum tentu Si Kecil menderita alergi terhadap makanan laut dan mengalami gejala alergi berupa gatal-gatal.

Si Kecil mungkin saja alergi terhadap telur atau susu dan produk olahannya, seperti keju atau yoghurt. Yang pasti, jika Si Kecil memiliki alergi terhadap suatu zat, maka ia lebih berpeluang memiliki alergi terhadap zat yang lain.

Baca Juga: Alergi Mungkin Terbawa Seiring Kehidupan Si Kecil

Gejala Alergi pada Anak yang Mungkin Muncul

Reaksi alergi yang timbul bisa berbeda dari waktu ke waktu. Mama atau Papa mungkin tidak sadar bahwa selama ini menderita alergi dan ternyata berpotensi menularkannya pada Si Kecil.

Misalnya jika selama ini Mama atau Papa sering batuk di malam hari tanpa disertai demam dan dahak tidak berwarna, kemungkinan kondisi ini merupakan gejala alergi.

Beberapa gejala alergi yang dapat muncul ketika Mama atau Papa terpapar alergen meliputi:

  • Mata gatal, kemerahan, berair, atau bengkak.
  • Hidung berair, gatal, bersin-bersin, dan pilek.
  • Bibir dan lidah gatal, kemerahan, dan bengkak.
  • Nyeri di tenggorokan.
  • Sesak napas atau napas pendek.
  • Kulit gatal, merah, serta bentol-bentol.
  • Gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, sembelit, dan mual muntah.
  • Sakit kepala.

Pada kasus tertentu, reaksi alergi bisa cukup berat hingga menimbulkan kondisi yang disebut syok anafilaktik. Gejalanya berupa sulit bernapas, denyut jantung meningkat, pucat, hingga pingsan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengancam nyawa.

Baca Juga: Gangguan Alergi terhadap Kecerdasan Anak

Apakah Alergi Dapat Disembuhkan?

Penyakit alergi belum dapat disembuhkan sepenuhnya, namun gejalanya dapat dicegah dengan mengenali dan menghindari zat-zat pemicu alergi.

Langkah pertama untuk mecegah alergi adalah dengan mengetahui besarnya risiko alergi Si Kecil terlebih dahulu. Lakukan pemeriksaan yang disebut Allergy Risk Screener untuk mengetahui “bakat” alergi. Jangan lupa juga untuk mencatat kapan gejala alergi muncul, kondisi apa saja yang mengawali munculnya gejala, dan seperti apa gejala alergi yang muncul.

Bawa hasilnya ke dokter agar dokter dapat memberi tahu tindakan pencegahan yang tepat.

Cari tahu besarnya resiko alergi si Kecil untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat dengan Allergy Risk Screener

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
Artikel Terkait