Loading...
kenali-lebih-lengkap-seputar-infeksi-saluran-pernafasan-atas-ispa-pada-balita_large
Kesehatan

ISPA pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Apa Itu ISPA?
  • Apa Penyebab ISPA pada Anak?
  • Gejala ISPA pada Anak
  • Bagaimana Cara Mengobati ISPA pada Anak?
  • Bagaimana Cara Mencegah ISPA?
  • Kapan Harus Membawa si Kecil ke Dokter?

ISPA pada anak adalah salah satu penyakit menular yang harus Mama waspadai. Terlebih beberapa waktu belakangan ini karena polusi udara yang sempat memburuk ke level sangat mengkhawatirkan. 

Maka itu, penting bagi Mama membekali diri dengan informasi yang lengkap dan akurat mengenai penyebab, gejala, pengobatan, sampai cara pencegahan ISPA pada anak agar si Kecil selalu terlindungi dari penyakit menular.

Sebab, Menurut Kementerian Kesehatan RI, pneumonia menjadi salah satu penyakit ISPA yang paling banyak menyebabkan kematian terutama pada anak usia dini di bawah 5 tahun. Begitu seriusnya masalah ISPA di Indonesia, sehingga sering disebut sebagai epidemi. 

Apa Itu ISPA?

ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi bisa menyerang saluran telinga, hidung, sinus, faring (tenggorokan), dan laring (pita suara). 

Adapun beberapa penyakit yang tergolong dalam ISPA adalah sebagai berikut:

  • Sinusitis.

  • Batuk pilek.

  • Pneumonia.

  • Radang tenggorokan akut (faringitis)

  • Covid 19.

  • Laringitis akut.

  • Pneumonia.

ISPA dapat menginfeksi anak-anak usia dini dan usia sekolah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan sinus dan respon imun anak yang belum sekuat orang dewasa. 

Apa Penyebab ISPA pada Anak?

Penyebab ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Ada lebih dari 300 jenis bakteri dan virus berbeda yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.

Beberapa contoh bakteri penyebab ISPA termasuk Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophilus influenzae, Bordetella, dan Corynebacterium. Namun, penyakit satu ini lebih sering disebabkan oleh beberapa jenis virus, seperti: 

  • Rhinovirus.

  • Coronavirus.

  • Parainfluenza. 

  • Respiratory syncytial virus (RSV).

  • Adenovirus.

  • Human metapneumovirus.

  • Influenza.

  • Enterovirus.

  • Bocavirus.

Virus penyebab ISPA sangat mudah menular melalui droplets yaitu tetesan liur yang keluar dari mulut atau hidung penderita infeksi saat batuk atau bersin, juga lewat kontak langsung dengan permukaan tubuh atau benda yang telah terpapar virus. 

Anak-anak di usia dini masih suka memasukkan tangan ke dalam mulutnya. Ketika ada penderita ISPA yang batuk atau bersin dengan tangan dan menyentuh benda di sekitarnya tanpa cuci tangan dulu, anak yang memegang benda itu setelahnya dapat terpapar virus yang tertinggal di permukaan benda itu.

Kuman yang tadinya ada pada benda tersebut akan berpindah “tangan” ke si Kecil ketika ia memasukkan tangannya ke dalam mulut, atau menyeka hidung dan menggosok mata dengan tangannya.

Selain itu, kondisi lingkungan yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA. Contohnya, ketika si Kecil sering terpapar polusi udara, baik itu polusi di luar maupun dalam ruangan.

Sebuah studi melaporkan bahwa paparan jangka pendek terhadap berbagai polutan udara terbukti memperburuk beberapa kondisi pernapasan, termasuk gejala ISPA. Sementara itu, memburuknya kualitas udara dalam ruangan juga berdampak signifikan terhadap kesehatan pernapasan dan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit pernapasan seperti COPD, pneumonia, asma, dan infeksi pernapasan akut lainnya.

Baca Juga: Memilih Obat Batuk yang Tepat Bagi Balita

Gejala ISPA pada Anak

ISPA dapat menimbulkan gejala yang berbeda, tergantung dari kuman penyebab dan manifestasi jenis penyakitnya. Sebagai contoh, jika ISPA disebabkan oleh infeksi virus influenza, gejalanya mungkin tidak akan sama persis dengan ISPA yang disebabkan oleh virus corona penyebab COVID-19.

Namun, ISPA pada umumnya juga dapat memiliki gejala khas yang jadi benang merah. 

Gejala umum dari ISPA pada anak adalah: 

  • Batuk.

  • Demam. 

  • Suara serak, biasanya saat anak mengalami laringitis.

  • Kelelahan atau merasa tidak memiliki energi.

  • Mata merah. 

  • Hidung berair alias pilek.

  • Radang tenggorokan.

  • Terjadi sedikit pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak di leher.

Umumnya, ISPA sifatnya tidak fatal dan akan sembuh setelah 1 atau 2 minggu apabila mendapatkan perawatan yang tepat. 

Ketika ISPA belum juga sembuh setelah 2 minggu atau tampak mengganggu kenyamanan, segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan medis dengan seksama. Pasalnya, dikhawatirkan ISPA muncul karena ada penyakit lain seperti pneumonia atau bronkitis. 

Baca Juga: Anak Saya Batuk Saat Dingin, Apakah Alergi?

Bagaimana Cara Mengobati ISPA pada Anak?

Walaupun ISPA bisa membaik dengan sendirinya, tetapi kondisi ini sering kali membuat anak tidak nyaman, mungkin hingga rewel dan tidak bisa tidur di malam hari, sehingga proses pemulihannya bisa terganggu.

Untuk mempercepat proses pemulihan si Kecil, ada beberapa cara pengobatan ISPA pada anak yang dapat Mama lakukan di rumah, antara lain: 

1. Pastikan si Kecil Istirahat Cukup

Hal pertama yang dapat Mama lakukan untuk bantu si Kecil agar segera sembuh dari ISPA adalah dengan memberinya waktu tidur yang berkualitas. 

Agar si Kecil tidur dengan lebih nyaman, pastikan kamarnya bersih dari debu dan asap rokok, suhunya, serta lampu tidurnya redup. 

2. Beri Asupan Cairan yang Cukup

Mama, penting untuk memastikan anak tetap terhidrasi dengan baik saat mengalami ISPA agar lendir-lendir di dalam saluran pernapasannya lebih mudah terpecah dan tubuhnya pulih lebih cepat.

Apabila si Kecil masih minum ASI, Mama dapat meningkatkan asupannya. Selain ASI, Mama dapat memberikan sumber cairan lain seperti susu pertumbuhan (untuk anak di atas 1 tahun), air putih hangat, jus buah tanpa tambahan gula, atau kaldu hangat untuk memenuhi kebutuhan cairan anak. 

Usahakan si Kecil mengonsumsi air hangat, ya. Sebab, air hangat dapat bantu menenangkan peradangan pada tenggorokan anak dan lebih ampuh dalam meluruhkan lendir dengan lebih baik.

3. Optimalkan Nutrisinya

Sama seperti saat sedang sakit pada umumnya si Kecil yang tertular ISPA mungkin merasa lemas, tidak bertenaga, dan tidak nafsu makan karena tidak enak badan. Gejala khas seperti radang tenggorokan, batuk-batuk, atau bersin pun bisa membuat si Kecil susah menelan.

Oleh karena itu, Mama perlu lebih telaten merawat si Kecil agar kebutuhan nutrisi hariannya tercukupi dan tubuhnya lebih cepat pulih. 

Mama dapat berikan sup dengan kaldu gurih dari daging yang direbus lama untuk bantu penuhi kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral si Kecil. 

Hangatnya kuah sup akan bantu memulihkan nafsu makan, membuat badan terasa lebih nyaman, dan bantu memecah lendir-lendir di saluran pernapasan si Kecil. 

4. Jaga Kelembapan Udara

Menjaga kelembaban udara di sekitar anak dengan menyalakan humidifier dapat membantu mengurangi gejala ISPA, terutama hidung tersumbat dan batuk kering. 

Pastikan Mama mengganti air di dalam humidifier dan membersihkan bagian dalamnya secara berkala, ya. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kontaminasi jamur dan bakteri. 

5. Mandi Air Hangat

Apabila tidak ada humidifier di rumah, Mama dapat bantu melegakan gejala ISPA si Kecil dengan mandi air hangat. 

Saat mandi air hangat, uapnya dapat membantu melembapkan saluran napas si Kecil sehingga lendir-lendirnya meluruh. Selain bantu meluruhkan lendir, mandi air hangat juga akan membuat tubuh si Kecil terasa lebih nyaman sehingga ia dapat tidur lebih nyenyak. 

6. Menyedot Ingus si Kecil

Anak usia dini mungkin masih kesulitan untuk mengeluarkan ingus sendiri. Nah, Mama dapat membantu si Kecil untuk menyedot ingusnya secara berkala menggunakan nasal aspirator atau pipet bola karet.

Hindari menyedot ingus menggunakan mulut secara langsung ya, Ma. Sebab, hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi. 

7. Berkumur Air Garam

Berkumur air garam hangat dapat membantu mengatasi batuk dan sakit tenggorokan akibat ISPA. Mama bisa mencampurkan segelas air hangat dengan 2 sendok teh garam, dan larutkan. Setelah itu, minta si Kecil untuk berkumur dengan air garam tersebut lalu buang.

8. Gunakan Saline Nasal Spray

Saline nasal spray adalah obat semprot yang terbuat dari air garam steril. Obat ini bisa dibeli di apotek terdekat atau membuat sendiri di rumah. 

Saline nasal spray sendiri berguna untuk bantu meluruhkan lendir yang membandel dalam hidung si Kecil agar lebih mudah dikeluarkan. 

Selain itu, obat semprot ini juga berfungsi untuk menjaga saluran hidung tetap lembap sehingga menekan risiko iritasi ketika si Kecil berusaha mengeluarkan ingus. 

Perlu diingat ya, Ma, penggunaan saline nasal spray ini harus tetap dalam keadaan higienis dan dibatasi maksimal 4 kali dalam sehari. 

Untuk hasil yang lebih maksimal, Mama dapat menggunakan di saat-saat penting contohnya sebelum si Kecil makan atau sebelum jam tidur tiba.

Bagaimana Cara Mencegah ISPA?

Untuk mencegah ISPA, bekal terbaik yang bisa Mama berikan pada si Kecil adalah kelengkapan imunisasi wajib dan tambahan anak. Jenis vaksinnya juga bervariasi bergantung pada tujuannya untuk mencegah penyakit apa.

Beberapa contoh vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah infeksi saluran pernapasan di antaranya adalah vaksin BCG (untuk mencegah TB), DPT atau DPaT (mencegah pertusis/ batuk rejan), vaksin Hib (mencegah infeksi pneumonia), vaksin PCV (mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae), dan vaksin influenza.

Selain itu, Mama juga perlu menerapkan beberapa cara di bawah ini untuk mencegah penularan ISPA pada anak:

  • Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit, terutama jika mereka mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, atau demam.

  • Ingatkan anak untuk mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas di luar rumah, menyentuh benda kotor, setelah buang air kecil atau besar, dan sebelum makan. Cuci tangan minimal selama 20 detik.

  • Ajari anak untuk selalu menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, menggunakan siku bagian dalam atau tisu yang kemudian dibuang dengan benar.

  • Ajari anak untuk tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum cuci tangan.

  • Hindari berbagi mainan, peralatan makan, atau handuk dengan anak-anak atau orang lain yang sedang sakit.

  • Rutin bersihkan rumah dan benda-benda yang ada di kamar tidur anak, seperti sprei, selimut, dan mainan. Gunakan desinfektan yang sesuai untuk membersihkan permukaan yang sering disentuh.

Kapan Harus Membawa si Kecil ke Dokter?

ISPA memang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama bila daya tahan tubuh anak baik. Namun, perlu waspada apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda berikut ini: 

  • Ketika bayi usia di bawah 3 bulan demam di atas 38 derajat Celcius atau lebih. 

  • Ketika bayi usia 3-6 bulan demam 39 derajat Celcius atau lebih.

  • Demam anak tidak kunjung reda walaupun sudah diberi obat penurun panas seperti ibuprofen atau asetaminofen. 

  • Demam anak berlangsung selama lebih dari 5 hari. 

  • Anak terlihat lesu dan tidak berperilaku seperti biasanya. 

  • Kesulitan bernapas. 

  • Batuk kronis yang mungkin disertai dengan muntah. 

  • Pusing.

  • Mengi (napas disertai bunyi “ngik” melengking).

  • Stridor (saat menarik napas ada bunyi getar yang serak dan keras).

  • Retraksi (garis luar tulang rusuk si Kecil terlihat atau nampak lebih dalam daripada biasanya).

  • Gejala terus memburuk atau ada gejala baru berkembang. 

  • Kehilangan kesadaran. 

Baca Juga: Polusi Udara Picu Penyebaran TBC pada Anak, Ini Cara Mencegahnya

Apabila masih memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang ISPA dan cara menanganinya, Mama dapat menghubungi Nutriclub Expert Advisor untuk dapatkan jawaban lengkapnya dari para ahli secara langsung.

Selain itu, Mama juga bisa dukung imun si Kecil dengan nutrisi yang optimal agar ia tidak mudah sakit. Sebab, penularan ISPA sangat erat kaitannya dengan masalah asupan nutrisi.

Asupan nutrisi yang buruk menyebabkan penurunan sistem imun sehingga dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap infeksi. Nah, di samping terus memberikan makanan bergizi seimbang, Mama juga bisa optimalkan sistem imun si Kecil dengan pemberian susu untuk daya tahan tubuh.

Pilih susu yang dilengkapi dengan formula Double Biotics, yaitu perpaduan FOS:GOS rasio 1:9 dan DHA EPA paling tinggi yang teruji klinis dapat optimalkan imun si Kecil dan dukung tumbuh kembangnya dengan stimulasi yang tepat.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Weintraub, B. (2015). Upper Respiratory Tract Infections. 36(12), 554–556. https://doi.org/10.1542/pir.36-12-554
  2. Cotton, M. F., Innes, S., Jaspan, H. B., A. Madide, & Rabie, H. (2008). Management of upper respiratory tract infections in children. 50(2), 6–12. https://doi.org/10.1080/20786204.2008.10873685
  3. Marcin, A. (2022, June 20). How to Tell If Your Baby Has an Upper Respiratory Infection. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/upper-respiratory-infection-in-babies-symptoms#about-ur-is
  4. Wu, B., Luo, S., Xu, C., Yang, T., & Chen, Y. (2022). Influence factors for upper respiratory tract infection in Chinese rural children: A cross-sectional study. 10. https://doi.org/10.3389/fped.2022.954363
  5. Clinic, C. (2021). Upper Respiratory Infection: Symptoms, Contagious, Treatment - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/4022-upper-respiratory-infection#:~:text
  6. Croft, D. P., Zhang, W., Lin, S., Thurston, S. W., Hopke, P. K., Masiol, M., Squizzato, S., Edwin van Wijngaarden, Utell, M. J., & Rich, D. Q. (2018). The Association between Respiratory Infection and Air Pollution in the Setting of Air Quality Policy and Economic Change. https://doi.org/10.1513/annalsats.201810-691oc
  7. Cold remedies: What works, what doesn’t. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/in-depth/cold-remedies/art-20046403#:~:text
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1063/penanganan-flu-pada-balita
  9. Drinking Fluids - Decreased. (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/drinking-fluids-decreased/
  10. What to Drink When You Have a Cold. WebMD. https://symptoms.webmd.com/cold-flu-map/how-to-stay-hydrated-when-youre-sick
  11. VA.gov | Veterans Affairs. (2016). Va.gov. https://www.va.gov/WHOLEHEALTHLIBRARY/tools/prevention-and-treatment-of-viral-upper-respiratory-infections.asp#:~:text
  12. WebMD Editorial Contributors. (2020, November 16). Remedies for Sore Throat. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/cold-and-flu/remedies-for-sore-throat
Artikel Terkait