Cacar air adalah salah satu penyakit kulit yang sangat mudah menular pada anak. Sekitar 90% kasus cacar air menginfeksi anak di bawah usia 10 tahun dan paling banyak di usia 5-9 tahun. Meski begitu, bukan berarti cacar air bisa dianggap sepele pada anak-anak usia balita.
Lantas, apa penyebab cacar air pada anak dan bagaimana langkah tepat mengobatinya?
Apa Penyebab Cacar Air pada Anak?
Cacar air atau varicella juga dikenal dengan nama chicken pox. Penyebab utama cacar air adalah virus varicella zoster (VZV).
Virus Varicella zoster ini bisa menular lewat percikan air liur (droplet) yang keluar dari mulut penderita cacar saat bersin ataupun batuk dan terhirup oleh anak yang berada di dekatnya. Penularan lainnya adalah lewat kontak langsung dengan cairan yang keluar dari lenting cacar ketika penderita menggaruknya.
Cairan tersebut mengandung virus penyebab cacar. Jadi ketika lenting robek atau terbuka, cairan di dalamnya bisa terpercik ke udara dan terhirup oleh anak sehingga ia bisa terekspos oleh virus yang terdapat di dalamnya. Penularan juga dapat terjadi ketika anak menyentuh luka bekas lenting yang pecah ini.
Selain itu, cacar air juga termasuk sangat mudah menular lewat kontaminasi silang. Ini dapat terjadi ketika pasien menyentuh benda-benda di sekitarnya dan kemudian disentuh lagi oleh anak yang sehat.
Sebagai contoh, ketika pasien dengan cacar air batuk dan meninggalkan droplet di permukaan meja dan tak berapa lama anak memegang area meja yang sama. Alhasil, virus dapat berpindah ke tubuh anak ketika ia menyentuh wajah dengan tangan yang terkontaminasi.
Virus dapat tetap menular sampai semua lepuhan pada kulit penderita mengering. Itu kenapa, setiap orang yang sedang sakit cacar akan diminta mengisolasi diri untuk menghindari risiko penularan ke orang-orang terdekat, terutama pada anak yang sistem imunnya belum sekuat orang dewasa.
Setelah seseorang terkena cacar air, virus tetap tidak aktif (beristirahat) di sistem saraf seumur hidup. Namun, virus dapat aktif kembali (bangun) menyebabkan ruam yang menyakitkan atau biasa disebut sebagai herpes zoster.
Seperti Apa Gejala Cacar Air pada Anak?
Gejala cacar air pada anak rata-rata akan timbul sekitar 2 minggu setelah terpapar virus.
Mula-mula anak akan mengalami demam 1-2 hari sebelum muncul ruam dan lentingan cacar air. Sebelum muncul ruam, ada ciri-ciri cacar air lain yang mengawali munculnya ruam gatal di antaranya pusing atau sakit kepala, lemas dan tidak bersemangat, hingga tidak nafsu makan.
Ruam kemerahan yang sangat gatal akan muncul pertama kali di kepala, kulit kepala, dan badan. Setelah itu, akan muncul bentol atau lentingan kecil berukuran 2-4 milimeter yang berisikan cairan jernih (vesikel).
Lalu, lentingan-lentingan tersebut akan menyebar ke dada, perut, dan seluruh tubuh. Pada kasus yang parah, ruam dan lentingan bisa muncul di mulut, tenggorokan, kulit kepala, dan area sekitar alat kelamin anak.
Biasanya, ruam cacar akan bertahan di tubuh si Kecil selama 7 sampai dengan 21 hari, kemudian akan timbul banyak lesi baru sampai gejala membaik.
Setelah beberapa hari atau minggu, lenting akan mengering, pecah atau mengelupas, dan menjadi keropeng.
Bagaimana Cara Mengobati Cacar Air pada Anak?
Jika tidak ada penyakit atau kondisi lain, cacar air pada anak sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, Ma. Meski demikian, anak bisa merasa sangat terganggu dan tidak nyaman dengan gejala cacar air yang ditimbulkan. Terlebih, bila dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit kulit ini bisa saja semakin parah.
Oleh karena itu, Mama dan Papa bisa melakukan langkah-langkah berikut sebagai cara mengobati cacar air pada anak.
1. Istirahat yang Cukup
Cara mengobati cacar air pada anak yang tak kalah penting adalah memastikan ia istirahat dengan cukup sampai kondisinya benar-benar pulih, atau paling tidak sampai lentingan cacar air membentuk koreng dan tidak ada lentingan baru yang muncul.
Mengistirahatkan anak di rumah selama seminggu juga dapat menjadi langkah mencegahnya penularan penyakit cacar air.
Sebab, sebagian besar kasus cacar air pada anak menular setelah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
2. Penuhi Asupan Makanan dan Kebutuhan Cairannya
Walaupun anak sedang tidak nafsu makan, tetap penting untuk selalu memenuhi asupan makanan dan kebutuhan cairan tubuhnya ya, Ma. Apalagi lenting cacar air juga bisa muncul di dalam mulut dan tenggorokan, sehingga menyebabkan anak sulit untuk menelan makan.
Mama bisa memberikan makanan yang lembut, halus, dan dingin yang tidak sulit ditelan (seperti kentang tumbuk, bubur, agar-agar, puding, sup). Hindari memberikan makanan yang bercita rasa asam atau asin.
Jangan lupa memberikan air putih sebagai obat cacar air pada anak secara alami agar ia tidak mengalami dehidrasi dan kebutuhan cairannya terpenuhi.
Mama juga bisa bantu menaikkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan susu Nutrilon Royal 3 tiga kali sehari.
Susu memang bukan obat untuk menyembuhkan cacar pada anak, Ma. Tapi, kandungan nutrisinya lengkap dengan 12 vitamin dan 9 mineral yang penting mendukung asupan gizi anak. Susu Nutrilon Royal 3 juga diformulasikan dengan ACTIDUOBIO+, yaitu kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9 dan Omega 3 & 6 yang terbukti membantu memperkuat daya tahan tubuh si Kecil di atas 1 tahun.
3. Cegah Anak untuk Menggaruk
Lenting cacar air bisa menimbulkan rasa gatal yang teramat sangat. Akibatnya, anak Mama mungkin akan sering menggaruk bagian kulit tertentu. Padahal, menggaruk bagian kulit yang terkena cacar air terus-menerus bisa meningkatkan risiko infeksi kulit oleh bakteri.
Untuk menghentikan kebiasaan anak menggaruk kulit yang terkena cacar air, American Academy of Dermatology merekomendasikan Mama rutin menggunting kuku si Kecil agar tetap pendek.
Pada anak-anak yang berusia di bawah 1 tahun, coba Mama pakaikan ia sarung tangan, baju lengan panjang, dan kaos kaki yang menutupi bagian kulit yang terinfeksi cacar air. Dengan begitu, akan mencegahnya untuk menggaruk.
4. Mandikan Anak dengan Air Hangat
Salah satu cara mengobati cacar air pada anak adalah meredakan rasa gatal yang ditimbulkan. Ketika mengalami cacar air, Mama bisa mandikan si Kecil dengan air hangat suam-suam kuku.
Caranya, Mama bisa menyiapkan air hangat suam-suam kuku. Lalu, gunakanlah sabun berbahan lembut kemudian bilas hingga bersih.
Coba ajak anak mandi setiap tiga sampai empat jam sekali selama beberapa hari pertama ia terkena cacar air.
Jika si Kecil tidak mau mandi, tidak masalah. Mama bisa menggunakan kompres dari handuk kecil yang sudah direndam air dingin.
Mama juga dapat menggunakan oatmeal yang sudah dihaluskan. Lalu, biarkan anak berendam di dalam air hangat suam-suam kuku berisi oatmeal di dalamnya.
Saat mengeringkan tubuhnya, jangan gosok dengan handuk ya, Ma. Sebaiknya, tepuk-tepuk perlahan tubuh anak sampai air menyerap kering.
5. Oleskan Lotion Anti Gatal
Setelah mandi, Mama bisa mengoleskan lotion calamine untuk mengurangi rasa gatal. Ingat, jangan menggunakan krim atau salep antibiotik, kecuali dengan resep dokter, ya, Ma. Pasalnya, penggunaan produk ini bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit si Kecil.
Jika anak mengeluhkan gatal yang amat sangat sampai mengganggu kualitas tidurnya, coba berikan obat antihistamin yang dijual bebas di apotek.
6. Gunakan Pakaian yang Nyaman
Supaya terhindar dari iritasi kulit dan rasa nyeri, baiknya kenakan si Kecil pakaian yang nyaman, yakni pakaian longgar, lembut, dan berbahan katun.
7. Redakan Demam
Berikan obat penurun demam dalam beberapa hari pertama jika suhu tubuhnya naik. Namun, hindari memberikan jenis obat aspirin pada anak karena berisiko menyebabkan sindrom Reye. Sindrom Reye adalah penyakit yang berdampak buruk terhadap otak dan hati anak.
Untuk menghentikan perkembangan infeksi virus dalam tubuh, umumnya, dokter akan meresepkan obat acyclovir untuk diminum dalam waktu 24 jam setelah gejala pertama cacar air muncul. Pemberian asiklovir dalam 24 jam pertama timbulnya ruam, secara signifikan dapat mengurangi lamanya demam, memperpendek masa sakit, dan mengurangi jumlah lentingan.
Mama juga bisa cari tahu cara mengatasi anak yang menangis berkepanjangan karena demam lebih lanjut lewat tools Health Immune Checker.
Baca Juga: Seputar Skin to Skin Contact Saat Anak Demam
Apakah Cacar Air Bisa Sebabkan Komplikasi?
Sebetulnya cacar air bisa sembuh apabila diobati dengan tepat, Ma. Tetapi, dalam beberapa kasus, cacar air bisa menjadi penyakit infeksi yang serius karena menyebabkan anak mengalami berbagai komplikasi.
Ini berlaku tidak hanya pada anak-anak, termasuk bayi, melainkan juga orang dewasa yang mengalami sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk yang sedang menjalani pengobatan kanker kemoterapi.
Adapun beberapa risiko komplikasi yang mungkin dialami adalah sebagai berikut.
-
Infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, hingga sendi.
-
Mengalami dehidrasi.
-
Pneumonia (radang paru) dan gangguan pada sistem saraf pusat, seperti radang otak (ensefalitis), sehingga menimbulkan anak kejang dan koma.
-
Sindrom Reye pada anak yang mengonsumsi aspirin.
-
Kematian.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Jika Mama dan Papa mencurigai si Kecil mengalami ciri-ciri cacar air pada anak, sebaiknya segera bawa ia ke dokter anak. Selain itu, Mama perlu membawa anak ke dokter apabila ia mengalami kondisi sebagai berikut.
-
Anak mengalami demam tinggi lebih dari empat hari.
-
Anak batuk terus-menerus dan kesulitan bernapas.
-
Lenting atau ruam cacar air mengeluarkan nanah, serta menjadi bengkak, merah, hangat, dan terasa perih.
-
Anak mengalami sakit kepala parah dan leher terasa kaku.
-
Anak sangat gelisah dan sulit bangun dari tidur.
-
Anak sulit berjalan.
-
Anak kesulitan untuk melihat dalam ruangan terang.
-
Anak muntah.
-
Ruam atau lenting cacar air menginfeksi salah satu atau kedua mata anak.
-
Demam anak lebih dari 39 derajat Celcius.
Bagaimana Cara Mencegah Anak Tertular Cacar Air?
Cacar air pada anak bisa dicegah dengan vaksinasi. Kalaupun anak Mama terinfeksi cacar air, gejalanya mungkin akan ringan. Maka dari itu, Mama perlu memberikan vaksinasi cacar air sesegera mungkin sesuai jadwalnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan 1 dosis vaksinasi cacar air diberikan setelah si Kecil berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum masuk sekolah sampai usia 12 tahun. Bila vaksinasi diberikan di atas 12 tahun, perlu diberikan dua dosis vaksin cacar air dengan jarak empat minggu.
Sebuah studi di Jepang menyatakan bahwa hanya dengan satu kali vaksin, sebanyak 97% anak usia 12 bulan-12 tahun memiliki pertahanan tubuh selama 7-10 tahun lamanya setelah vaksin dalam melawan infeksi.
Kemudian, sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pemberian vaksin cacar air satu dosis dapat menurunkan risiko kematian sebanyak 88% akibat cacar air dan komplikasinya.
Selain itu, ditemukan juga penurunan angka rawat di rumah sakit pada anak akibat cacar air semenjak diberlakukannya program vaksinasi di Amerika Serikat.
Baca Juga: Informasi Lengkap Mengenai Campak Pada Si Kecil
Nah, itulah informasi mengenai penyebab dan pengobatan cacar air pada anak yang perlu Mama dan Papa ketahui. Dapatkan juga Ebook panduan eksklusif untuk mendukung daya tahan tubuh anak di 1000 hari pertamanya. Semoga informasi ini berguna, ya!