Loading...
kenali-lebih-banyak-mengenai-batuk-dan-pilek-si-kecil_large
Kesehatan

Penyebab dan Cara Mengatasi Batuk Pilek pada Bayi

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Apa Penyebab Batuk dan Pilek pada Bayi?
  • Bagaimana Cara Mengatasi Batuk Pilek pada Bayi?
  • Kapan Batuk pada Bayi Perlu Diperiksakan ke Dokter?

 

Batuk pilek (bapil) adalah salah satu penyakit yang umum terjadi pada bayi. Bayi bahkan bisa sakit bapil sampai 2-3 bulan sekali karena sistem imunnya memang belum sekuat imun Mama dan Papa. Akan tetapi, jangan terburu-buru memberikan obat batuk pilek untuk si Kecil, ya! Sebab, beberapa jenis obat-obatan ini belum tentu boleh dikonsumsi oleh bayi.

Karena pemberian obat batuk dan pilek tak boleh sembarangan, Mama perlu tahu penyebab dan bagaimana cara mengatasi bayi batuk dan pilek agar si Kecil tidak sering mengalami kondisi ini.

 

Apa Penyebab Batuk dan Pilek pada Bayi?

Secara garis besar, batuk pilek pada bayi dapat disebabkan oleh infeksi dan alergi. Batuk pilek karena infeksi bisa disertai gejala demam, hidung meler atau tersumbat (kerap disertai dengan ingus), batuk, bersin, nyeri otot, sakit kepala, dan mata berair. Biasanya penyebaran infeksi bisa melalui bersin, batuk, dan kontak tangan.

Masalah batuk pilek bisa saja terjadi pada bayi yang baru lahir. Bahkan, di tahun pertama kehidupannya, sebagian besar bayi bisa mengalami batuk dan pilek enam hingga delapan kali. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh bayi masih belum berkembang sempurna. 

Biasanya kondisi ini berlangsung antara 2-3 hari dengan penyebab tersering adalah virus. Akan tetapi, bila terjadi lebih dari 1 minggu, ada kemungkinan batuk dan pilek disebabkan oleh infeksi bakteri lanjutan atau alergi.

Baca Juga: 15 Cara Mengobati Flu pada Anak yang Disertai Batuk

Bagaimana Cara Mengatasi Batuk Pilek pada Bayi?

Sebenarnya, batuk pilek merupakan mekanisme tubuh untuk melawan kuman penyakit dan mengamankan saluran napas. Oleh karena itu, sebaiknya Mama jangan langsung buru-buru memberi obat-obatan atau membawanya ke dokter, ya. 

Obat-obatan sifatnya hanya meringankan gejala, tidak menyembuhkannya. Selain itu, obat-obatan memiliki efek samping yang mungkin bisa berdampak buruk pada si Kecil, terutama yang usianya di bawah dua tahun, karena organ tubuhnya belum berkembang sepenuhnya.

FDA selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak merekomendasikan orang tua memberikan obat batuk pilek nonresep pada bayi di bawah 2 tahun. Ini karena obat batuk di pasaran dapat menyebabkan efek samping yang serius untuk bayi. 

Oleh karena itu, Mama bisa membantu mengatasi batuk pilek pada bayi dengan berbagai cara alami berikut ini: 

1. Tetap Lanjut Berikan ASI

Salah satu cara mengatasi batuk pilek pada bayi tanpa obat adalah dengan tetap memberikan asupan cairan yang cukup. Ini karena saat bayi batuk dan pilek, ia perlu minum lebih banyak untuk membantu mengencerkan dahak dan melegakan tenggorokannya.

Oleh sebab itu, terus lanjutkan memberikan ASI eksklusif secara berkala, ya, Ma. Kandungan dalam ASI akan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Selain itu, gerakan si Kecil saat mengisap payudara akan menutup saluran eustachius yang menghubungkan hidung dengan telinga. Kondisi ini akan memperkecil risiko terjadinya infeksi telinga oleh bakteri yang ada di hidung dan tenggorokan.

Jika si Kecil sudah berusia 6 bulan ke atas dan sudah mendapatkan MPASI, pemberian ASI juga boleh diselingi dengan air putih sedikit-sedikit. 

Selain ASI dan air putih, Mama bisa memberikan jus buah dan cairan hangat, seperti sup sayur ayam hangat, untuk melegakan tenggorokannya sekaligus bantu mengencerkan lendir ingus.

Psst… Dapatkan juga solusi untuk menenangkan tangisan si Kecil saat sakit dan pemberian ASI yang tepat dengan mengunjungi Health Immune Checker!

2. Tinggikan Kepala Bayi saat Tidur

Mama bisa meninggikan posisi kepala si Kecil saat tidur sebagai cara mengatasi batuk pilek pada bayi. Tidur dalam posisi telentang bisa membuat bayi yang sedang batuk menjadi sulit bernapas lega, karena jalur napasnya tersumbat lendir yang mengalir balik ke atas.

Untuk mengakalinya, coba sangga kepala si Kecil dengan dua bantal tipis yang empuk atau gulungan selimut di bawah kepala, supaya posisinya sedikit lebih tinggi daripada dadanya. 

Dengan demikian, lendir akan tetap berada di dalam paru-paru sehingga mencegahnya tersedak dahak. Ia pun bisa bernapas lega serta tidur lebih nyaman.

Banyak-banyak pula memberikan sentuhan, seperti mendekap atau memeluk hangat si Kecil, saat menemaninya tidur ya, Ma. Sentuhan ini dapat membuatnya merasa nyaman dan rileks. 

3. Mandikan dengan Air Hangat

Memandikan bayi dengan air hangat suam-suam kuku juga bisa menjadi pilihan obat batuk pilek pada bayi. Apalagi jika dilakukan sebelum waktu tidur bayi, dijamin ia akan tidur nyenyak setelahnya, Ma.

Cukup lap tubuh bayi dengan waslap lembap yang hangat. Uap panas dari air hangat juga dapat melewati rongga hidung dan paru-paru anak, yang secara tidak langsung akan mengencerkan lendir di dalam rongga napasnya.

4. Keluarkan Lendir dengan Alat Penyedot Ingus

Untuk meredakan hidungnya yang tersumbat, Mama bisa mengeluarkan cairan hidungnya lewat proses penguapan. Kemudian, menepuk-nepuk punggung bayi dalam posisi telungkup di paha Mama. 

Mama juga dapat menyedot cairan dari hidung si Kecil dengan bantuan alat penyedot. Sebelum melakukannya, Mama sebaiknya meneteskan obat tetes air garam (saline) ke lubang hidungnya.

Cairan air garam adalah obat tetes hidung yang terbuat dari air garam steril. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan lendir di hidung dan tenggorokan bayi. 

Pertama, Mama perlu memposisikan kepala si Kecil sedikit mendongak ke atas. Lalu, teteskan larutan saline sebanyak 2-3 tetes ke rongga hidungnya dengan bantuan pipet atau sedotan. 

Diamkan selama sekitar 30 detik, lalu bersihkan hidung bayi. Pastikan Mama telah membaca label kemasan untuk mengetahui dosis penggunaannya, ya.

5. Hindari Bayi dari Paparan Polusi

Mama dan Papa pasti paham kalau paparan virus dan kuman sekarang ada di mana-mana. Makin sering kita keluar rumah, tentu paparan terhadap virus dan kuman pun makin besar.

Nah, jika bayi mulai batuk-batuk, ada baiknya hindari dulu membawa si Kecil bepergian ke luar rumah sampai kondisinya membaik total. 

Menghindari mereka dari paparan polusi, seperti asap rokok dan udara kotor juga dapat membantu mencegah batuk yang dialami bayi menjadi semakin parah. 

Adapun beberapa hal yang dapat orang tua lakukan agar bayi terhindar dari iritasi dan polusi udara adalah sebagai berikut.

  • Tidak merokok di sekitar bayi atau di dalam ruangan.

  • Membersihkan debu karpet menggunakan penyedot debu dengan HEPA filter.

  • Menggunakan pembersih udara ruangan yang memiliki HEPA filter. 

  • Menjaga tingkat kelembapan udara di rumah antara 40-50 persen.

  • Menjauhkan hewan peliharaan dari area tempat tidur bayi.

  • Menggunakan seprai dan sarung bantal antialergi.

6. Gunakan Humidifier

Mama juga bisa menggunakan humidifier untuk bantu melembapkan udara sebagai cara alami mengatasi batuk pilek pada bayi. 

Udara yang lembap akan menjaga lendir pada saluran napas tetap lembap dan tidak kering. Dengan begitu, si Kecil bisa bernapas lebih mudah dan nyaman, serta mengurangi gatal pada tenggorokannya.

Mama bisa memilih humidifier model uap dingin yang dianggap lebih aman daripada yang menghasilkan uap hangat. Jangan lupa untuk bersihkan humidifier secara rutin dengan cara mengganti air dan membersihkan alatnya untuk mencegah tumbuhnya lumut ya, Ma.

Selain menggunakan humidifier, Mama bisa menyalakan pancuran air hangat untuk cara meredakan batuk pada bayi. 

Tutup pintu kamar mandi, lalu tunggu sampai suhu kamar mandinya menghangat sendiri. Kemudian, dudukkan si Kecil di kursi bayi dan biarkan ia menghirup uap hangatnya untuk melegakan pernapasannya. Lakukan tips ini selama 10-15 menit.

Kapan Batuk pada Bayi Perlu Diperiksakan ke Dokter?

Walaupun batuk pilek pada bayi sebetulnya tidak perlu khawatir berlebihan, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter bila ia masih terus batuk selama lebih dari 7 hari dan menunjukkan gejala di bawah ini:

  • Bayi tidak mau minum cairan dan sering muntah.

  • Bayi tidak bisa menelan.

  • Bayi sakit perut. 

  • Bayi sakit kepala parah.

  • Bayi pucat dan sangat mengantuk.

  • Bayi terus menerus batuk.

  • Bayi mengalami demam tinggi meski telah diberi obat penurun panas.

  • Bayi mengeluhkan sakit telinga karena ada kemungkinan ia terserang infeksi telinga.

  • Bayi sangat rewel atau sering menangis.

  • Bayi mengalami ruam kulit.

  • Bayi kesulitan bernapas atau bernapas sangat cepat.

Baca Juga: Seputar Skin to Skin Contact Saat Anak Demam

Jika disertai tanda-tanda tersebut, batuk pilek pada bayi yang dialami mungkin menandakan kondisi lain yang memerlukan perawatan dokter, Ma. Mama juga bisa konsultasi langsung dengan tim Nutriclub Expert Advisor yang siap 24/7 menjawab semua pertanyaan dan kekhawatiran Mama seputar kesehatan bayi.

Dapatkan juga Ebook panduan eksklusif untuk mendukung daya tahan tubuh anak di 1000 hari pertamanya. Semoga si Kecil senantiasa sehat selalu, ya!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. WebMD. (2021). Natural Cold Remedies for Babies. WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/ss/slideshow-natural-cold-remedies#:~:text=Try%20a%20Sponge%20Bath&text=A%20lukewarm%20sponge%20bath%20can,them%20out%20of%20the%20bath
  2. 7 Cough Remedies for Babies. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/how-to-help-baby-with-cough#fluids
  3. Office. (2023). Tips from the FDA to safely treat your child’s cough and cold. U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/should-you-give-kids-medicine-coughs-and-colds#:~:text=The%20FDA%20doesn%27t%20recommend,under%204%20years%20of%20age.%E2%80%9D
Artikel Terkait