Campak pada bayi yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, seperti diare berat dan gizi buruk. Cari tahu penyebab, ciri, pengobatan, sampai cara mencegahnya.
Penyebab Campak pada Bayi
Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Paramyxovirus. Infeksi ini sangat mudah menular.
Bayi bisa tertular melalui droplet liur dari orang sakit saat mereka batuk atau bersin lalu terhirup si Kecil, atau melakukan kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.
Virus campak sendiri bisa bertahan di udara dan permukaan benda selama 2 jam sehingga meningkatkan risiko penularan pada bayi. Terutama pada ruangan tertutup.
Ciri-Ciri Campak pada Bayi
Gejala campak biasanya akan muncul dalam 7-14 hari setelah bayi terinfeksi Paramyxovirus.
Lantas, apa ciri-ciri bayi terkena campak? Pada awalnya gejala campak mirip dengan flu, seperti:
- Demam tinggi lebih dari 38°C selama 3 hari atau lebih.
- Batuk.
- Pilek.
- Mata merah dan berair (konjungtivitis).
Gejala awal campak biasanya berlangsung selama 2-3 hari yang diikuti kemunculan Koplik’s spot, yaitu bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
Pada hari ke-3 hingga ke-5, gejala akan diikuti dengan kemunculan ruam berupa bercak-bercak kemerahan di sekitar garis rambut wajah si Kecil.
Bercak kemudian akan menyebar ke area leher, punggung, dada, perut, lengan, hingga kaki. Mungkin muncul juga bintik kemerahan di atas bercak.
Demam pada bayi bisa naik hingga 40°Celsius saat ruam muncul
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Campak dan Alergi pada Anak
Cara Mengobati Campak pada Bayi
Sebenarnya tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak. Pengobatan untuk campak sifatnya hanya mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika bayi terkena campak?
1. Mencukupi Asupan Cairan Bayi
Apabila si Kecil masih menyusu, perbanyaklah memberikan ASI dengan durasi yang lebih lama upaya asupan cairannya tercukupi.
Apabila bayi berusia di atas 6 bulan atau sudah MPASI, Mama boleh memberikan air putih sebagai sumber cairan si Kecil.
2. Memberi Obat Demam
Gejala demam akibat campak pada bayi dapat diatasi dengan mengompres dahi dan memberikan obat demam.
Mama dapat berikan parasetamol atau ibuprofen dengan dosis sesuai usia si Kecil untuk bantu menurunkan demam.
Mama juga dapat mengakses Health Immune Checker untuk dapatkan solusi lainnya mengatasi demam si Kecil di rumah.
3. Memberi Obat Batuk dan Pilek
Untuk menangani batuk pilek yang dialami bayi saat campak, Mama dapat memberikan obat dengan dosis yang telah diresepkan oleh dokter agar bayi dapat bernapas lebih nyaman.
4. Menyalakan Humidifier
Apabila udara kamar si Kecil terlalu kering, Mama dapat menyalakan humidifier untuk melembabkannya.
Udara yang lembab akan bantu meringankan rasa tidak nyaman karena batuk dan adanya peradangan pada tenggorokan si Kecil.
Pastikan Mama membersihkan humidifier setiap hari supaya tidak ada bakteri dan jamur yang tumbuh di dalamnya.
5. Menyemprotkan Saline Nasal Spray
Saline nasal spray merupakan air larutan garam steril untuk melegakan hidung bayi yang tersumbat karena pilek.
Untuk menggunakannya, baringkan si Kecil dengan kepala mendongak ke belakang lalu semprotkan 2-3 tetes pada setiap lubang hidung.
Apabila ada lendir yang keluar, segera sedot dengan nasal aspirator supaya pernafasan si Kecil terasa lega. Hindari menyedot dengan mulut karena akan meningkatkan risiko infeksi.
6. Meredupkan Cahaya Lampu
Pada kebanyakan kasus, bayi yang sedang sakit campak cenderung lebih sensitif terhadap cahaya.
Mama dapat mengganti lampu ruangan bayi dengan yang lebih redup supaya ia merasa lebih nyaman.
7. Mandikan dengan Air Hangat
Mama dapat bantu meredakan demam dan nyeri ruam akibat campak pada bayi dengan memandikannya pakai air hangat.
Mandi air hangat juga akan bantu meredakan demam dan mengurangi rasa gatal.
Untuk meredakan rasa gatal, air mandi si Kecil juga bisa ditambah dengan mineral salts atau oatmeal giling.
9. Memberikan Asupan Vitamin A
Pemberian suplemen vitamin A dengan dosis tepat oleh dokter juga dapat membantu mengurangi komplikasi dan kematian.
Sebab, Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terjadinya komplikasi pada campak berhubungan dengan kondisi kekurangan vitamin A.
Bagi bayi yang telah berusia 6 bulan ke atas, Mama dapat bantu ringankan gejala si Kecil dengan memberikan MPASI kaya vitamin A.
10. Memberikan Antibiotik
Antibiotik hanya akan diberikan dokter saat ada indikasi infeksi bakterial sekunder selama bayi menderita campak, antara lain radang telinga tengah atau pneumonia.
11. Jangan Bawa Bayi Keluar Rumah
Umumnya, campak akan berangsur pulih setelah satu minggu dengan pengobatan di atas.
Namun, Mama perlu tetap mengisolasi si Kecil hingga seluruh ruam benar-benar berubah jadi warna menjadi tembaga atau kehitaman untuk menurunkan risiko penularan pada orang lain.
Apakah Campak pada Bayi Berbahaya?
Campak memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi apabila terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan tidak ditangani dengan baik. Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin terjadi:
- Diare berat.
- Gizi buruk.
- Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
- Komplikasi berat dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia). Radang paru-paru merupakan penyebab kematian tersering pada bayi dengan campak.
1 dari 1000 anak dapat mengalami ensefalitis (radang otak) akibat komplikasi campak.
Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu segera membawa si Kecil ke dokter spesialis anak ketika melihat ada gejala campak.
Mama dan Papa juga dapat bertanya langsung dengan tim ahli Nutriclub Expert Advisor terkait kondisi si Kecil, tanpa membuat janji.
Baca Juga: 12 Penyebab Bruntusan pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Cara Pencegahan Campak
Risiko campak pada bayi dapat dicegah dengan pemberian imunisasi MR sesuai jadwal dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Menurut peraturan IDAI tahun 2023, bayi perlu mendapatkan 3 dosis vaksin MR secara bertahap agar efek perlindungannya maksimal.
Imunisasi MR dosis pertama akan diberikan di usia 9 bulan. Kemudian, imunisasi dosis kedua akan diberikan pada rentang usia 15-18 bulan dan dosis ketiga diberikan saat si Kecil berusia usia 5-7 tahun.
Bayi yang pernah terinfeksi campak juga sebaiknya tetap mendapatkan imunisasi vaksin MR susulan untuk memperkuat sistem imun tubuh.
Apabila sampai usia 12 bulan si Kecil belum mendapatkan imunisasi MR, ia bisa mendapatkan vaksin MMR.
Semoga artikel ini membantu!