Berhubungan seks dengan pasangan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan. Menurut beberapa penelitian, salah satunya Tim Peneliti dari Wilkes-Barre Pennsylvania Amerika menyatakan bahwa berhubungan seks -minimal 2 kali per minggu dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta dapat membantumenghindarkan diri dari flu atau infeksi yang disebabkan oleh virus.
Akan tetapi, kegiatan yang sanggup membakar 8 kalori setiap 30 menitnya tersebut bisa terhapus dari memori otak Ayah saat mendapat kabar bahwa Ibu mengandung. Beragam perasaan seperti adanya orang lain yang mengawasi, rasa malu kepada janin, atau takut jika nanti bayi terluka akibat hasrat seks Ayah. Lebih-lebih jika berada pada masa indahnya berhubungan seksual. Baiknya kita buktikan saja, apakah kekhawatiran Ayah tersebut pantas menyumbat hasrat seksual.
Menyakiti bayi
Inilah kekhawatiran terbesar yang dialami Ayah saat hendak berhubungan intim dengan Ibu. Alasannya, bayi akan terguncang atau terhimpit saat perut Ibu tergencet tubuh Ayah atau alat vital Ayah akan mendesak bayi saat penetrasi terjadi. Menurut Irene Christ Susanto, dokter spesialis kandungan, hubungan seks tidak akan membahayakan bayi. “Bayi itu dilindungi oleh kantung. Kalau tidak percaya lihat gambar-gambar janin dalam kandungan. Ada kantung yang mengelilinginya kan? Nah, kantung atau selaput yang berisi air ketuban itulah yang melindungi bayi dari segala macam bahaya,” katanya.
Dokter Irene dengan gelar Fr.Arzt dari Jerman ini juga mengingatkan, jika dokter menyarankan atau melarang untuk melakukan hubungan intim sebaiknya ditaati. Kondisi seperti plasenta previa –plasenta berada di bawah rahim- atau Ibu memiliki riwayat persalinan prematur.
Kesimpulannya, jika dokter sudah memberikan lampu hijau, segera sambung kembali memori otak yang berhubungan dengan kegiatan seksual Ayah dan hilangkan kekhawatiran.
Malu pada janin
Sebuah kenyataan harus dihadapi oleh Ayah bahwa di dalam perut Ibu ada sesuatu yang hidup, ada sepasang mata yang mengawasi, dan itu adalah anak. Tak heran jika di kepala Ayah muncul banyak kekhawatiran dan rasa malu yang tidak perlu saat berhubungan intim.
Takut bila bayi lahir prematur
Kekhawatiran ini muncul karena adanya mitos yang mengatakan bahwa jika Ibu mengalami orgasme maka Ibu juga akan mengalami kontraksi. Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, sperma pria yang mengadung prostaglandin memang bisa mengakibatkan kontraksi pada rahim dan menyebabkan mulut rahim terbuka. Oleh sebab itu sangat disarankan melakukan hubungan seks setelah trisemester pertama sampai usia kandungan 7 bulan.
Saat kehamilan memasuki usia 7-9 bulan, frekuensi hubungan intim disarankan untuk dikurangi hingga janin berusia 9 bulan. Di usia inilah kemungkinan kelahiran prematur karena prostaglandin terjadi ? Jadi tak perlu khawatir yang berlebihan, bukalah komunikasi yang terbuka dengan dokter spesialis kandungan dan juga dengan Ibu agar kehangatan di antara Ibu dan Ayah tetap terjaga.