Mama mungkin sudah mengetahui bahwa jemur bayi penting sebagai salah satu perawatan bayi. Tak hanya membantu memberi kehangatan, menjemur si Kecil juga dapat meningkatkan asupan vitamin D untuk pembentukan tulang dengan memfasilitasi penyerapan kalsium.
Lalu, apa lagi manfaatnya dan bagaimana cara menjemur bayi yang benar? Simak informasi selengkapnya di artikel ini!
Manfaat Menjemur Bayi Baru Lahir
Jemur bayi adalah salah satu perawatan bayi baru lahir yang penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya.
Berikut adalah beberapa manfaat menjemur bayi baru lahir:
1. Meningkatkan Asupan Vitamin D
Sinar matahari adalah sumber asupan vitamin D terbaik. Tubuh bayi bisa mendapatkan asupan vitamin D yang optimal dengan berjemur, karena sinar matahari sangat penting untuk proses pembentukan vitamin D pada kulit.
Vitamin D memiliki banyak peran penting dalam tumbuh kembang bayi. Misalnya saja, membangun sistem imunitas, memperkuat tulang dan gigi, serta membantu penyerapan kalsium dalam tubuh.
2. Meningkatkan Produksi Serotonin
Jemur bayi juga dapat meningkatkan produksi serotonin atau yang biasa disebut dengan hormon bahagia. Peningkatan hormon bahagia dapat membantu menciptakan perasaan nyaman dan ceria pada si Kecil.
Serotonin memainkan dua peran kunci selama periode perkembangan awal bayi. Hormon ini bertindak sebagai faktor pertumbuhan yang mengatur perkembangan sistem saraf, juga sebagai neurotransmitter yang mengatur fungsi kognisi, perhatian, emosi, rasa sakit, hingga regulasi waktu tidur dan energi.
Selain itu, asupan vitamin D yang didapat si Kecil dari berjemur ternyata juga dapat merangsang pelepasan hormon serotonin oleh otak dan melepaskan beta-endorfin untuk meningkatkan suasana hari dan memperkuat daya tahan tubuhnya.
3. Mengatasi Penyakit Kuning Ringan
Melansir IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), paparan sinar matahari langsung tidak efektif untuk menangani ikterus neonatorum alias penyakit kuning pada bayi.
Terapi utama yang direkomendasikan untuk penyakit kuning pada bayi adalah fototerapi di rumah sakit, di bawah pengawasan dokter.
Namun, menjemur bayi di dekat jendela (tanpa paparan langsung ke matahari selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari dipercaya dapat membantu mengatasi gejala penyakit kuning yang ringan. Sebab, sinar matahari sangat penting untuk sintesis vitamin D pada kulit.
Bayi yang baru lahir berisiko mengalami penyakit kuning karena kadar bilirubin dalam tubuh yang berlebihan dan fungsi hati yang tidak terkontrol. Dengan berjemur, sinar matahari pagi dapat membantu memecah bilirubin dalam darah sehingga dapat membuat kadarnya menurun dan kembali normal.
Baca Juga: Penyebab dan Penanganan Ikterus Neonatorum (Bayi Kuning)
4. Meningkatkan Kadar Insulin
Manfaat menjemur bayi juga termasuk mengatur kadar insulin dalam tubuh si Kecil.
Para peneliti mengatakan bahwa metabolisme insulin berhubungan langsung dengan regulasi jam alami tubuh (ritme sirkadian).
Menjemur dapat membantu bayi terpapar sinar ultraviolet B (UVB) tingkat rendah untuk dapat memproduksi vitamin D yang dapat membantu mengatur metabolisme insulin dan mencegah terjadinya resistensi insulin penyebab gula darah cepat naik.
5. Lebih Banyak Energi
Berjemur membantu tubuh mengatur produksi melatonin, yaitu hormon alami yang berfungsi menjaga siklus tidur bayi.
Kadar energi yang berlebih bisa membuat pola tidur bayi menjadi lebih baik. Selain itu, sinar matahari juga dapat meningkatkan energi sehingga si Kecil bisa lebih aktif.
Banyak sekali bukan manfaat jemur bayi untuk perkembangannya. Lalu, bagaimana cara melakukannya dengan benar?
Bagaimana Cara Menjemur Bayi yang Benar?
Menjemur si Kecil memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya karena membantu tubuh memproduksi vitamin D. Meski begitu, menjemur si Kecil sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Sebab, paparan berlebihan dari sinar matahari juga tetap memiliki risiko dampak negatif pada kesehatan si Kecil.
Oleh karena itu, penting untuk Mama memahami bagaimana cara menjemur bayi baru lahir yang benar untuk menjaga kesehatannya:
1. Pakaikan Sunblock Minimal SPF 15
Menurut IDAI, paparan sinar matahari yang berlebihan pada bayi dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker kulit melanoma.
Sebab, salah satu faktor peningkatan risikonya adalah seberapa dini usia anak saat menerima paparan sinar matahari, bukan total durasi paparan sinar matahari yang ia dapatkan sejak lahir.
Oleh karena itu, melindungi kulit bayi dari dampak sinar matahari sangat penting untuk mencegah risiko kanker kulit sejak dini.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menganjurkan, oleskan tabir surya minimal SPF 15 (atau lebih) pada kulitnya sekitar 30 menit sebelum jemur bayi. Ulangi pemakaian setelah bayi berkeringat atau setelah 2 jam.
2. Pakaikan Baju yang Tertutup
Menjemur si Kecil di pagi hari dapat meningkatkan vitamin D, menurunkan kadar bilirubin yang berlebih, serta meningkatkan hormon-hormon penting untuk tumbuh kembangnya, seperti insulin, serotonin, dan melatonin. Vitamin D juga memfasilitasi penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang.
Agar manfaatnya optimal dengan risiko minim, IDAI menganjurkan Mama jemur bayi dengan memakaikan baju dan celana panjang berbahan tipis dan ringan. Pakaikan juga si Kecil topi berpinggiran lebar untuk meminimalisasi paparan cahaya matahari.
Namun, tetap pastikan sekitar 40% area kulit bayi bisa terpapar cahaya matahari, terutama kedua tangan dan kakinya.
3. Jangan Terlalu Siang
Kapan waktu yang tepat menjemur bayi? Jemur bayi disarankan sebelum jam 10 pagi dan cukup selama 10–15 menit saja. IDAI merekomendasikan menjemur si Kecil di antara jam 7 dan 10 pagi atau jam 16-18 sore untuk menghindari radiasi sinar UV/B tertinggi.
Hindari jemur bayi lebih dari 30 menit pada pukul 10 pagi sampai 4 sore, karena kadar radiasi sinar UVB paling tinggi pada rentang waktu ini.
4. Jangan Langsung di Bawah Sinar Matahari
Cara menjemur bayi yang benar bukan di luar rumah dan tepat di bawah sinar matahari.
Bayi bisa jatuh sakit jika terlalu lama berada di cuaca sangat panas. Kesehatan mereka dapat sangat terpengaruh oleh dehidrasi, kelelahan akibat panas atau sengatan panas (heatstroke), atau kulit terbakar matahari.
Itu sebabnya bayi berusia kurang dari 6 bulan sebaiknya dijauhkan dari sinar matahari langsung. Kulit bayi yang baru lahir masih mengandung terlalu sedikit melanin. Melanin adalah pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Melanin juga memberikan perlindungan kulit dari sinar matahari.
Bayi usia 6 bulan ke atas pun harus dijauhkan dari sinar matahari sebisa mungkin, terutama di musim panas dan antara jam 11 pagi dan 3 sore, saat matahari sedang paling terik.
Jadi, IDAI menyarankan Mama untuk menjemurnya di dalam ruangan di balik jendela agar tidak langsung terkena matahari. Jika Mama ingin menjemur si Kecil sambil jalan-jalan keluar rumah, pasangkan payung atau cape penutup pada stroller atau baby carrier-nya agar si Kecil tetap terlindungi dari paparan matahari.
5. Hindari Polusi Udara
Aspek lain dalam cara menjemur bayi baru lahir yang perlu Mama sangat perhatikan adalah kondisi udara lingkungan sekitar. Bayi baru lahir bisa menghirup polusi udara dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Sistem kekebalan bayi masih belum seoptimal orang dewasa, sehingga belum bisa efektif menangkal berbagai macam partikel berbahaya seperti debu, uap polutan kimia, dan asap knalpot kendaraan.
Ketika si Kecil menghirup polusi, partikel-partikel tersebut dapat menyebabkan iritasi atau peradangan pada saluran pernapasannya. Terlebih paru-paru bayi juga belum berkembang sempurna dan masih belum sepenuhnya “matang”.
Pada akhirnya, paparan partikel polutan yang berlanjut dapat merusak sistem kekebalan tubuh bayi.
Baca Juga: Benarkah Polusi Udara Tingkatkan Risiko ADHD pada Bayi?
6. Cek Kondisi Kulitnya
Apabila selama dijemur kulit bayi tampak memerah seperti terbakar atau menunjukkan tanda-tanda yang tidak wajar, segera bawa si Kecil masih ke ruangan teduh dan hindari paparan matahari. Begitu pula jika kulit bayi baru tampak kemerahan setelah berjemur.
Lalu, segera lakukan cara-cara di bawah ini jika kulit bayi terbakar matahari setelah berjemur:
-
Tempelkan kompres air dingin selama 10 hingga 15 menit, tiga hingga empat kali sehari.
-
Oleskan gel lidah buaya atau pelembab hipoalergenik yang lembut untuk menenangkan kulit.
-
Jika tampak sangat merah dan bengkak, Mama dapat memberikan paracetamol (untuk bayi berusia 3 bulan ke atas) atau ibuprofen (untuk bayi berusia 6 bulan ke atas) dengan persetujuan dokter anak.
-
Jauhkan bayi dari sinar matahari sampai kulitnya benar-benar sembuh.
-
Pastikan bayi tetap terhidrasi untuk mencegah dehidrasi, karena sengatan matahari menyebabkan cairan menguap dari kulit.
Setelah itu, konsultasikan ke dokter anak dengan menyertakan foto kondisi kulit si Kecil yang kemerahan agar dokter juga mudah mengeceknya.
7. Susui Bayi Setelah Berjemur
Setelah selesai jemur bayi, keringkan keringat si Kecil dengan tisu kering tanpa pewangi atau handuk lembut. Setelah itu, bawa bayi ke ruangan adem untuk berteduh dan susui untuk kembalikan cairan tubuh yang hilang dari keringat.
Jika hari itu terasa lebih panas dan terik dari biasanya, Mama boleh lebih sering menyusui untuk memastikan kebutuhan ASI si Kecil cukup. Air putih boleh diberikan sebagai selingan hanya untuk bayi berusia lebih dari 6 bulan.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai kesehatan atau cara perawatan bayi baru lahir, Mama juga bisa bertanya langsung pada Nutriclub Expert Advisor yang siap menjawab pertanyaan Mama 24/7! Gratis!