Jika si Kecil tampak memiliki ruam merah di sekitar bokongnya, jangan dulu khawatir. Ini kemungkinan besar adalah ruam popok, yang penyebabnya bisa beragam pada bayi. Ruam popok pun mudah diatasi dan sangat mungkin dihindari dengan cara yang tepat.
Yuk, kita sama-sama cari tahu lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasi ruam popok dalam artikel ini, Ma!
Penyebab Ruam Popok pada Bayi
Ruam popok atau diaper rash adalah iritasi dan peradangan pada kulit sekitar bokong bayi akibat penggunaan popok. Ruam popok ditandai dengan kemerahan pada kulit bayi di daerah pantat, lipat paha, dan kelamin.
Ruam popok dapat dipengaruhi beberapa faktor. Namun, Selain itu, ruam popok juga mungkin terjadi karena pemakaian popok yang terlalu kencang, infeksi bakteri, atau gangguan kulit seperti dermatitis seboroik atau dermatitis atopik.
Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Popok Kotor
Kemunculan ruam di sekitar area bokong umumnya dipicu oleh paparan urin dan feses yang terperangkap di dalam popok terlalu lama.
Ketika kulit bokong dibiarkan dalam kondisi lembap kotor, dan tertutup terlalu lama, kelembapan ini dapat memicu bakteri tumbuh dan mengiritasi kulit sehingga menyebabkan ruam.
Semakin lama si Kecil memakai popok yang lembap, iritasinya dapat semakin parah. Hal ini bisa memudahkan kulitnya mengalami infeksi bakteri atau jamur.
2. Popok Terlalu Ketat
Penggunaan popok terlalu ketat juga bisa menyebabkan ruam pada bayi. Jika si Kecil menggunakan popok yang ukurannya terlalu kecil atau dipasangkan terlalu ketat, gesekan antara bahan popok dan kulit yang terus menerus bisa menimbulkan iritasi hingga luka lecet pada kulitnya.
3. Infeksi Jamur
Area kulit bokong yang ditutupi popok basah terlalu lama membuatnya lembap sehingga menjadi tempat yang sempurna bagi bakteri dan jamur (Candida albicans) untuk dapat berkembang biak.
Ruam ini dapat ditemukan di dalam lipatan kulit. Bahkan, Mama mungkin bisa menemukan titik-titik merah tersebar di sekitar lipatan kulit bayi.
4. Kulit Bayi Sensitif
Bayi yang memiliki masalah kulit, seperti eksim atau dermatitis atopik, akan memiliki kulit yang lebih sensitif. Jadi, bayi dengan kondisi ini lebih rentan mengalami ruam popok.
5. Penggunaan Produk Perawatan Kulit Bayi
Reaksi bisa muncul bila bayi memiliki alergi terhadap bahan atau zat iritan yang terdapat pada popok. Selain itu, si Kecil juga bisa memiliki alergi terhadap penggunaan produk perawatan kulit tertentu.
Penggunaan produk perawatan kulit, seperti sabun, bedak, lotion, tisu basah, sabun detergen, produk pemutih atau pelembut kain, pada area popok mungkin bisa mengiritasi dan menimbulkan ruam di kulit.
Maka dari itu, penting bagi Mama untuk mengenali penyebab reaksi alergi pada bayi, sehingga hal ini bisa dihindari di kemudian hari.
6. Bayi Mulai MPASI
Tahukah Mama? MPASI yang baru dikenalkan ternyata dapat mengakibatkan perubahan komposisi tinja serta frekuensi buang air besar, sehingga lebih mudah mengiritasi kulit di daerah bokong.
Jika sebelum usia tersebut bayi mengalami ruam popok, padahal ia hanya mengonsumsi ASI, salah satu kemungkinan lain yang bisa memicu ruam adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh Mama selama menyusui.
Baca Juga: Masalah Kulit yang Umum Bayi Alami
Ciri atau Tanda-tanda Ruam Popok pada Bayi
Berikut beberapa tanda dan gejala ruam popok pada bayi yang bisa Mama dan Papa perhatikan:
-
Kulit meradang di area popok seperti bokong, paha, dan alat kelamin.
-
Muncul rasa gatal pada ruam.
-
Ada luka di area popok.
-
Bayi jadi tidak nyaman dan rewel, terutama saat mengganti popok.
Pada kasus yang ringan, kulit di area sekitar bokong, alat kelamin, dan paha si Kecil akan tampak memerah. Saat disentuh, area kulit ini akan terasa hangat. Mula-mula, ruam hanya muncul beberapa titik, kemudian lama kelamaan akan membesar dan menutupi area yang tertutup popok jika tidak diobati.
Di kasus yang lebih parah, ruam mungkin tampak melepuh disertai luka terbuka yang tampak menyakitkan. Jika terinfeksi, ruam bisa berubah menjadi merah cerah, serta kulit di sekitar area tersebut akan membengkak.
Cara Mengatasi Ruam Popok Bayi
Ruam popok pada bayi memang bukan kondisi yang membahayakan si Kecil, tetapi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan dapat mengganggu jam tidurnya. Jika tidak diatasi, ruam dapat semakin memburuk dan dapat memicu infeksi yang menyebar ke area kulit lainnya.
Untuk mengatasi ruam popok pada bayi, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan di rumah, yaitu:
1. Rutin Ganti Popok
Waktu maksimal penggunaan popok sekali pakai adalah 4 jam. Untuk itu baiknya, popok harus diganti setiap 2-3 jam sekali. Lebih ideal lagi untuk segera mengganti popok bila bayi buang air kecil atau buang air besar tanpa menunggu waktu maksimal pemakaiannya.
Jadi, begitu sudah terasa basah dan lembap atau ketika mulai terasa berat dan hangat jangan lupa langsung gantikan popoknya, ya. Begitu juga kalau popok sudah tercium bau pesing atau tidak sedap, Ma.
2. Bersihkan Bokongnya dengan Air Dingin
Setiap kali mengganti popok, bersihkan area kemaluan bayi menggunakan kapas yang dibasahi dengan air bersih, atau handuk basah berbahan lembut. Atau bila menggunakan tisu basah, pakailah yang tidak mengandung alkohol atau parfum tambahan. Kemudian, setelahnya agar dikeringkan dengan tisu lembut.
Jika ingin membersihkan area bokong dan kelamin bayi yang sedang teriritasi karena ruam, Mama bisa menggunakan air dingin atau air suhu ruang.
Jangan gunakan air hangat terlalu sering saat si Kecil sedang mengalami ruam popok karena justru dapat memperburuk proses penyembuhan kulit bayi.
3. Oleskan Krim Pereda Ruam
Setelah mandi atau saat mengganti popok, Mama dapat mengoleskan krim atau salep yang mengandung zinc untuk meredakan ruam iritasi pada kulit bayi terlebih dulu.
American Academy of Dermatology menyebutkan salep zinc oxide sebagai salah satu cara mengobati ruam popok pada bayi. Zinc oxide dapat membentuk lapisan pertahanan pada kulit teratas bayi untuk memperkecil peluang zat asing menyebabkan iritasi.
4. Biarkan si Kecil Tanpa Popok Sebentar
Setelah bokong si Kecil bersih, pastikan Mama mengeringkannya dengan benar. Sebab, kulit yang masih terasa lembap dan langsung ditutupi popok rawan mengalami ruam.
Jadi, jangan sampai lupa mengeringkan bokong bayi sampai benar-benar kering sebelum memakaikan popok supaya tidak ada sisa air yang berpotensi menimbulkan kelembapan, atau bahkan jamur.
Mama hanya perlu menepuk-nepuk lembut bokong si Kecil dengan handuk bersih yang kering. Jangan digosok terlalu kencang. Kemudian, angin-anginkan dulu bokong bayi sebentar, sekitar 10-15 menit, sebelum memakaikan popok yang baru.
Saat memakaikan popok bayi yang baru, jangan menempelkannya terlalu ketat agar kulitnya tetap leluasa bernapas dan tidak mendapat banyak gesekan dari popok.
Tips Mencegah Ruam Popok pada Bayi
Setelah melakukan berbagai cara mengatasi di atas, penting bagi Mama untuk mencegah kondisi ini agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
-
Gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut.
-
Gunakan popok yang sesuai ukuran dan materi yang lembut dan dapat menyerap kelembapan.
-
Jangan terlalu ketat memakaikan popok, agar kulit si Kecil tidak tergesek dan iritasi.
-
Bila popok sudah penuh, sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan yang baru.
-
Biarkan area popok terbuka selama beberapa waktu setiap harinya.
-
Hindari pemakaian popok yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
-
Jangan ada sisa urine dan kotoran saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak bersih sangat mudah mengalami ruam popok.
-
Jangan menggunakan sabun bila kulit si Kecil yang tertutup popok merah dan kasar.
Nah, itu dia berbagai informasi seputar penyebab ruam popok pada bayi dan cara mengatasinya yang perlu Mama ketahui. Selalu perhatikan dan jangan menganggap tidak bermasalah bila mendapati kulit bayi tidak membaik setelah melakukan perawatan di rumah.
Segera konsultasikan dengan dokter apabila ruam popok tampak kemerahan dan tidak membaik setelah dirawat selama 2-3 hari, muncul luka bernanah, demam, ruam disertai rasa nyeri yang hebat, tampak ruam berwarna merah terang dengan bintik-bintik kemerahan di bagian tepi, juga bila terdapat tanda-tanda infeksi jamur dan bakteri.
Semoga informasi di atas dapat membantu ya, Ma! Jangan lupa dapatkan Ebook panduan eksklusif Dukung Daya Tahan Tubuh Anak di 1000 Hari Pertamanya.