Bayi sering kentut merupakan dampak dari banyaknya udara yang ia telan saat menyusu atau menangis. Kondisi ini sebenarnya normal dan tidak berbahaya, tapi bisa membuat si Kecil tidak nyaman karena biasanya disertai rasa kembung. Terkadang, kondisi ini juga membuat si Kecil jadi rewel. Lalu, bagaimana cara mengatasi bayi yang sering kentut? Cari tahu informasi selengkapnya di bawah ini!
Penyebab Bayi Sering Kentut
Kentut merupakan reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan gas yang terperangkap di dalam sistem pencernaan melalui anus. Sebagian dari gas tersebut berasal dari udara luar yang ikut tertelan dan sebagian lainnya merupakan gas alami yang diproduksi oleh bakteri di dalam usus untuk membantu mencerna makanan. Gas inilah yang kemudian mengisi perut dan perlu dikeluarkan.
Biasanya, bayi berusia 0-3 bulan bisa kentut hingga 13 atau bahkan mencapai 20 kali dalam satu hari. Pada kebanyakan kasus, sering kentut adalah hal yang normal tidak berbahaya. Bayi kentut karena sistem pencernaannya yang masih berkembang dan beradaptasi untuk mencerna makanan.
Namun terlalu sering kentut juga mungkin menandakan ada masalah tertentu pada pencernaannya. Jadi, Mama dan Papa juga perlu waspada akan hal tersebut.
Berikut beberapa penyebab bayi sering kentut:
1. Menelan Banyak Udara
Ketika bayi terlalu banyak menangis, batuk, atau minum susu, ada terlalu banyak udara yang masuk ke dalam perutnya.
Tidak hanya itu, teknik menyusui (latch on) yang salah juga bisa menjadi penyebab si Kecil menelan banyak udara sehingga membuat bayi kentut terus.
Misalnya, puting yang kurang pas pada mulut bayi atau botol susu yang ujungnya terlalu kecil, sehingga udara biasanya masuk ke dalam perut pada saat ia menyusu, baik pada payudara Mama maupun melalui botol susu.
2. Menangis Terlalu Lama
Ketika si Kecil rewel dan menangis dalam periode waktu terlalu lama, termasuk bila mengalami kolik, ternyata juga bisa menjadi penyebab bayi sering kentut.
Ini karena saat bayi menangis ia cenderung menelan udara. Hal ini yang kemudian menyebabkan perutnya terasa penuh gas dan membuatnya sering kentut.
3. Gangguan Pencernaan
Adanya gangguan pencernaan ringan, seperti konstipasi atau sembelit, juga bisa menyebabkan bayi sering kentut.
Bayi dengan gangguan pencernaan dan penyerapan makanan, atau infeksi membuat fermentasi makanan tidak dapat diserap oleh bakteri usus secara berlebihan. Alhasil, gas akan dikeluarkan melalui usus ke luar tubuh sebagai kentut.
Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus dan membuat bayi tampak tidak nyaman, konsultasikan pada dokter spesialis anak.
4. Sistem Pencernaan Masih Berkembang
Selama masa perkembangan bayi, tubuh mungilnya masih beradaptasi bagaimana cara mencerna makanan. Inilah sebabnya perut bayi kembung dan sering kentut, karena si Kecil cenderung menyimpan gas lebih banyak ketimbang orang dewasa.
5. Mencoba Makanan Baru
Ketika bayi Mama telah memasuki fase makanan pendamping ASI (MPASI), wajar jika bayi sering kentut saat berkenalan dengan jenis makanan baru. Pada beberapa anak, kondisi ini bisa jadi menandakan reaksi sensitif terhadap jenis makanan tertentu.
Coba perhatikan pula MPASI yang diberikan kepada si Kecil akhir-akhir ini. Apakah si Kecil diberi makanan pemicu gas, seperti brokoli, keju, kol, sawi, atau ubi?
Makanan-makanan ini dapat memicu produksi gas berlebihan pada saluran cerna yang membuat bayi kembung dan sering kentut.
Baca Juga: Masalah Pencernaan yang Umum Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
Bagaimana Cara Mengatasi Bayi yang Sering Kentut?
Meskipun udara yang masuk ke dalam perut bayi normal terjadi, tak jarang kentut terus-menerus bisa membuat bayi rewel serta lebih sering menangis.
Apabila si Kecil tampak tidak nyaman dengan gas yang banyak dalam perutnya, ada beberapa hal untuk membantunya. Berikut beberapa cara mengatasi bayi sering kentut yang mudah Mama praktekkan di rumah:
1. Pastikan Posisi Saat Menyusu Sudah Tepat
Salah satu cara mengatasi jika bayi terus-terusan kentut adalah dengan memastikan proses pelekatan bayi tepat saat Mama menyusui si Kecil.
Caranya adalah posisikan kepala si Kecil sedikit lebih tinggi dari perutnya untuk memudahkan ASI masuk ke dalam perut dengan lancar sehingga tidak banyak udara yang masuk.
Pastikan pula mulut si Kecil menempel penuh pada bagian areola Mama, diikuti perut bayi yang menghadap langsung dengan perut Mama. Posisi tersebut dapat membantu si Kecil menerima ASI secara baik, sehingga bayi mengalami perut kembung dan sering kentut pun dapat dihindari.
2. Pilihlah Mulut Botol ASI yang Tepat
Jika Mama harus memberikan ASIP melalui botol susu, misalnya karena Mama harus pergi kerja, coba pilih-pilih mulut botol susu yang digunakan. Pemilihan mulut botol ASI yang tidak sesuai dapat memudahkan udara masuk ke dalam saluran pencernaan bayi. Akibatnya, bayi bisa sering kentut.
Pilih ukuran mulut botol susu yang tidak terlalu kecil daripada mulut bayi, sehingga tidak ada udara yang ikut masuk saat ia menyusu. Hindari pula memberikan ukuran mulut botol yang terlalu besar karena akan membuat bayi tidak nyaman saat menyusu.
3. Sendawakan Bayi Setelah Diberi Susu
Cara lain mengatasi bayi sering kentut adalah jangan lupa membuat si Kecil untuk bersendawa setelah diberikan susu, ya. Sendawa dapat membantu mengurangi gas yang ada di dalam perutnya, Ma.
Jadi, cobalah untuk memposisikan bayi seperti berdiri dengan kepalanya di bahu Mama, lalu tepuk-tepuk lembut punggungnya secara perlahan dengan frekuensi tertentu. Lakukan langkah ini setiap kali Mama selesai memberikan susu pada bayi.
4. Gerakkan Kaki Bayi Seperti Sedang Bersepeda
Mama juga bisa membaringkan si Kecil dalam posisi telentang. Selanjutnya, angkat dan gerakkan kaki si Kecil memutar ke arah perut seperti sedang mengayuh sepeda.
Mama juga bisa mendorong perlahan lutut bayi hingga ke arah perutnya, kemudian tahan selama 10 detik, lalu lepaskan dan luruskan kaki si Kecil. Ulangi langkah ini beberapa kali sampai si Kecil buang angin.
Cara ini dapat membantu mendorong udara keluar yang terperangkap di dalam perut.
5. Lakukan Tummy Time
Membantu si Kecil tengkurap atau melakukan tummy time juga bisa meningkatkan kemampuannya bergerak, Ma, sehingga gas tidak terperangkap di dalam perutnya. Tummy time juga dapat memperkuat otot-otot yang dibutuhkan bayi karena ia akan mengangkat kepalanya, serta mampu menstimulasinya agar cepat merangkak dan berjalan.
Namun, beberapa bayi ada yang mengalami gumoh bila langsung tengkurap setelah menyusu atau makan. Maka itu, Mama perlu menunggu setidaknya 20-30 menit terlebih dulu sebelum melakukan tummy time. Pastikan Mama mengawasi si Kecil saat ia sedang tummy time, ya.
6. Coba Alihkan Perhatiannya
Ketika mengetahui bayi merasa tidak nyaman karena sering kentut, coba alihkan perhatian si Kecil dengan mengajaknya bermain. Mama bisa memberikan mainan favoritnya, atau mengajaknya ngobrol, bercanda, menari, atau bernyanyi.
Mama juga dapat mengajaknya jalan-jalan di sekitar rumah. Bila perlu, ajak ia naik stroller atau mobil untuk meredakan tangisan sekaligus mengalihkan perhatian si Kecil dari rasa nyeri dan tidak nyaman.
7. Batasi Makanan Mengandung Gas
Bila bayi sudah mengonsumsi MPASI, Mama perlu membatasi konsumsi makanan mengandung gas agar ia tidak sering buang angin. Terlebih, bila Mama masih memberikan ASI secara eksklusif. Kenapa demikian?
Sebab, kelompok makanan tersebut dapat berpengaruh terhadap si Kecil. Apalagi bayi bisa mengalami penumpukan gas di perutnya saat pertama kali diperkenalkan dengan makanan padat.
Jadi, coba mulai batasi makanan MPASI yang bisa membuat perut bayi bergas. Misalnya, kol, brokoli, ubi, bawang bombay, olahan produk susu, kacang polong, serta minuman bersoda dan minuman mengandung kafein.
Namun, ingat bukan berarti Mama tidak bisa makan makanan tersebut sama sekali, ya. Karena jenis makanan tersebut tetap dibutuhkan untuk memenuhi nutrisi. Mama cukup menyiasati cara ini dengan tidak menyajikan seluruh makanan bergas dalam satu porsi makanan.
Pastikan apabila Mama ingin menggunakan atau mengonsumsi makanan-makanan tersebut untuk MPASI, porsi yang diberikan tidak berlebihan, ya. Jangan lupa juga perbanyak makanan tinggi serat.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Pada bayi, sering kentut adalah hal yang normal terjadi dan bisa diatasi dengan cara-cara di atas. Akan tetapi, ada suatu kondisi yang membuat Mama dan Papa sebaiknya perlu segera membawa anak ke dokter, seperti:
-
Bayi rewel dan menangis terus-menerus sampai tidak bisa dikendalikan.
-
Bayi tidak buang air besar dalam waktu yang lama.
-
Ada darah dalam feses bayi.
-
Bayi muntah.
-
Bayi mengeluarkan feses yang lebih banyak.
-
Bayi mengalami penurunan berat badan.
-
Bayi sembelit atau susah buang air besar.
-
Bayi tidak mau menyusu atau makan.
Baca Juga: Manfaat ASI Untuk Kesehatan Sistem Pencernaan Si Kecil
Segera bawa si Kecil ke dokter spesialis anak bila melihat satu atau lebih gejala di atas ya, Ma. Pada kondisi yang jarang terjadi, salah satu atau lebih gejala di atas menunjukkan adanya gangguan pencernaan yang serius dan membutuhkan penanganan dari dokter.
Mama juga bisa memanfaatkan fitur Nutriclub Expert Advisor untuk konsultasi secara gratis dengan tim yang siap 24 jam menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Mama seputar kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Hal yang tak kalah menarik lainnya, Mama bisa mengakses konten eksklusif tentang parenting dan kesehatan imun si Kecil yang khusus dimoderatori para ahli melalui The Parent’s Guide Academy. Gratis!