Gumoh adalah keluarnya sebagian cairan ASI setelah bayi menyusu. Cari tahu penyebab bayi gumoh dan apa yang harus dilakukan saat si Kecil mengalaminya!
Penyebab Bayi Gumoh
Gumoh merupakan hal yang normal pada bayi dan cenderung tidak membahayakan. Frekuensi gumoh akan mulai berkurang saat bayi berusia 18-24 bulan. Berikut daftar penyebab gumoh pada bayi:
1. Bayi Terlalu Kenyang
Kapasitas lambung bayi masih sangat kecil. Bayi baru lahir, perutnya hanya sebesar kelereng. Perut bayi akan perlahan berkembang dan ukurannya jadi sebesar telur ayam di usia 4 minggu.
Oleh karena itu, perut bayi mudah penuh dan kenyang. Saat terlalu kenyang, susu yang masuk ke dalam perut dapat secara otomatis mengalir lagi ke tenggorokan dan membuatnya gumoh.
Hal ini disebut dengan istilah happy spitter dan tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi.
2. Otot Lambung Bayi Belum Kuat
Di ujung lambung si Kecil terdapat otot cincin yang berfungsi menahan makanan agar tidak mengalir lagi ke tenggorokan.
Pada 3 bulan pertama otot cincin belum berkembang sempurna, maka ASI yang sudah masuk ke dalam lambung akan dengan mudah kembali lagi ke atas.
Terutama jika perut bayi terlalu kenyang. Biasanya cincin lambung baru akan mulai berfungsi saat usia bayi memasuki 4-6 bulan.
3. Perlekatan Kurang Tepat
Perlekatan yang tepat sangat penting bagi keberhasilan proses menyusui. Jika perlekatan tidak tepat Mama biasanya akan merasa kesakitan dan bayi tak memperoleh cukup ASI.
Sebab, kebanyakan yang ia telan adalah gelembung udara. Gelembung udara ini dapat terjebak di dalam lambung dan menjadi penyebab bayi gumoh atau perut kembung.
Apabila masih bingung bagaimana posisi menyusui yang tepat, Mama bisa berkonsultasi pada konsultan laktasi.
4. Terlalu Lapar
Ketika bayi terlalu lapar, ia biasanya menyusu dengan terburu-buru atau sambil menangis. Ternyata hal ini juga membuat bayi menelan banyak gelembung udara.
Saat sendawakan bayi, gelembung udara yang terjebak di dalam lambung akan mendorong susu yang ada di perut sehingga ia gumoh.
5. Bayi Mengalami GERD
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah gangguan pencernaan yang membuat asam lambung naik ke tenggorokan.
Ini bukanlah kondisi yang normal pada bayi dan membuatnya merasa tidak nyaman. Sebab saat gumoh ia akan mengejan dan mengeluarkan suara seperti tersedak.
Selain itu, GERD juga ditandai dengan berat badan yang tidak kunjung naik, tampak tidak ceria, kesakitan, dan selalu rewel.
6. Bayi Mengalami Pyloric Stenosis
Penyebab bayi gumoh berikutnya adalah pyloric stenosis. Ini adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat penebalan pada otot pilorus (bagian lambung yang terhubung dengan usus halus).
Hal ini membuat ASI dari lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus. Meski begitu, kondisi ini sangat jarang terjadi.
Namun ketika mengalaminya, bayi akan muntah hebat, dehidrasi, dan mengalami penurunan berat badan. Penanganannya harus melalui operasi.
Baca Juga: Kenali Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI
Apa Perbedaan Bayi Muntah dan Gumoh?
Menurut IDAI, bayi yang gumoh bukanlah penyakit, melainkan refleks bayi baru lahir, sehingga tidak menyebabkannya menangis. Air susu yang mengalir keluar pun jumlahnya sedikit.
Sementara itu, kebanyakan penyebab muntah adalah gangguan atau infeksi pada saluran pencernaan. Jadi, bayi muntah akan terlihat kesakitan, mengejan, menangis, atau rewel.
Bayi muntah juga akan mengeluarkan isi perutnya dengan tenaga atau usaha lebih (retching). Sementara cairan yang dimuntahkan jumlahnya banyak dan tidak berwarna putih susu.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Gumoh?
Tidak ada cara perawatan khusus untuk bayi gumoh. Akan tetapi, ada beberapa cara mengatasi yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Sendawakan Bayi
Tidak menyendawakan setelah menyusu atau makan dapat menjadi penyebab bayi gumoh. Berikut adalah cara menyendawakan bayi:
- Gendong dan peluk si Kecil di atas bahu Mama. Tepuk-tepuk dan usap punggung bayi secara perlahan.
- Dudukkan bayi di pangkuan Mama, kemudian tepuk-tepuk punggungnya. Posisikan bayi menghadap ke luar atau ke samping dan tepuk-tepuk punggungnya secara lembut.
- Jangan menepuk punggungnya terlalu keras atau menekan perut bayi supaya tidak memicu gumoh.
2. Posisikan Bayi Tegak Setelah Menyusu
Coba posisikan bayi agar lebih tegak sesaat setelah menyusu atau memberinya makan. Lakukan posisi ini selama 20-30 menit sesudah ia minum susu atau makan.
Tujuannya adalah agar cairan ASI dan makanan lebih cepat turun ke saluran cerna, serta mencegah isi lambung ‘naik’ ke kerongkongan.
Jadi, jangan terburu-buru mengajak si Kecil bermain atau mengayun-ayunkan bayi sesaat setelah ia menyusu atau makan ya, Ma.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Menghilangkan Cegukan pada Bayi
3. Hindari Menyusui Sampai Kekenyangan
Memaksa menyusu terlalu lama dapat menjadi penyebab bayi gumoh. Terlebih, bila bayi sudah menunjukkan tanda kenyang dan cukup ASI, seperti:
- Bayi mencabut mulutnya sendiri dari payudara Mama.
- Bayi tampak ceria, sehat, dan aktif setelah menyusu.
- Bayi menutup mulut saat ditawarkan payudara.
- Bayi tampak puas, tenang, dan mengantuk setelah menyusui.
- Bayi perlahan-lahan melepaskan pegangan tangannya pada payudara Mama.
- Pergerakan mulut saat menghisap payudara jadi lebih lambat.
- Payudara terasa lebih nyaman serta lembut usai menyusui.
Untuk memastikan bayi benar-benar mendapatkan ASI yang cukup, sebaiknya hindari langsung susui banyak-banyak dalam satu waktu.
4. Berikan Bayi Susu Sebelum Lapar
Agar bayi tidak sering gumoh setelah menyusu, coba berikan ASI sebelum bayi merasa lapar. Karena saat kelaparan, bayi akan menangis dan rewel.
Sebaiknya menyusui sedikit-sedikit namun dengan frekuensi yang sering dan diberi jarak, agar lambungnya memiliki spare waktu untuk mengosongkan isinya.
Untuk tips dan trik lancar menyusui, Mama bisa cek Panduan Kecukupan ASI dari Nutriclub di sini, lho!
5. Jangan Tengkurapkan Bayi
Hindari menelungkupkan bayi saat tidur setelah menyusuinya karena bisa menjadi penyebab bayi gumoh. Tekanan pada perut dapat mendorong isi perut kembali naik, sehingga picu gumoh.
Selain itu, tidur tengkurap bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Biarkan ia tidur dalam posisi berbaring telentang.
6. Pastikan Popok Bayi Tidak Ketat
Pastikan pula tidak ada yang menekan perut bayi Mama setelah memberikan ia makan dan minum.
Misalnya, jangan biarkan popok yang dikenakan bayi terlalu ketat, sehingga ia tidak merasa perutnya terlalu sesak. Sebab, ini juga bisa menyebabkan si Kecil mengeluarkan makanannya.
Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Sering Kentut dan Cara Mengatasinya
7. Perhatikan Makanan yang Mama Konsumsi
Apabila si Kecil masih minum ASI eksklusif, Mama juga perlu memperhatikan pola makannya. Sebab, makanan dan minuman yang Mama konsumsi akan memengaruhi kualitas ASI.
Sehingga terdapat kemungkinan, penyebab bayi gumoh bisa karena efek negatif dari jenis makanan atau minuman tertentu yang dikonsumsi Mama.
Apabila bayi gumoh terlalu banyak atau menunjukkan tanda-tanda sakit seperti demam, berat badan tidak kunjung bertambah, atau bayi tampak lemah, segera hubungi dokter.
Jangan lupa untuk mencatat dan memberi tahu dokter mengenai frekuensi bayi gumoh yang dialami oleh si Kecil.
Mama pun bisa bertanya kepada tim Nutriclub Expert Advisor mengenai segala aspek kesehatan bayi dan pengobatannya di rumah.