Loading...
mengatasi-kuning-pada-si-kecil_large
Kesehatan

Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Penyebab Bayi Kuning
  • Penyakit Kuning pada Bayi Apakah Bahaya?
  • Berapa Lama Penyakit Kuning pada Bayi Bisa Sembuh?
  • Cara Mengatasi Bayi Kuning

Penyakit kuning adalah kondisi yang ditandai dengan perubahan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata bayi baru lahir. Ini adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup umum dialami bayi. Oleh karena itu, Mama harus mengenal lebih lanjut terkait penyakit kuning dan cara mengatasinya. Pasalnya, penyakit kuning akut yang terlambat ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan pada otak bayi. 

Penyebab Bayi Kuning

Bayi kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah bilirubin di dalam darah. Bilirubin adalah zat berwarna kekuningan yang terbentuk dari proses penguraian sel darah merah di dalam tubuh. 

Pada bayi baru lahir, penyakit kuning sering kali merupakan suatu hal yang fisiologis (normal dan dapat sembuh dengan sendirinya). Pada tubuh bayi yang baru lahir, mereka memiliki sel darah merah dalam jumlah yang banyak. 

Sel darah merah di awal kehidupan bayi memiliki masa hidup yang pendek sehingga lebih sering digantikan dengan sel yang baru. Akibatnya produksi bilirubin meningkat dari hasil penguraian sel darah merah.

Sementara itu Ma, liver atau hati bayi yang bertugas untuk memecah bilirubin belum berkembang secara sempurna. Jadi, bilirubin hasil penguraian sel darah merah banyak yang menumpuk di dalam darah dan menyebabkan tubuh si Kecil berwarna kuning.

Setelah berusia 10-14 hari, umumnya liver bayi baru dapat bekerja secara efektif untuk memproses bilirubin dalam darah. Oleh karena itu, setelah berusia lebih dari 14 hari, penyakit kuning bayi umumnya berangsur hilang dengan sendirinya tanpa menimbulkan efek negatif apapun pada bayi. 

Penyakit kuning pada bayi memiliki nama ilmiah neonatal jaundice atau neonatal ikterus. Menurut penelitian, 6 dari 10 bayi yang lahir sesuai due date dapat mengalami jaundice dan 8 dari 10 bayi prematur terlahir kuning.

Baca juga: Tanda Bayi Cukup ASI yang Wajib Mama Ketahui

Penyakit Kuning pada Bayi Apakah Bahaya?

Walau penyakit kuning adalah hal yang cukup umum terjadi pada bayi baru lahir, namun dalam beberapa kasus khusus, penyakit ini dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan serius. 

Penyakit kuning pada bayi dapat dikatakan berbahaya jika muncul pada 24 jam pertama setelah si Kecil lahir dengan ciri-ciri sebagai berikut, Ma: 

  • Warna kuning pada bayi kulit bayi semakin pekat.

  • Warna kuning tidak kunjung memudar setelah 2 minggu.

  • Bayi tampak lesu dan sulit untuk dibangunkan.

  • Tidak mau menyusu dengan baik atau frekuensinya berkurang dari biasanya.

  • Berat badan bayi tidak bertambah.

  • Pipisnya berwarna kuning gelap (padahal seharusnya pipis bayi bening tanpa warna).

  • Pup-nya berwarna pucat (padahal seharusnya berwarna kuning atau orange).

  • Bayi mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius.

  • Mata bayi bergerak tidak seperti seharusnya.

  • Popok bayi tidak basah atau kotor sebanyak 4-6 kali dalam 24 jam. 

  • Bayi tampak kaku dengan punggung melengkung.

  • Bayi menangis dengan nada tinggi atau melengking.

Penyakit kuning menjadi sesuatu yang berbahaya bagi si Kecil ketika kadar bilirubin dalam darah tinggi (hiperbilirubinemia) dan menumpuk pada otak. Hal tersebut dapat menimbulkan  muncul kondisi yang disebut kernikterus.   

Jika gejala kernikterus tidak segera ditangani, bayi bisa mengalami berbagai masalah serius seperti cerebral palsy, tuli, dan kerusakan otak.

Baca juga: Pahami Purple Crying, Fase Bayi Menangis Terus Tanpa Henti

Berapa Lama Penyakit Kuning pada Bayi Bisa Sembuh?

Pada penyakit kuning yang bersifat fisiologis, gejala bayi kuning biasanya timbul 2 hari setelah si Kecil lahir di dunia dan akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan medis ketika bayi berusia sekitar 2 minggu. Terkadang, ada juga bayi yang baru menunjukkan gejala kuning pada hari ke-7. 

Lebih lanjut, dengan alasan yang belum pasti, bayi ASI secara eksklusif umumnya dapat mengalami jaundice dalam jangka waktu yang lebih lama, bahkan hingga sekitar 12 minggu.  

Sedangkan pada bayi yang lahir prematur, jaundice dapat baru muncul di hari ke-5 hingga hari ke-7 setelah lahir. Proses hilang warna kuningnya pun dapat lebih lama yaitu sekitar 3 minggu. 

Namun, hal ini bukan berarti Mama harus menghentikan pemberian ASI kepada si Kecil ya. ASI tetap harus diberikan, karena merupakan sumber gizi terbaik bagi bayi. 

Apabila masih berada di rumah sakit, umumnya bayi Mama akan dipantau selama 72 jam untuk mencari tahu apakah ia mengalami sakit kuning. Pemantauan ini juga dilakukan bersama dengan pemeriksaan medis lainnya. 

Baca juga: Fakta dan Mitos Bayi Prematur

Cara Mengatasi Bayi Kuning

Penanganan penyakit kuning tentu saja tergantung dengan penyakit yang mendasarinya. 

Pada penyakit kuning fisiologis (suatu perjalanan penyakit yang normal pada bayi baru lahir dan sembuh dengan sendirinya), perawatan medis umumnya tidak diperlukan untuk menghilangkan kuning pada bayi. 

Oleh karena itu, untuk meringankan gejala kuning, Mama dapat memberikan perawatan di rumah sambil berkonsultasi dengan dokter anak. 

1. Beri Ekstra Asupan ASI

Tidak ada cara mutlak untuk mencegah bayi kuning. Namun untuk meringankan gejala bayi kuning biasa, Mama dapat memberikan ekstra asupan ASI setidaknya 8-12 kali dalam sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya setelah lahir. 

Pemberian ASI sebanyak 8-12 kali akan membantu bayi untuk buang air kecil dan buang air besar secara teratur. Sehingga, kandungan bilirubin dapat lebih cepat dikeluarkan dari dalam tubuh bayi. 

Untuk mengetahui cara pemberian ASI yang tepat pada si Kecil, Mama dapat memanfaatkan tools Panduan Menyusui si Kecil yang disediakan oleh Nutriclub secara gratis.

2. Menjemur Bayi

https://www.nutriclub.co.id/artikel/kesehatan/1-tahun/kenali-masalah-pencernaan-balita  Menjemur bayi di bawah matahari pagi, antara pukul 07.00-09.00 juga dapat membantu memecah bilirubin. Mama bisa duduk dibalik jendela atau berjalan-jalan menggunakan stroller keliling kompleks untuk mengekspos si Kecil pada sinar matahari.  

Apabila kadar bilirubin tidak kunjung menurun setelah melakukan perawatan di atas atau bayi menunjukan gejala kuning berbahaya, ada 3 jenis perawatan medis yang dapat dilakukan di rumah sakit untuk menurunkan kadar bilirubin pada bayi dengan lebih cepat. Tentunya sesuai arahan dokter ya, Ma.

3. Fototerapi

Fototerapi adalah terapi di bawah sinar ultraviolet berwarna hijau-biru bernama bili-lamp. Saat terapi, pakaian si Kecil akan dilepas agar kulit dapat menyerap sinar secara maksimal. Sedangkan, mata bayi diberi pelindung. 

Sinar tersebut dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dalam tubuh bayi melalui pipis si Kecil. 

4. Imunoglobulin Intravena (IVIg) 

Apabila penyakit kuning yang diderita si Kecil disebabkan karena ia memiliki golongan darah yang berbeda dengan Mama, dokter mungkin perlu memberikan protein darah melalui infus. 

Protein darah akan membantu menghentikan pemecahan sel darah merah akibat reaksi imunologi antara dua golongan darah yang berbeda antara Mama dan bayi. 

5. Transfusi Tukar

Jika si Kecil menderita penyakit kuning akut dan tidak segera membaik dengan metode pengobatan yang lain, ia mungkin memerlukan transfusi darah yang disebut dengan transfusi tukar. 

Dalam proses ini, dokter akan mengambil darah si Kecil dan “menukarnya” dengan darah dari donor. Untuk melakukan prosedur pengobatan ini, bayi perlu dipantau di NICU (Neonatal Intensive Care Unit). 

Akan tetapi, sangat sedikit bayi kuning yang sampai membutuhkan tingkat pengobatan ini. 

Jadi begitu ya Ma, penjelasan terkait penyakit kuning pada bayi. Kini, Mama tahu penyebab, ciri-ciri kuning yang berbahaya dan mana kuning yang normal dialami bayi, beserta cara menanganinya.

Namun perlu diingat, walaupun bayi kuning merupakan hal yang umum terjadi, Mama tetap harus waspada dan menghubungi dokter kepercayaan saat si Kecil menunjukkan tanda-tanda kuning. Sehingga, si Kecil mendapatkan penanganan yang tepat dan dapat tumbuh sehat.   

Semoga artikel ini membantu!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. “Jaundice in Newborns: Symptoms, Causes & Treatment.” Cleveland Clinic, 2022, my.clevelandclinic.org/health/diseases/22263-jaundice-in-newborns. Accessed 23 Dec. 2022.
  2. NHS Choices. Overview - Newborn Jaundice. 2022, www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/#:~:text=Jaundice%20in%20newborn%20babies%20is,in%20brown%20or%20black%20skin.. Accessed 23 Dec. 2022.
  3. NHS Choices. Symptoms - Newborn Jaundice. 2022, www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/symptoms/. Accessed 23 Dec. 2022.
  4. NHS Choices. Diagnosis - Newborn Jaundice. 2022, www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/diagnosis/. Accessed 23 Dec. 2022.
  5. ‌NHS Choices. Causes - Newborn Jaundice. 2022, www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/causes/. Accessed 23 Dec. 2022.
  6. CDC. “What Are Jaundice and Kernicterus?” Centers for Disease Control and Prevention, 8 Dec. 2020, www.cdc.gov/ncbddd/jaundice/facts.html#:~:text=Signs%20and%20Symptoms,babies%20with%20darker%20skin%20color.. Accessed 23 Dec. 2022.
  7. “Hyperbilirubinemia.” Aap.org, 2020, www.aap.org/en/patient-care/hyperbilirubinemia/. Accessed 23 Dec. 2022.
  8. Rachel Reiff Ellis. “Newborn Jaundice.” WebMD, WebMD, 9 July 2004, www.webmd.com/parenting/baby/digestive-diseases-jaundice. Accessed 23 Dec. 2022.
  9. “Infant Jaundice - Symptoms and Causes.” Mayo Clinic, 2022, www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865. Accessed 23 Dec. 2022.
  10. Moores, Danielle. “Understanding Newborn Jaundice.” Healthline, Healthline Media, 26 July 2017, www.healthline.com/health/newborn-jaundice#symptoms. Accessed 23 Dec. 2022.
  11. Ansong-Assoku B, Shah SD, Adnan M, et al. Neonatal Jaundice. [Updated 2022 Aug 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532930/
Artikel Terkait