Growth spurt merupakan fase pertumbuhan yang mungkin cukup challenging bagi Mama. Yuk, pahami lebih lanjut tentang growth spurt pada bayi dan cara menghadapinya bersama Tim Ahli Nutriclub!
Apa Itu Growth Spurt?
Growth spurt atau masa pacu tumbuh adalah fase percepatan tumbuh yang beberapa kali dialami bayi dalam 12 bulan pertama usianya.
Fase pacu tumbuh terjadi 7 kali dalam 1 tahun pertama usia bayi, yaitu di usia 7–10 hari, 2–3 minggu, 4–6 minggu, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan terakhir di 9 bulan.
Pada setiap fasenya, growth spurt hanya berlangsung singkat, yaitu sekitar 3 hari. Dalam durasi waktu itulah, tulang dan otot bayi Mama akan berkembang dengan cepat.
Selama fase ini, bayi akan mengalami pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala yang lebih cepat dari minggu-minggu atau bulan-bulan sebelumnya.
Selain itu, bayi Mama juga lebih cepat mencapai milestone baru atau menguasai kemampuan baru yang sebelumnya mungkin belum mampu ia lakukan.
Tanda-Tanda Growth Spurt pada Bayi
Fase pacu tumbuh merupakan hal yang normal terjadi dan tidak menimbulkan rasa sakit apa pun pada si Kecil. Jadi, Mama tidak perlu khawatir. Berikut adalah tanda-tanda growth spurt pada bayi:
1. Bayi Lebih Banyak Menyusu
Karena pertumbuhannya pesat, bayi akan semakin sering merasa lapar sehingga bisa terbangun berkali-kali di malam hari untuk menyusu.
Setelah menyusu pun, si Kecil masih tampak kurang puas dan berujung rewel. Perilaku ini disebut dengan cluster feeding dan umumnya terjadi di sore hari.
Namun, produksi ASI Mama perlahan akan menyesuaikan kebutuhan konsumsi si Kecil yang semakin meningkat frekuensi menyusunya.
Jadi, jangan khawatir tidak bisa memenuhi asupan ASI si Kecil, ya. Semakin banyak dan sering si Kecil menyusu, produksi susu Mama juga terus melimpah.
2. Jadwal Menyusui Bayi Berubah
Tidak hanya lebih sering menyusu, jadwal minum susu bayi juga dapat berubah di masa pacu tumbuhnya.
Jika biasanya hanya menyusu 8 kali dalam satu hari, si Kecil bisa minta menyusu hingga 12-14 kali.
Dengan begitu si Kecil cenderung bangun lebih awal saat tidur atau tiba-tiba menangis di malam hari untuk minta ASI.
Namun, Mama tak perlu khawatir, ya, karena ini merupakan hal yang umum dan wajar terjadi selama masa tumbuh kembang si Kecil.
3. Bayi Menjadi Lebih Rewel
Saat fase lonjakan pertumbuhan terjadi, si Kecil cenderung merasa lebih haus dan lapar dari biasanya. Namun, saat menyusu ia tidak segera mendapatkan ASI sebanyak yang diinginkan.
Pada saat hal ini terjadi, Mama mungkin belum dapat mengimbangi perubahan pola makan si Kecil yang terjadi tiba-tiba.
Karena merasa frustasi, ia sering mengunci dan melepaskan puting Mama berulang kali. Apalagi jika menyusu di malam hari. Bayi mungkin menjadi lebih rewel karena jadwal tidurnya terganggu.
Mama tidak perlu sedih ataupun merasa bersalah pada si Kecil. Sebab hal ini normal dan dihadapi oleh ibu menyusui lainnya.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel
4. Mau Digendong Terus
Di fase ini biasanya bayi juga ingin agar Mama selalu berada di dekatnya. Sebagai contoh, bayi selalu ingin digendong dan justru menangis ketika Mama membaringkannya di tempat tidur.
Tapi, Mama tidak perlu khawatir karena rewelnya tak akan berlangsung lama dan berangsur hilang setelah periode lonjakan pertumbuhan ini berakhir.
Setelah fase ini terlewati biasanya Mama akan dikejutkan oleh perkembangan kemampuan si Kecil yang baru, misalnya berguling, tengkurap, merangkak, dan lainnya.
4. Pola Tidur Bayi Berubah
Ada bayi yang jam tidurnya menjadi lama, ada juga bayi yang justru tidur lebih sebentar dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Perubahan waktu tidur bayi umumnya dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan (HGH - Human Growth Hormone) yang diproduksi lebih banyak di masa ini.
Perubahan pola tidur juga dapat disebabkan jadwal menyusu yang berubah.
Apabila biasanya si Kecil tidur pulas selama 6-8 jam, pada periode ini mungkin ia akan terbangun setiap 2 jam sekali karena lapar dan ingin minum ASI.
5. Pertambahan Berat dan Panjang Badan yang Cepat
Bayi akan mengalami pertambahan berat dan panjang badan yang sangat signifikan selama periode lonjakan pertumbuhan.
Dalam 4 kali periode pacu tumbuh, umumnya berat badan bayi akan meningkat 3 kali lipat dari berat lahir. Sedangkan panjangnya akan bertambah hingga 25 cm.
Selain itu, Mama mungkin juga akan menyadari tanda lonjakan pertumbuhan pada bayi ini saat menggendong si Kecil yang terasa lebih berat atau saat menimbang badannya.
Baca Juga: Weight Faltering, Penyebab Berat Badan Bayi Turun
Sekarang Mama sudah lebih paham mengenai tanda-tanda fase lonjakan pertumbuhan, bukan? Nah, ada pula istilah wonder week yang berkaitan dengan tumbuh kembang bayi. Apa beda keduanya?
Apa Perbedaan Growth Spurt dan Wonder Week?
Growth spurt dan wonder week sejatinya tidak sama, Ma.
Fase lonjakan pertumbuhan lebih spesifik menandakan percepatan pertumbuhan fisik bayi. Ini ditandai dengan pertambahan berat dan panjang badan secara cepat dalam dua tahun pertama usia si Kecil.
Wonder week berkaitan dengan perubahan perkembangan mental bayi dalam 20 bulan pertama kelahirannya.
Kondisi ini ditandai dengan si Kecil yang tampak sangat rewel (cranky), sering menangis, dan tidak ingin jauh dari Mama (clingy) karena sistem saraf di otaknya sedang berkembang pesat.
Cara Menghadapi Growth Spurt pada Bayi
Saat bayi mengalami fase pacu tumbuh, Mama membutuhkan tambahan energi untuk mengimbangi pola menyusu dan pola tidur si Kecil yang berubah.
Nah, supaya Mama lebih mudah menghadapi fase ini, coba lakukan beberapa hal berikut:
1. Mengikuti Pola Menyusu Baru si Kecil
Biasanya, bayi akan menunjukkan tanda lapar ingin menyusu setiap 3 atau 4 jam sekali. Sekarang, ia mungkin menunjukkan tanda ingin menyusu tiap 2 jam sekali atau bahkan setengah jam sekali.
Di sini, Mama hanya perlu mengikuti alur menyusu yang diminta oleh si Kecil.
2. Bantu si Kecil Tidur Lebih Nyenyak
Fase pacu tumbuh mungkin akan memengaruhi pola menyusui dan jam tidur bayi yang sebelumnya sudah mulai teratur.
Mama dapat membantu si Kecil agar merasa lebih baik dengan terus menjalankan pola tidur yang telah terbentuk walaupun akan banyak interupsi yang terjadi.
Jauhkan segala benda yang dapat menimbulkan suara bising atau membuat mata si Kecil terlalu silau seperti radio, televisi, smartphone.
Atur pencahayaan ruangan menjadi lebih temaram dan jaga agar suhunya tetap sejuk.
Baca Juga: Bayi Susah Tidur di Malam Hari? Ini 5 Cara Mengatasinya
3. Tenangkan Bayi yang Rewel
Bayi umumnya akan cenderung lebih rewel dari biasanya. Oleh sebab itu, Mama perlu menenangkannya dengan cara lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Misalnya, ajak si Kecil bermain, membaca buku, bercanda, bernyanyi, ngobrol, atau berjalan-jalan di sekitar rumah.
Apabila Mama merasa kelelahan, tak ada salahnya meminta pasangan atau anggota keluarga lain di rumah untuk bergantian menenangkan si Kecil.
Dengan cara itu, Mama bisa sambil beristirahat sejenak, atau paling tidak mencuri waktu untuk makan, mandi, mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain hal sebagainya.
4. Tambah Porsi MPASI
Pada bayi usia 6 bulan ke atas, mungkin mereka akan makan MPASI dengan lebih lahap hingga menunjukkan gestur untuk meminta porsi makan yang lebih banyak.
Oleh karena itu, Mama dapat menambah porsi makan si Kecil untuk memenuhi perut mungilnya yang terasa lapar.
Untuk dapatkan lebih banyak artikel informatif seputar imunitas, gizi, dan kaitannya dengan tumbuh kembang si Kecil dari bulan ke bulan, Mama bisa mengakses The Parents’ Guide Academy.
Dapatkan juga layanan konsultasi 24/7, e-book tumbuh-kembang, dan podcast parenting eksklusif secara gratis sebagai bekal untuk jadikan si Kecil pemenang di masa depan!
5. Berusaha Lebih Sabar
Bayi akan mengalami serangkaian perubahan suasana hati ketika mengalami fase pacu tumbuh sehingga Mama perlu menambah amunisi kesabaran.
Ketika si Kecil mulai rewel, Mama dapat memberikan dekapan lembut sambil menyanyikan lullaby agar ia merasa lebih tenang.
Selain itu, Mama juga bisa mencoba teknik skin-to-skin, mengayun si Kecil di pangkuan, atau apa pun yang membuat ia merasa lebih nyaman.
7. Jaga Kesehatan Mama
Saat periode pacu tumbuh terjadi, bukan hanya si Kecil saja yang berjuang melalui berbagai perubahan pada tubuhnya. Mama pasti juga banyak terkuras energi dan emosinya.
Jadi, cukupi asupan nutrisi Mama dan sempatkan beristirahat agar produksi ASI meningkat serta berkualitas
Jika Mama sudah merasa kelelahan, jangan ragu minta bantuan pada orang-orang terdekat yang Mama percaya atau menyewa pengasuh anak profesional.
8. Perhatikan Kesehatan Bayi
Ma, untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan fisik si Kecil sesuai dengan standar yang sudah diterapkan oleh Kementerian Republik Indonesia, pastikan ia mendapatkan pemeriksaan secara berkala dari dokter spesialis anak.
Jadi, Mama bisa mengetahui dengan pasti ketika ada gangguan tumbuh kembang dan dapat segera melakukan intervensi.
Berikut frekuensi pemeriksaan yang perlu dilakukan agar tumbuh kembang tubuh si Kecil terpantau dengan baik:
-
Setiap bulan hingga bayi berusia 12 bulan.
-
Setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun.
-
Setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun.
-
1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya.
Selain itu, Mama juga perlu memperhatikan gejala lain yang sekiranya bukan merupakan tanda dari fase growth spurt pada bayi seperti demam tinggi, ruam kemerahan di kulit, hingga dehidrasi.
Apabila si Kecil mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter kepercayaan keluarga untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Mama juga bisa bertanya lebih lanjut kepada Nutriclub Expert Advisor yang siap 24/7 mendampingi Mama mendukung tumbuh kembang si Kecil.