Loading...
kenali-tanda-dan-gejala-perilaku-autistik-pada-anak_large
Kesehatan

10 Ciri Autisme pada Bayi yang Wajib Mama Ketahui

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Ciri-ciri Autisme pada Bayi 
  • Kapan Harus Skrining Perkembangan Bayi?

Autisme umumnya mulai terlihat jelas saat anak menginjak usia 1–2 tahun. Namun, penting bagi Mama untuk mengetahui ciri-ciri autisme pada bayi sedini mungkin sehingga dapat segera mendapatkan intervensi yang dibutuhkan. Pasalnya, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) mengungkapkan intervensi dini terbukti memberikan hasil yang lebih baik pada si Kecil. 

Untuk itu, mari bersama-sama mengenal ciri-ciri autisme pada bayi agar Mama dapat memastikan perkembangan si Kecil masih berada dalam kurva normal atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut dari dokter spesialis anak.

Ciri-ciri Autisme pada Bayi 

Gangguan spektrum autisme (GSA) atau autis alias autisme adalah gangguan perkembangan spektrum otak yang menyebabkan anak mengalami kesulitan menjalin hubungan sosial-emosional. 

Pada bayi, tanda-tanda autisme tidak ditunjukkan dengan perubahan perilaku tidak terduga. Akan tetapi, gejalanya lebih condong kepada tidak tercapainya milestone perkembangan sosial-emosional sesuai dengan usianya, seperti: 

1. Tidak Melakukan Kontak Mata 

Mulai dari usia 2 bulan, umumnya bayi sudah mampu mengenali wajah orang-orang disekitarnya dan mulai melakukan kontak mata. 

Sekarang coba Mama perhatikan si Kecil, apakah ia sudah bisa melakukan kontak mata? 

Apabila usianya sudah 2 bulan atau lebih tapi masih menunjukkan keengganan untuk melakukan kontak mata, ini mungkin bisa menjadi salah satu pertanda kondisi autisme. 

Baca juga: Normalkah Jika Bayi Tidak Merangkak?

2. Tidak Menunjukkan Ekspresi Wajah

Umumnya bayi usia 4 bulan sudah bisa tersenyum untuk mencoba mendapatkan perhatian Mama. Lalu, ketika diajak bercanda, ia akan tertawa walaupun belum secara penuh. 

Nah, kurangnya komunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah, dapat menjadi pertanda bahwa si Kecil mengalami keterlambatan perkembangan bahasa yang mungkin saja mengarah kepada kondisi autisme. 

Jadi, Mama perlu waspada ketika si Kecil sudah berusia 4 bulan atau lebih namun saat diajak bercanda atau ngobrol ia tidak merespon dengan senyum atau ekspresi wajah yang lain.

3. Tidak Menoleh saat Namanya Dipanggil

Wajarnya, bayi usia 6 bulan sudah bisa mengenali namanya dan memberikan respon ketika dipanggil. Apalagi ketika Mama yang memanggilnya. 

Di sisi lain, banyak bayi yang nantinya terdiagnosis autisme gagal mengenali namanya sendiri, walaupun yang memanggil adalah Mama. Kegagalan ini terjadi secara berulang mulai dari bayi berusia 9 bulan hingga 24 bulan.

4. Tidak Merespon Mama

Ketika berusia 12 bulan, bayi biasanya akan secara langsung melihat pada objek yang ditunjuk oleh Mama. Setelah itu, mereka akan secara otomatis menoleh kembali pada Mama dan menirukan ekspresi wajah Mama. 

Ketika Mama menunjukkan ekspresi tersenyum ia akan ikut tersenyum. Kalau Mama tampak heran ia akan ikut membuat ekspresi wajah keheranan. 

Lain halnya pada bayi dengan spektrum autisme. Ia cenderung akan mengabaikan Mama, pengasuh, atau siapapun itu. Maka tidak heran jika hal ini sering membuat orang tua salah mengira si Kecil mengalami gangguan pada pendengarannya. 

Oh iya, bukan hanya tidak merespon apa yang Mama tunjuk, si Kecil juga mungkin tidak akan membalas lambaian saat berpamitan atau tidak tepuk tangan saat senang. 

Selain itu, si Kecil juga cenderung diam ketika ditawari sesuatu. Ia tidak menggelang maupun mengangguk sebagai respon yang wajar. 

Baca juga: Apakah Normal Bayi 7 Bulan Belum Bisa Duduk?

5. Tidak Menunjuk dengan Jari atau Tangan

Bayi dengan autisme umumnya akan menunjukkan lebih sedikit gestur tubuh daripada bayi normal. Nah, pointing alias menunjuk menjadi gestur yang paling terdampak ketika si Kecil menderita autisme. 

Jadi, si Kecil cenderung tidak menunjuk, baik menggunakan seluruh tangan, jari telunjuk, maupun dengan menyentuh permukaan objek yang dimaksud. 

Padahal semestinya bayi akan mulai menunjuk pada objek tertentu untuk menunjukkan keinginan berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya saat memasuki usia 15 bulan.

Contohnya ketika si Kecil melihat kucing lucu. Wajarnya, ia akan menunjuk pada kucing dan kemudian menoleh lagi pada Mama untuk memastikan Mama juga melihat kucing tersebut.   

Bayi dengan spektrum autis biasanya justru akan pergi begitu saja untuk mendekati kucing tersebut. 

Kalau tidak, ia meraih tangan Mama kemudian menuntun Mama ke arah objek yang ia inginkan tanpa membuat kontak mata. Kalau ada kontak mata pun biasanya sangat minim. 

Terkadang si Kecil bukan hanya sekedar menuntun Mama ke arah benda yang diinginkan namun ia juga menyentuhkan tangan Mama ke benda yang dimaksud. 

6. Tidak Berceloteh 

Babbling atau berceloteh merupakan milestones yang sangat penting dalam tahap perkembangan bahasa bayi. Biasanya milestones ini tercapai saat si Kecil berusia 10 bulan. Pada usia ini, si Kecil akan berceloteh seolah mengajak Mama mengobrol.

Namun, pada bayi yang kelak terdiagnosa GSA, ia cenderung tidak terdengar seperti sedang ngobrol dengan Mama ketika berceloteh. Namun, ada kasus dimana bayi bahkan tidak berceloteh sama sekali. 

7. Mengalami Keterlambatan Bicara

Menurut IDAI, bayi usia 16 bulan umumnya sudah mampu memproduksi beberapa kata yang berarti, bukan sekedar celotehan. Namun, bayi yang kelak terdiagnosa autis umumnya belum bisa mencapai milestone ini. 

8. Mengulang Kata yang Didengar

Pada usia 24 bulan, si Kecil akan mulai berbicara menggunakan 2 buah kata seperti,  “Mama bobok”, atau, “Minum susu”. Namun, kata-kata yang diucapkan bukan hasil dari echoing. 

Pasalnya, si Kecil yang berada dalam kondisi autis sering melakukan echoing, yaitu mengulang-ulang kata-kata yang mereka dengar dalam periode waktu yang panjang. 

Contohnya saat mendengar Mama mengatakan, “Bobo siang,” ia akan secara otomatis mengikuti kata-kata tersebut berulang kali. 

Apabila pada usia 24 bulan si Kecil belum bisa berbicara secara mandiri menggunakan 2 kata, Mama sebaiknya membawa si Kecil ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

9. Tidak Bisa Memahami Perintah Sederhana

Bayi usia 12 hingga 24 tahun umumnya sudah bisa memahami perintah sederhana seperti, “Mama minta kuenya,” atau, “Berikan sendok ke Papa.” Nah, bayi dengan spektrum autis umumnya masih kesulitan dalam memahami perintah tersebut. 

Baca juga: Pentingnya Mengenali Gejala ADHD pada Anak di Usia Dini

10. Kehilangan Kemampuan Berbahasa

Pada usia 15 hingga 24 bulan, sekitar 25% bayi yang terdiagnosa autis secara bertahap atau tiba-tiba kehilangan kemampuan berbahasa yang telah dikuasai. Selain itu, ia juga akan terlihat semakin menarik diri dari segala bentuk interaksi sosial. 

Oleh karena itu, ketika Mama melihat si Kecil berhenti berceloteh, membuat kontak mata, menggunakan bahasa tubuh, dan perilaku sosial-emosional lainnya, segera hubungi dokter spesialis anak kepercayaan untuk mendapatkan skrining, ya.

Apabila hasilnya positif, si Kecil mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis saraf anak dan jika perlu juga dengan dokter dengan disiplin ilmu lainnya. 

Kapan Harus Skrining Perkembangan Bayi?

Itulah 10 ciri-ciri bayi autis yang perlu Mama waspadai. Ketika menemukan salah satu ciri tersebut atau merasa ada yang salah pada perkembangan si Kecil, jangan ragu untuk segera berkonsultasi pada dokter anak kepercayaan. 

Nah, supaya aman dan Mama benar-benar mengetahui perkembangan si Kecil, sebaiknya bawa ia untuk skrining rutin mulai usia: 

  • 9 bulan.

  • 18 bulan.

  • 24 bulan.

  • 30 bulan.

Apabila Mama ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai ciri-ciri bayi autis, Mama dapat menghubungi tim Nutriclub Expert Advisor. Dapatkan kesempatan untuk berkonsultasi secara langsung terkait segala pertanyaan dan kekhawatiran Mama soal perkembangan bayi dari bulan ke bulannya.

Sampai jumpa pada artikel informatif berikutnya!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. IDAI | Autisme: Adakah harapan? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/autime-adakah-harapan#:~:text=Tidak%20ada%20babbling%20(ocehan)%2C,sosial%20pada%20usia%20berapa%20pun

  2. Eye Contact Declines in Young Infants with Autism. (2015, May 14). National Institutes of Health (NIH). https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/eye-contact-declines-young-infants-autism

  3. Ramos-Cabo, S., Vulchanov, V., & Vulchanova, M. (2020). Different Ways of Making a Point: A Study of Gestural Communication in Typical and Atypical Early Development. 14(5), 984–996. https://doi.org/10.1002/aur.2438

  4. CDC. (2023, April 11). Important Milestones: Your Baby By Four Months. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-4mo.html#openChuckles

  5. Masahiro Imafuku, Hakuno, Y., Uchida-Ota, M., Yamamoto, J., & Yasuyo Minagawa. (2014). “Mom called me!” Behavioral and prefrontal responses of infants to self-names spoken by their mothers. 103, 476–484. https://doi.org/10.1016/j.neuroimage.2014.08.034

  6. Miller, M. S., Ana-Maria Iosif, Monique Moore Hill, Young, G. S., Schwichtenberg, A. J., & Ozonoff, S. J. (2017). Response to Name in Infants Developing Autism Spectrum Disorder: A Prospective Study. 183, 141-146.e1. https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2016.12.071

  7. 3 Early Signs of Autism Spectrum Disorder (ASD). (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Autism/Pages/Early-Signs-of-Autism-Spectrum-Disorders.aspx

  8. Autism: early signs in young children. (2022, October 25). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/autism/learning-about-autism/assessment-diagnosis/early-signs-of-asd

  9. Patten, E., Belardi, K., Baranek, G. T., Watson, L. R., Labban, J. D., & D. Kimbrough Oller. (2014). Vocal Patterns in Infants with Autism Spectrum Disorder: Canonical Babbling Status and Vocalization Frequency. 44(10), 2413–2428. https://doi.org/10.1007/s10803-014-2047-4

Artikel Terkait