Masalah pencernaan balita bisa menganggu berbagai aktivitasnya. Selain itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaannya karena ini merupakan kunci untuk perkembangan daya tahan tubuh yang optimal.
Ada beberapa gangguan pencernaan yang umum dialami si Kecil. Sebaiknya Ibu memahami beberapa masalah pencernaan yang sering terjadi pada si Kecil dan bagaimana langkah pertama untuk mengatasi gangguan pencernaan tersebut.
Muntah
Muntah biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus, mabuk perjalanan, keracunan makanan, demam, batuk terlalu sering, makan terlalu banyak, atau rasa cemas. Muntah juga dapat disebabkan oleh penyakit yang lebih serius seperti appendisitis (radang usus buntu), sumbatan pada saluran cerna dan meningitis. Saat si Kecil mengalami muntah ini biasanya disertai pula dengan rasa sakit di perut, diare atau demam.
Bila si Kecil muntah, posisikan ia untuk tidur dengan posisi miring ke samping agar makanan yang dimuntahkan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Puasakan sejenak sekitar 1-2 jam, bila keadaan si Kecil mulai membaik berikan makanan sedikit demi sedikit. Mulailah dengan memberikan minum lalu makanan seperti biasa.
Bila si Kecil muntah lebih dari sekali, terdapat darah di dalam muntahnya, demam, atau diare, maka segeralah periksakan si kecil ke dokter. Apalagi bila ia sampai tidak bisa minum akibat muntah hingga terdapat tanda-tanda si Kecil kekurangan cairan seperti buang air kecil sedikit, bibir kering, lemas dan mata cekung.
Baca Juga: Pencernaan Bayi Usia 0-3 Bulan
Konstipasi
Si Kecil dikatakan mengalami konstipasi apabila buang air besarnya kurang dari dua kali dalam 1 minggu atau tinja saat BAB keras, kering dan kecil, sehingga menyebabkan nyeri saat BAB.
Penyebab konstipasi, antara lain:
- Rendahnya asupan serat
- Pengaruh obat-obatan yang sedang dikonsumsi
- Kebiasaan menghiraukan keinginan BAB akibat si Kecil belum 'lulus' toilet training
- Sedang terjangkit penyakit atau kondisi tertentu atau terdapat gangguan fungsional saluran cerna.
Bila Ibu amati, anak yang mengalami konstipasi akan menunjukkan tanda-tandanya, seperti berdiri jinjit dan bergoyang ke depan dan belakang, mengencangkan otot bokong, dan gerakan lain yang tidak biasa saat BAB. Kadang Ibu juga akan mendapati tinja pada celana si Kecil dan ia menjadi mengompol.
Untuk mengatasi konstipasi, Ibu perlu mengubah pola makan dan perilaku ke toilet si kecil. Berikan lebih banyak buah dan sayur yang banyak mengandung serat, misalnya setiap kali usai makan dan saat jam cemilan.
Pastikan si Kecil mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup. Sedangkan perubahan perilaku ke toilet, bisa Ibu lakukan dengan cara menawarkan secara rutin pada si Kecil untuk ke toilet, misalnya setiap pagi atau sore hari. Obat-obatan untuk sembelit bisa diberikan oleh dokter sesuai indikasi.
Did you know?
”Si Kecil akan mengalami konstipasi apabila ia makan terlalu banyak keju, yogurt atau selai kacang sementara ia tidak cukup banyak mengonsumsi buah, sayuran, dan gandum. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP
Diare
Diare adalah BAB cair lebih dari atau sama dengan tiga kali dalam 1 hari. Diare yang terjadi lebih dari 2 hari bisa merupakan tanda suatu penyakit yang lebih serius. Diare bisa disebabkan oleh berbagai penyebab, antara lain infeksi bakteri, virus, parasit, gangguan fungsi pencernaan, intoleransi makanan dan sensitivitas, serta reaksi terhadap obat-obatan.
Bila si Kecil mengalami diare, pertolongan pertama yang bisa Ibu lakukan adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan CRO (Cairan Rehidrasi Oral) atau lebih dikenal sebagai oralit. Obat-obatan lain juga mungkin diperlukan, tergantung penyebab diare, namun Ibu perlu berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat.
Bila terdapat tanda-tanda dehidrasi, diare terus menerus lebih dari 24 jam, anak demam, terdapat darah di tinja dan tinja berwarna hitam, maka Ibu perlu segera membawanya ke dokter. Sebagai pencegahan, Ibu bisa memberikan vaksinasi rotavirus. Sebab rotavirus merupakan penyebab utama diare pada bayi dan anak.
Kembung
Kembung bisa terjadi pada bayi dan balita yang sehat atau anak yang mengalami sumbatan saluran cerna dan penyakit sistemik lainnya. Bayi yang sehat dapat mengalami kembung akibat menelan udara saat makan, menangis, dan konstipasi sesaat. Penyebab lain dari kembung adalah ileus, gangguan penyerapan makanan dan radang selaput perut.
Kembung yang terjadi pada bayi akibat menelan udara dapat ditangani dengan merubahan cara pemberian makan dan membuat bayi sendawa setelah makan. Ibu perlu waspada dan segera membawa si Kecil ke bila ia kembung disertai muntah berulang, nyeri perut, terlihat lemah dan sakit, dan mengalami dehidrasi.
Baca Juga: Bayi Sering Kentut Belum Tentu Pertanda Gangguan Pencernaan
Penulis: dr. Gianisa Adisaputri
Review Expert: dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, SpA