Tidak sedikit orang tua yang masih bingung tentang perbedaan campak dan alergi. Kedua penyakit ini memiliki gejala khas yang serupa sehingga sering membuat banyak orang tua salah mengidentifikasinya.
Padahal meski gejalanya hampir mirip, ada beberapa karakteristik yang membedakan kedua kondisi ini, terutama dari segi penyebab dan pengobatannya.
Lantas, apa saja perbedaan campak dan alergi?
Perbedaan Campak dan Alergi dari Gejalanya
Campak adalah infeksi penyakit menular yang menyebabkan ruam kulit di seluruh tubuh. Gejala campak seringkali tampak mirip dengan gejala alergi dan dapat sangat mengganggu.
Agar tidak salah mengobati kondisi si Kecil, berikut ini perbedaan campak dan alergi dari gejalanya yang perlu Mama ketahui:
1. Gejala Campak
Berbeda dengan alergi, campak bukan sekadar ruam kecil biasa. Penyakit campak adalah penyakit serius yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, terutama bagi bayi dan anak-anak.
Gejala campak biasanya muncul 7 hingga 14 hari setelah anak terpapar dengan virus. Beberapa gejala awal penyakit campak yang perlu diwaspadai termasuk:
-
Mata merah.
-
Gejala flu seperti pilek, bersin, rasa lelah, dan lesu.
-
Batuk terus-menerus.
Beberapa hari setelah gejala awal, ciri-ciri campak yang paling dikenal dan khas muncul, yaitu ruam. Ruam ini biasanya dimulai dengan bercak-bercak merah kecil yang muncul pada wajah atau leher bagian atas.
Kemudian, bercak-bercak ini akan menyebar ke dada, lengan, dan kaki. Ruam campak ini dapat berkembang menjadi bintik-bintik yang lebih padat dan terkadang bergabung menjadi satu.
Ruam pada campak biasanya bertahan selama seminggu, tapi tidak menimbulkan rasa gatal seperti yang terjadi pada banyak jenis ruam lainnya.
2. Gejala Alergi
Sementara alergi pada anak biasanya terjadi dalam rentang waktu yang jauh lebih singkat, yaitu beberapa menit hingga 2 jam, setelah anak bersentuhan atau mengonsumsi zat pemicu alergi. Berbeda dengan campak, gejala alergi tidak menular.
Reaksi alergi dapat bervariasi, ada yang ringan, tapi juga ada yang parah. Jika si Kecil mengalami reaksi alergi ringan atau sedang, gejalanya adalah sebagai berikut:
-
Ruam yang menyebabkan gatal-gatal.
-
Wajah, mata, atau bibir membengkak.
-
Mulut terasa kesemutan atau gatal.
-
Demam atau asma.
-
Sakit perut, muntah, atau diare.
Sementara reaksi alergi parah disebut juga anafilaksis. Gejalanya meliputi:
-
Sulit bernapas.
-
Lidah membengkak.
-
Tenggorokan bengkak atau sesak.
-
Kesulitan berbicara.
-
Mengi atau batuk terus-menerus.
-
Pusing atau pingsan.
-
Pucat dan tampak lemas.
-
Sakit perut yang parah, muntah-muntah, dan diare.
Baca Juga: Anak Sering Sakit? Mungkin Karena Gizi Asupan Gizinya Tidak Seimbang
Perbedaan Campak dan Alergi dari Penyebabnya
Selain dari gejala yang berbeda, perbedaan campak dan alergi yang signifikan juga dapat dilihat dari penyebabnya.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, sedangkan alergi merupakan reaksi yang tidak normal terhadap zat asing tertentu atau disebut alergen.
Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Penyebab Campak
Campak adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus campak. Virus campak mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.
Penyakit ini menular lewat percikan liur atau ingus seseorang yang terinfeksi. Saat seseorang yang menderita campak batuk, bersin, atau bahkan hanya berbicara, droplet yang mengandung virus dapat tersebar ke udara, dan kemudian terhirup oleh anak yang berada di dekatnya.
Selain itu, droplet juga dapat jatuh dan menempel pada permukaan. Virus ini dapat tetap hidup pada permukaan tersebut dan menyebar selama beberapa jam.
Itulah sebabnya, anak-anak dapat tertular virus campak dengan mudah jika anak tanpa sadar menyentuh permukaan yang terinfeksi dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau matanya.
2. Penyebab Alergi
Sementara itu, alergi adalah perwujudan reaksi dari sistem kekebalan tubuh anak yang salah mengira masuknya zat tertentu yang tidak berbahaya dari lingkungan sekitar sebagai zat penyebab penyakit. Zat tidak berbahaya yang dapat memicu reaksi ini dikenal sebagai alergen.
Alergen bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk makanan seperti kacang-kacangan atau telur, tungau debu, serbuk sari tanaman, bulu hewan peliharaan, sengatan atau gigitan serangga, atau bahkan obat-obatan.
Ketika anak terpapar alergen, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi dengan melepaskan histamin dan zat lain ke dalam tubuh. Histamin ini bagian dari sistem imun yang dapat memicu reaksi alergi pada anak.
Baca Juga: 6 Penyakit Umum yang Sering Dialami Balita
Perbedaan Campak dan Alergi dari Pengobatannya
Perbedaan campak dan alergi dari gejala serta penyebabnya sudah cukup jelas dijabarkan di atas. Karena keduanya adalah dua kondisi yang sangat berbeda, maka pengobatannya pun juga berbeda.
Berikut ini perbedaan campak dan alergi dari sisi pengobatannya:
1. Pengobatan Campak
Pada dasarnya, tidak ada pengobatan medis yang spesifik dapat menyembuhkan penyakit campak. Ini karena penyakit campak disebabkan oleh virus.
Maka, pengobatan utama penyakit campak adalah obat-obatan untuk menghentikan infeksi virusnya di dalam tubuh yang dibarengi dengan perawatan untuk meredakan gejala yang diakibatkannya.
Cara mengobati campak pada anak umumnya sebagai berikut:
-
Pastikan anak terhidrasi dengan baik untuk mencegah dehidrasi. Perbanyak ASI apabila si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan.
-
Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh anak melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
-
Berikan paracetamol untuk mengatasi demam pada anak, tetapi harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Campak bisa menjadi penyakit yang sangat serius, terutama pada anak-anak. Dalam beberapa kasus, campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia (infeksi paru-paru) atau ensefalitis (radang otak), yang memerlukan perawatan medis.
Karena itulah, apabila Mama merasa khawatir atau gejala yang semakin memburuk pada si Kecil, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
2. Pengobatan Alergi
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi. Tapi, gejala alergi dapat segera dihentikan dengan pemberian obat anti-alergi. Cara terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari alergen tersebut sebisa mungkin.
Orang tua memiliki peran penting dalam hal ini, seperti berbicara dengan si Kecil tentang alergi dan reaksi yang mungkin terjadi jika mereka terpapar alergen tertentu. Edukasi ini membantu anak mengidentifikasi dan menghindari potensi pemicu alergi.
Namun, jika menghindari paparan alergen tidak memungkinkan atau tidak selalu efektif, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala alergi.
Beberapa jenis obat yang umumnya digunakan meliputi antihistamin untuk mengurangi gatal dan bersin-bersin, obat tetes mata untuk meredakan mata berair, dan obat semprot hidung untuk meredakan hidung tersumbat.
Cara Mencegah Campak dan Alergi
Perbedaan campak dan alergi juga dapat dilihat dari cara mencegahnya. Berikut adalah upaya pencegahannya.
1. Pencegahan Campak
Cara terbaik untuk melindungi si Kecil dari penyakit campak adalah dengan memastikan si Kecil mendapatkan imunisasi MR (campak dan rubella).
Vaksin MR (campak rubella) diberikan pada anak saat berusia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun dan diberikan lagi pada anak usia 18 bulan, dan 1 SD/sederajat.
Dua dosis vaksin ini telah terbukti 97% efektif dalam mencegah campak dan memberikan perlindungan seumur hidup.
Selain imunisasi, menjalani pola hidup bersih dan sehat juga dapat membantu mencegah penyebaran campak, antara lain:
-
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
-
Menggunakan peralatan makan yang sama dengan orang lain.
-
Menutup mulut dengan siku ketika batuk atau bersin.
Dengan menerapkan tindakan pencegahan ini, Mama dapat membantu menjaga si Kecil tetap sehat dan mengurangi risiko penyebaran campak lebih luas.
2. Pencegahan Alergi
Mencegah reaksi alergi pada anak tergantung pada jenis alergi yang dialami oleh si Kecil. Beberapa langkah umum yang dapat membantu mencegah alergi, yaitu:
-
Menghindari pemicu alergi. Ketahui zat alergen yang memicu reaksi alergi pada anak dan usahakan untuk menghindarinya sebisa mungkin. Misalnya, jika anak alergi terhadap tungau debu, Mama bisa membersihkan ruangan dan kasur secara teratur dengan vacuum cleaner dan rutin mengganti sprei untuk mengurangi paparan tungau debu.
-
Membuat catatan. Buat catatan tentang aktivitas anak, makanan yang dikonsumsinya, serta kapan gejala alergi mulai muncul. Informasi ini dapat membantu Mama dan dokter dalam mengetahui pemicu alergi yang mungkin sulit dihindari.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan campak dan alergi pada anak, mulai dari gejala hingga cara pencegahannya. Dengan pemahaman yang jelas tentang perbedaan campak dan alergi, diharapkan Mama dan Papa tidak akan salah mengidentifikasi kondisi si Kecil.
Namun jika merasa ragu-ragu atau khawatir, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau tim Nutriclub Expert Advisors yang siap 24/7 menjawab pertanyaan Mama seputar kesehatan si Kecil.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Ma!