Mama mungkin khawatir melihat anak tidak bisa jalan selancar anak-anak lain seusianya. Lantas, apa penyebab dan ciri-ciri anak terlambat jalan, dan bagaimana cara stimulasinya?
Ciri-Ciri Anak Terlambat Jalan
Anak mulai belajar jalan pertama kali di usia usia 11-15 bulan. Paling lambat, anak bisa jalan di umur 18 bulan atau 1,5 tahun
Anak dikatakan mengalami delayed walking atau terlambat berjalan apabila belum bisa jalan sendiri setelah usia 18 bulan hingga usia 2 tahun.
Berikut ciri-ciri anak terlambat berjalan yang perlu Mama dan Papa waspadai:
-
Anak terlambat mencapai milestone awal seperti mengangkat kepalanya, berguling dari posisi telentang ke tengkurap, dan duduk.
-
Anak belum bisa duduk tanpa bantuan di usia 9 bulan.
-
Anak belum bisa berdiri dengan dibantu orang tua di usia 12 bulan.
-
Anak berusia 18 bulan dan belum bisa berjalan tanpa ditatih orang tua.
-
Anak berjalan dengan jinjit, atau berjalan dengan ujung jari kaki.
Jika anak Mama berusia 16-23 bulan dan Mama mencurigai adanya ciri-ciri terlambat berjalan pada si Kecil, Mama perlu konsultasi ke dokter untuk cari tahu penyebab yang mendasarinya.
Baca Juga: Anak 2 Tahun Seharusnya Sudah Bisa Apa Saja?
Apa Penyebab Anak Terlambat Jalan?
Beberapa hal yang mungkin menyebabkan delayed walking adalah:
1. Keterlambatan Perkembangan Motorik
Beberapa anak terlambat berjalan mungkin mengalami keterlambatan perkembangan untuk mencapai keterampilan motorik yang meliputi kemampuan berjalan dan berlari.
Keterlambatan perkembangan dapat disebabkan oleh gangguan genetik atau kromosom seperti sindrom Down atau gangguan sistem saraf seperti cerebral palsy.
Dalam kasus yang sangat ekstrem, autisme juga bisa menjadi salah satu faktor risiko keterlambatan jalan pada anak.
2. Kelainan pada Otot
Pada beberapa kasus, penyebab keterlambatan jalan pada anak bisa jadi karena kelainan pada otot-otot kaki.
Otot kaki anak bisa terlalu kaku dan tegang sehingga tidak fleksibel (disebut hipertonia), atau malah terlalu lemah sehingga sulit ditekuk (disebut hipotonia).
Distrofi otot juga menjadi salah satu penyebab paling umum anak lambat berjalan karena kelemahan pada otot.
3. Anak Kurang Stimulasi
Anak terlambat jalan di usia 2 tahun mungkin karena kurang mendapat stimulasi motorik yang sesuai tahapan usianya.
Sebagai contoh, anak masih sering digendong sehingga tidak ada kesempatan untuk melangkahkan kaki.
Sebagian anak mungkin juga merasa kurang percaya diri untuk belajar berjalan. Hal inilah yang dapat menghambat si Kecil untuk melakukan langkah pertamanya.
4. Riwayat Lahir Prematur
Anak yang lahir prematur umumnya mungkin butuh waktu sekitar 2-3 bulan lebih lambat untuk mencapai milestone.
Adapun tingkat keterlambatan yang dialami bisa bervariasi bergantung pada sejauh mana prematuritas si Kecil.
5. Mengalami Hipotiroidisme
Kondisi kelenjar tiroid yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti hipotiroidisme, juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan anak.
Hipotiroidisme adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon kelenjar tiroid.
Saat kadar hormon tiroid rendah, dapat menimbulkan gangguan pada otot dan sistem saraf, sehingga membuat anak bisa mengalami terlambat berjalan.
6. Faktor Lainnya
Masalah anak terlambat jalan juga bisa dipengaruhi oleh faktor luar. Beberapa hal yang mungkin menyebabkan anak terlambat berjalan yakni:
-
Riwayat infeksi yang dialami ibu saat hamil.
-
Riwayat infeksi otak yang menyerang anak, seperti meningitis atau encephalitis.
-
Trauma atau benturan pada kepala yang memengaruhi otak.
-
Malnutrisi.
-
Rickets, gangguan yang menyebabkan tulang menjadi lunak karena kekurangan vitamin D.
-
Gangguan belajar pada anak.
Oleh karena itu, anak sebaiknya dibawa ke dokter jika pada umur 2 tahun ia belum bisa jalan sama sekali.
Dokter kemungkinan akan mencoba terapi sebagai salah satu cara melatih anak belajar jalan, di luar dari pemeriksaan lainnya.
Baca Juga: 8 Jenis Gangguan Perkembangan yang Umum pada Anak
Cara agar Anak Cepat Jalan
Supaya anak cepat jalan, Mama dan Papa bisa melakukan berbagai stimulasi berikut ini:
1. Gunakan Mainan Dorong
Motivasi anak agar berani berjalan sendiri dengan memberikan mainan edukatif yang bisa didorong atau ditarik. Misalnya stroller boneka, shopping cart mainan, atau baby push walker.
Minta si Kecil berjalan 1-2 langkah menuju Mama dengan berpegangan pada mainan tersebut. Jika sudah berhasil, tingkatkan level kesulitan dengan membuat jarak yang sedikit lebih jauh.
Mama juga bisa berdiri di hadapan si Kecil, lalu pegang kedua tangannya sambil menariknya pelan-pelan melangkah ke arah Mama.
2. Bantu Anak Berjalan Merambat
Mama dan Papa bisa berdirikan si Kecil di salah satu sudut perabot meja yang sudah dilapisi oleh pelindung.
Ajarkan ia berpegangan pada pinggiran tempat tidur, meja, atau sofa, lalu biarkan ia berjalan menyusurinya. Selalu siap siaga berdiri di dekatnya untuk antisipasi anak terantuk atau jatuh.
3. Bermain Bola
Saat si Kecil belajar berjalan merambat, coba letakkan 1-2 boneka bola di sekitar kakinya untuk memancing anak agar cepat jalan.
Mulanya, ia mungkin akan menendang bola-bola tersebut. Namun, lama kelamaan anak secara sengaja akan mengangkat salah satu kaki untuk menendang bola dan melatih keseimbangan tubuhnya.
Jangan berikan bola karet atau plastik karena licin dan berisiko terpeleset.
Baca Juga: 7 Cara Efektif untuk Melatih Anak Berjalan
4. Letakkan Mainan dalam Jangkauan
Jika anak terlambat jalan, coba pancing anak melangkah sedikit-sedikit dengan mainan.
Beri jarak beberapa langkah di depan anak supaya “memancingnya” agar mau berjalan mengambilnya.
Dengan cara tersebut, anak menjadi terpaksa mencoba berjalan untuk meraih mainannya.
5. Hindari Gunakan Baby Walker
Menggunakan baby walker tidak efektif untuk mempercepat proses belajar anak yang terlambat jalan.
Ia jadi tidak bisa belajar bagaimana cara berdiri, menahan bobot tubuh, dan menyeimbangkan tubuh. Padahal, ketiga kemampuan itu sangat penting agar anak mampu berjalan dengan baik.
Baby walker juga berisiko tinggi menyebabkan kelainan bentuk kaki anak dan cara berjalan (gait) karena terlalu bertumpu pada jari-jari kaki.
Baca Juga: Ciri-Ciri Kaki O pada Anak, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
6. Biarkan Anak Bertelanjang Kaki
Anak terlambat jalan membutuhkan kemampuan mencengkeram permukaan tanah dengan baik agar dapat berjalan tanpa limbung.
Untuk menstimulasi kemampuan tersebut, Mama dapat membiarkan si Kecil untuk belajar berjalan di permukaan bertekstur dengan bertelanjang kaki.
Tak hanya melatih keseimbangan, berjalan tanpa alas kaki dapat merangsang sensori taktil si Kecil.
7. Duduk di Bangku Kecil Tanpa Penyangga
Mama bisa sediakan bangku kecil tanpa penyangga sesuai dengan ukuran tubuh dan memintanya duduk sendiri guna melatih anak bertumpu pada kaki.
Pertama, pastikan kaki anak menyentuh lantai dan lututnya membentuk sudut 90 derajat, sehingga ia bisa menjejakkan kakinya.
Saat ia berada pada posisi ini, motivasi anak untuk meraih dan mengambil mainan yang Mama letakkan di lantai lalu duduk lagi di bangku.
8. Beri Ruang yang Aman untuk Bergerak
Coba perhatikan lingkungan sekitar si Kecil bermain, apakah tersedia ruang yang cukup lapang dan aman untuk si Kecil bergerak?
Ruangan yang sempit dan sesak bisa membuat anak terlambat jalan karena ia tidak bisa bebas mengeksplorasi. Jadi, singkirkanlah mainan dari lantai atau perabotan yang membahayakan keselamatan si Kecil.
Dengan area bermain yang luas dan aman, si Kecil dapat lebih leluasa bergerak. Mama pun bisa mengajaknya bermain permainan edukatif di dalam ruangan.
9. Belajar Berjalan dengan Tongkat atau Scarf
Mama bisa bantu anak belajar berjalan dengan bantuan scarf atau tongkat pendek. Coba Mama pegang ujung tongkat dan biarkan si Kecil memegang ujung lainnya sebagai tumpuan.
10. Latihan Naik Turun
Jika si Kecil sudah mahir berjalan di jalan yang datar, Mama bisa meningkatkan latihannya dengan melatih ia berjalan di bidang yang agak naik dan turun.
Sebagai contoh, turunan atau tanjakan yang tidak terjal, naik-turun satu anak tangga, atau berlatih di permukaan yang tidak rata.
Latihan naik turun dan di jalanan yang tidak rata ini bisa membantu menstimulasi keseimbangan, koordinasi, serta kekuatan otot dan tungkai kakinya.
Apabila Mama merasa anak belum bisa jalan lancar meski telah melakukan berbagai stimulasi di atas, jangan ragu konsultasi dengan dokter untuk cari tahu penyebab dan penanganannya.
Mama juga bisa langsung bertanya ke tim Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama seputar tumbuh kembang anak.