Mimisan pada anak bisa membuatnya jadi tidak nyaman dan tidak bebas untuk beraktivitas. Dalam istilah medis, mimisan disebut dengan epistaksis. Diketahui sekitar 60 persen orang pernah mengalami mimisan dalam hidup mereka, termasuk pada masa anak-anak.
Mimisan paling sering terjadi pada anak berusia 2 dan 10 tahun. Melansir dari laman Medical News Today, mimisan juga terjadi pada orang tua berusia 50 hingga 80 tahun.
Mimisan pada anak umumnya bukan kondisi yang berbahaya. Namun, Mama dan Papa bukan berarti boleh menyepelekannya. Yuk, kenali penyebab mimisan pada anak dan pertolongan pertamanya di bawah ini!
Penyebab Mimisan pada Anak
Epistaksis atau mimisan adalah perdarahan yang terjadi dari jaringan di dalam hidung atau selaput lendir hidung. Mimisan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, biasanya di bagian depan hidung yang dekat dengan lubang hidung.
Menurut laman Hopkins Medicine, bagian hidung ini mempunyai banyak pembuluh darah kecil yang rentan pecah, Ma. Itulah alasannya kenapa mimisan pada anak umum terjadi.
Sering kali mimisan pada anak disebabkan oleh aktivitas yang tidak berbahaya, misalnya mengorek hidung, meniup terlalu keras atau sering, serta hidung terbentur ketika bermain.
Dikutip dari laman The Royal Children’s Hospital Melbourne, penyebab lain dari mimisan pada anak, yaitu:
-
Pembuluh darah yang pecah dan berdarah dalam cuaca kering.
-
Infeksi pada hidung, tenggorokan, dan sinus.
-
Alergi, misalnya alergi tungau, debu, atau serbuk sari.
-
Benda asing di hidung, contohnya ketika seorang anak memasukkan sesuatu ke hidungnya
-
Obat-obatan tertentu, seperti obat antiradang atau semprotan hidung.
-
Masalah medis yang mendasari, tapi ini sangat jarang.
Mimisan pada anak biasanya dialami berkali-kali selama beberapa minggu.
Baca Juga: Tips Mencegah dan Mengurangi Risiko Alergi Pada Si Kecil
Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Mimisan pada Anak
Jika si Kecil mengalami mimisan inilah beberapa cara mengatasi mimisan pada anak yang bisa Mama lakukan.
1. Duduk atau Condongkan Tubuh Anak ke Depan
Saat terjadi mimisan pada anak, upayakan agar dirinya dalam posisi duduk. Lalu, condongkan tubuh ke arah depan dan angkat kepalanya.
Tubuh condong ke depan bertujuan agar darah tidak turun ke tenggorokan. Bila darah masuk ke tenggorokan, ini dapat menyebabkan si Kecil tersedak atau sakit perut.
2. Jepit Hidung
Mama bisa mengarahkan ibu jari dan jari tengah si Kecil untuk menjepit kedua cupit hidung.
Lalu, biarkan si Kecil bernapas melalui mulut. Terus lakukan jepit hidung selama 10 sampai 15 menit. Dengan begitu, pembuluh darah akan menerima tekanan yang cukup dan bisa membantu menghentikan aliran darah.
Seperti yang dituliskan dalam Mayo Clinic, jika pendarahan tidak berhenti maka si Kecil bisa menjepit hidungnya sampai 15 menit.
Jangan lepas jepitan itu setidaknya selama lima menit untuk memeriksa apakah mimisan pada anak sudah berhenti atau belum. Mama disarankan agar mencari bantuan medis bila mimisan pada anak tidak kunjung berhenti.
3. Jangan Mengorek atau Meniup Hidung
Pertolongan pertama mimisan pada anak selanjutnya adalah jangan mengorek hidung atau meniup hidung, seperti membuang ingus. Selain itu, jangan memposisikan kepala lebih rendah dari jantung.
Hindari memasukkan benda apa pun, seperti tisu atau menyemprot apa pun ke dalam hidung selama perdarahan masih berlangsung.
Baca Juga: 7 Cara Menurunkan Demam Pada Anak yang Perlu Mama Tahu
Kapan Anak Harus Dibawa ke Dokter?
Mengikuti pertolongan pertama mimisan pada anak di atas, biasanya sudah cukup ampuh. Namun, Mama dan Papa perlu membawa si Kecil ke dokter jika memiliki kondisi berikut ini:
1. Mimisan Tidak Kunjung Berhenti
Jika anak mimisan tidak kunjung berhenti, ia mungkin perlu menjalani metode cauter. Cauter adalah metode membakar areapembuluh darah yang mengalami perdarahan menggunakan arus listrik, perak nitrat, atau laser. Dengan metode ini, perdarahan dapat dihentikan.
Pada metode ini, dokter mungkin akan memasang tampon hidung dengan kain kasa khusus atau balon lateks yang dapat ditiup.
2. Anak Sedang Mengonsumsi Obat Pengencer Darah
Jika si Kecil sedang mengonsumsi obat, seperti aspirin atau warfarin (Jantoven), dokter mungkin akan mengubah dosis obatnya.
Dalam hal ini, Mama harus mempertimbangkan untuk menggunakan pelembap udara. Kemudian, Mama juga perlu menambahkan lebih banyak kelembapan di rumah sehingga dapat membantu meredakan pendarahan hidung.
3. Menunjukkan Gejala Lain yang Mengkhawatirkan
Bila mimisan pada anak diikuti juga dengan kondisi kulit pucat dan memar di tubuh, jangan tunda pemeriksaan dokter.
Apalagi jika ada riwayat gangguan darah, seperti thalasemia dalam keluarga. Hal ini penting menjadi perhatian Mama dan Papa.
Baca Juga: Pentingnya Sinbiotik untuk Mendukung Sistem Imun Si Kecil
Tips Merawat Anak yang Mimisan di Rumah
Saat mimisan pada anak terjadi, Mama dan Papa bisa melakukan berbagai upaya berikut ini:
1. Pastikan Anak Cukup Istirahat
Apabila mimisan pada anak tidak parah dan kondisinya bisa ditangani dengan pertolongan pertama, coba Istirahatkan si Kecil selama beberapa jam berikutnya.
Pada kasus yang lebih parah hingga memerlukan bantuan medis, biarkan si Kecil beristirahat 12-24 jam. Selanjutnya, Mama bisa mengarahkan si Kecil untuk melakukan kegiatan yang tenang, seperti menggambar atau membaca buku.
2. Jangan Berikan Makanan dan Minuman Panas
Mama tidak dianjurkan untuk memberi si Kecil minuman atau makanan panas setelah ia mengalami mimisan.
Hindari juga memandikan anak dengan air panas, setidaknya selama 24 jam setelah ia mengalami mimisan.
3. Beri Tahu Anak untuk Tidak Membuang Ingus
Mama sebaiknya mengingatkan si Kecil untuk tidak merobek atau membuang ingus selama 24 jam setelah ia mengalami mimisan. Pasalnya, tindakan ini bisa memicu mimisan pada anak kembali terjadi.
4. Diamkan Tampon Hidung Selama 24 Jam
Bila hidung si Kecil dipasang tampon hidung oleh dokter, misalnya dengan kain kasa, diamkan kain kasa selama 24–48 jam.
Dalam hal ini, Mama perlu membawa si Kecil ke dokter umum untuk pemeriksaan dan melepaskan kasa tersebut.
5. Lakukan Pencegahan Mimisan
Usai mengetahui langkah-langkah yang harus Mama lakukan setelah mimisan pada anak terjadi, lakukan langkah-langkah pencegahan berikut:
-
Memasang humidifier untuk menjaga kelembapan udara.
-
Mengaplikasikan petroleum jelly untuk melembapkan lapisan mukosa hidung.
-
Hindari alergen.
-
Memastikan kuku anak selalu pendek.
Setelah mengetahui penyebab anak mimisan dan pertolongan pertama untuk mengatasinya, Mama jadi tidak khawatir lagi, kan! Karena, Mama bisa mengetahui kondisi tubuh si Kecil bersama 7 Days Master of Immunity!
Mama juga bisa menghubungi Nutriclub Expert Advisor untuk konsultasi langsung bersama Expert Advisor pilihan sesuai kebutuhan. Nutriclub Expert Advisor hadir untuk membantu menjawab segala keluhan pada si Kecil. Yuk, atur jadwal konsultasinya sekarang, Ma!