Saat BAB bayi berdarah, tentunya Mama dan Papa khawatir, bukan? Bayi mungkin mengeluhkan rasa sakit atau gejala mengganggu lainnya dengan menangis. Wajar jika kondisi ini membuat si Kecil tampak lebih rewel.
Agar si Kecil tidak lagi rewel, BAB berdarah pada bayi perlu diobati. Yuk, pahami penyebab BAB bayi berdarah dan cara tepat menanganinya!
Penyebab BAB Bayi Berdarah
Tahukah Mama? Adanya darah pada feses bisa menyebabkan perubahan pada BAB bayi. Mama mungkin mendapati bercak darah di luar permukaan feses. Namun bisa juga, darah mengubah warna feses bayi jadi lebih gelap, seperti cokelat tua, merah marun, atau hitam.
Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan BAB bayi berdarah:
1. Fisura Anus
Adanya robekan kecil pada anus yang disebut dengan fisura anus menjadi penyebab umum BAB bayi berdarah.
Robekan ini bisa terjadi karena si Kecil mengejan saat mengalami sembelit. Darah dari fisura anus sering kali tampak seperti garis merah di bagian luar feses.
2. Alergi Makanan
Alergi makanan juga bisa jadi penyebab BAB bayi berdarah yang umum terjadi. Nantinya, di feses pada bayi akan muncul garis-garis kecil atau bercak darah.
Jenis alergi ini biasanya bersumber dari produk susu sapi dan kedelai. Adapun alergi lain yang umum terjadi pada bayi, yaitu telur, kacang, dan ikan yang diberikan saat MPASI.
Jika Mama melihat BAB berdarah pada bayi, segeralah konsultasikan ke dokter.
3. Intoleransi laktosa
Darah yang ada di dalam tinja juga bisa disebabkan oleh intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa yang terjadi pada bayi biasanya ditandai dengan rusaknya lapisan usus.
Umumnya, kerusakan ini disebabkan oleh infeksi virus seperti rotavirus. Bayi dengan intoleransi laktosa tidak bisa mencerna laktosa dengan baik.
4. Infeksi
Bakteri C. difficile maupun Salmonella merupakan bakteri yang tumbuh di usus bila keseimbangan bakteri terganggu. Kedua bakteri menghasilkan toksin (racun) yang menyebabkan luka pada lapisan dinding perut. Akibatnya, BAB bayi pun berdarah.
Kendati begitu, bayi yang diberi ASI sering kali mempunyai gejala yang tidak terlalu parah daripada bayi yang diberikan susu formula. Alasannya, karena ASI menghambat pertumbuhan bakteri.
Penyakit infeksi lainnya yang dapat menyebabkan BAB berdarah pada bayi adalah necrotizing enterocolitis (NEC). Necrotizing Enterocolitis (NEC) merupakan masalah pencernaan serius yang kebanyakan menyerang bayi prematur. Kondisi ini membakar jaringan usus dan menyebabkannya mati.
Pada kondisi ini, terjadi peradangan atau luka pada dinding usus si Kecil. Lambat laun, luka dapat berkembang menjadi sebuah lubang (perforasi).
Bakteri di dalam usus kemudian bisa menyebar ke organ lain di sekitar usus melalui lubang tersebut. Ini bisa menyebabkan masalah sistemik yang melibatkan banyak organ si Kecil dan dapat berakibat fatal bila tidak ditangani lebih lanjut.
Umumnya NEC berkembang dalam dua hingga enam minggu setelah lahir. Pada beberapa bayi, terjadi NEC ringan. Sementara yang lain mengalami gejala yang parah dan mengancam jiwa.
Cara Mengatasi BAB Bayi Berdarah
Penting untuk Mama ketahui kalau sebenarnya hanya beberapa kondisi tertentu pada feses yang berdarah dan membutuhkan pengobatan. Pasalnya, sembelit ringan dan fisura anus sering hilang tanpa pengobatan.
Kendati demikian, karena bayi lebih rentan terhadap infeksi tertentu, dokter akan berusaha mendiagnosis penyebab dan berupaya untuk mengobatinya.
Penanganan BAB berdarah pada bayi yang diberikan oleh dokter akan berdasar pada penyebabnya. Berikut cara mengatasi BAB berdarah pada bayi:
-
Perawatan nyeri untuk fisura anus. Jika si Kecil mengalami nyeri karena fisura anus, dokter akan merekomendasikan sitz atau krim.
-
Dilakukan pembedahan. Nantinya dokter akan melakukan pembedahan bila terjadi penyumbatan di usus si Kecil yang menyebabkan pendarahan.
-
Diberikan antibiotik. Dokter akan memberikan resep antibiotik untuk infeksi tertentu yang menyebabkan BAB berdarah atau untuk mengobati fisura yang terinfeksi.
-
Memberikan cairan Intravena (IV) atau cairan infus. Dokter akan menyarankan pemberian cairan ini atau memberikan minum elektrolit untuk bayi yang diare dan dehidrasi.
-
Perubahan pilihan makanan bayi. Bila BAB berdarah pada si Kecil terjadi karena sembelit, perdarahan ini dapat dicegah dengan makan lebih banyak serat pada bayi yang lebih besar. Sementara pada bayi yang lebih muda, Mama perlu mengganti susu formula atau si Kecil perlu minum lebih banyak ASI.
Baca Juga: Cara Alami Mengatasi Perut Kembung pada Bayi
Pentingnya Memahami Warna Feses Bayi
Feses kemerahan atau ada bercak darah menandakan terjadinya BAB bayi berdarah. Selain karena penyebab yang sudah dijelaskan di atas, BAB yang berwarna merah juga bisa disebabkan oleh pewarna makanan, seperti bit, jus atau sup tomat, agar-agar merah, atau campuran warna pada minuman.
Kondisi ini tidak perlu diobati, karena akan hilang bila pilihan makanan tersebut dihentikan. Selain merah, ternyata feses bayi juga bisa berubah menjadi warna lain.
Berikut berbagai arti warna feses bayi yang perlu Mama dan Papa pahami:
1. Hitam
Warna hitam pada feses bayi masih tergolong normal untuk si Kecil yang masih berusia di bawah 1 minggu.
Namun, kondisi ini menjadi bahaya untuk si Kecil yang sudah berusia di atas 1 minggu. Warna hitam pada BAB bayi berusia di atas 1 minggu itu menandakan BAB yang berdarah. Darah yang keluar lebih banyak, bisa membuat darah menjadi berwarna lebih gelap.
2. Hijau
Feses bayi berwarna hijau bisa mengindikasikan kondisi tertentu, seperti ketidakseimbangan foremilk (ASI pertama yang diperoleh bayi pada awal sesi ibu menyusui) atau hindmilk (ASI yang bayi dapatkan ibu menyusui.
Dengan begitu, feses bayi berwarna hijau bisa menjadi gejala adanya masalah pada suplai ASI.
3. Putih
Jika feses bayi berwarna putih, Mama disarankan untuk segera menghubungi dokter.
Pasalnya, warna putih di tinja bayi atau tampak seperti tanah liat bisa disebabkan oleh kondisi empedu yang mengindikasikan masalah serius.
Empedu merupakan cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan disimpan di kantong empedu.
4. Cokelat atau Jingga
Feses bayi berwarna cokelat atau jingga merupakan warna feses yang normal. Kondisi ini biasanya dialami oleh si Kecil yang diberikan susu formula.
Umumnya, warna feses dipengaruhi oleh apa yang si Kecil makan dan jumlah empedu, yakni cairan kuning kehijauan yang mencerna lemak di dalam feses.
5. Kuning
Sama seperti arti feses bayi berwarna cokelat, warna kuning pada feses bayi mengindikasikan kondisi yang normal. Kondisi ini normal dialami oleh bayi yang masih diberikan ASI.
Salah satu penyebab warna kuning di feses bayi adalah karena ia mengonsumsi makanan, seperti wortel, ubi jalar, kunyit, atau makanan dengan warna dominan kuning dapat menyebabkan feses menjadi kuning.
Baca Juga: Penyebab, Gejala, dan Perawatan Flu Perut (Gastroenteritis) pada Anak
Kapan Mama Harus Menghubungi Dokter?
Umumnya, BAB berdarah pada bayi masih tergolong kondisi yang aman. Namun, bukan berarti Mama dan Papa boleh menyepelekannya. Jadi, selalu pantau kondisinya ini, Ma.
Selain itu, tetap penting untuk berkonsultasi dengan dokter setiap kali BAB berdarah terjadi pada bayi. Nantinya, dokter akan mendiagnosis penyebabnya dan memberikan resep obat yang sesuai untuk si Kecil.
Namun, Mama perlu segera menemui dokter atau membawa si Kecil ke unit gawat darurat di apabila BAB bayi berdarah diikuti dengan kondisi berikut:
-
Demam.
-
Tidak kunjung membaik.
-
Anak lahir prematur.
-
Pembengkakan pada perut.
-
Tidak mau makan.
-
Tampak lesu, bingung, atau mengalami penurunan kesadaran.
Mungkin darah pada feses bayi dalam jumlah sedikit dapat menunjukkan masalah yang tidak serius layaknya sembelit. Namun, BAB berdarah pada bayi bisa mengindikasikan kondisi medis yang mengancam nyawa, seperti seperti necrotizing enterocolitis.
Oleh sebab itu, Mama disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak guna mendapat penanganan dan diagnosis dari dokter. Namun, jangan khawatir Ma! Karena sebagian besar masalah yang menyebabkan feses berdarah masih bisa diobati. Bahkan, saat ada masalah mendasar yang serius.
Dalam hal ini, perawatan medis yang cepat bisa meningkatkan kemungkinan hasil yang baik dan bisa menyelamatkan nyawa si Kecil.
Mama juga bisa menghubungi Nutriclub Expert Advisor untuk konsultasi langsung bersama Expert Advisor pilihan sesuai kebutuhan. Nutriclub Expert Advisor hadir untuk membantu menjawab segala keluhan pada si Kecil. Yuk, atur jadwal konsultasinya sekarang, Ma!