Eksim pada bayi adalah peradangan yang menyebabkan kulit merah, gatal, kasar, kering bersisik, dan seringkali disertai benjolan berisi cairan. Cari tahu penyebab, ciri, dan cara mengatasinya!
Penyebab Eksim pada Bayi
Apa saja penyebab eksim? IDAI mengungkap bahwa eksim atau dermatitis atopik) terjadi karena interaksi multifaktoral, mulai dari faktor genetik, lingkungan, hingga infeksi. Berikut penjelasannya:
1. Keturunan
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine, terungkap ada kecenderungan eksim karena faktor genetik orang tua yang diturunkan kepada bayi.
Risiko eksim pada bayi bisa 2-3 kali lebih tinggi jika Mama atau Papa juga memiliki riwayat eksim. Ini terlepas dari jenis kelamin orang tua maupun bagian tubuh yang pernah terkena eksim.
Fase sensitisasi kulit adalah langkah pertama yang mengarah pada eksim serta alergi makanan di masa bayi.
2. Mutasi Genetik
Faktor mutasi genetika juga menjadi salah satu penyebab eksim pada bayi. Pasalnya, tubuh seorang anak disusun oleh gen dari kedua orang tuanya.
Perubahan genetik ini dapat memengaruhi perkembangan tubuh bayi. Eksim dapat menyebabkan kekurangan protein yang melindungi lapisan kulit bayi.
Jika lapisan pelindung kulit ini tidak berfungsi dengan baik, si Kecil bisa mengalami gejala eksim.
3. Daya Tahan Tubuh Bayi
Daya tahan tubuh bayi dapat melindungi dirinya dari serangan virus dan bakteri penyebab penyakit. Sistem imun bayi akan bereaksi berlebihan bila si Kecil menderita eksim.
Selain itu, jika bayi menderita eksim, daya tahan tubuhnya juga menganggap sel-sel kulit sehat dan iritan kecil sebagai serangan kepada tubuh atau penyakit.
Hal ini mengakibatkan sistem imun menyerang sel-sel kulit bayi sehingga menyebabkan gejala eksim.
4. Terjadi Iritasi
Bayi juga bisa menderita eksim karena faktor iritasi, terutama yang disebabkan oleh produk perawatan kulit tertentu yang mengandung zat iritan seperti parfum atau deterjen.
Pada kasus tertentu, iritasi pada bayi juga dapat menjadi penyebab eksim akibat jus buah, sayuran, atau daging yang dikonsumsi dan mengiritasi kulit si Kecil.
Baca Juga: 10 Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
5. Terjadi Infeksi
Infeksi jamur Candida albicans bukan penyebab langsung eksim pada bayi, tapi bisa mempermudah timbulnya kondisi ini. Candida juga menjadi faktor utama penyebab ruam popok.
Faktor infeksi mungkin terjadi karena kulit bayi umumnya belum kuat dan masih cukup rentan terhadap penyakit.
Di samping itu, kontak panjang antara kulit bayi dengan iritan seperti urine dan feses pada popoknya juga dapat meningkatkan risiko radang kulit.
6. Reaksi Alergi
Eksim dan alergi adalah dua kondisi berbeda namun saling terkait. Kontak alergen tertentu dapat menyebabkan eksim pada bayi.
Selain alergen dari lingkungan, bayi juga mungkin mengalami eksim akibat jenis alergi makanan tertentu.
Eksim juga dapat bermanifestasi menjadi berbagai bentuk, misalnya kulit gatal, kulit kering, atau kulit merah teriritasi.
7. Kerusakan Pelindung Kulit
The National Eczema Association mengungkap dalam sebuah penelitian bahwa orang yang terkena eksim memiliki mutasi gen yang dapat menciptakan filaggrin.
Filaggrin adalah protein yang membantu tubuh mempertahankan lapisan pelindung di lapisan terluar kulit. Tanpa filaggrin yang cukup untuk mempertahankan lapisan kulit yang kuat, alergen bisa masuk.
Alergen tadi tentu dapat menyebabkan kulit jadi gatal, muncul bercak, kulit kering, bersisik, lepuh, muncul bintik merah, hingga benjolan.
8. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan pun dapat menjadi penyebab terjadinya eksim. Alergen dari lingkungan bisa apa saja, mulai dari debu, tungau, kecoak, bulu hewan peliharaan, atau serbuk sari dari bunga.
Selain itu, alergen lainnya adalah sengatan serangga, kualitas air, asap rokok, maupun asap kendaraan. Semua alergen itu memicu reaksi alergi dan bisa menyebabkan eksim.
Faktor lingkungan seperti iklim, perubahan musim, cuaca panas ekstrem, atau lembap bisa mempengaruhi bayi. Perubahan cuaca tertentu bahkan dapat menjadi alergen bagi bayi.
Gejala Eksim Pada Bayi
Terdapat beberapa gejala eksim yang biasanya muncul pada bayi, antara lain:
- Kulit kering.
- Kulit gatal.
- Ruam alergi kulit yang disertai bruntusan bentol-bentol merah.
- Hiperpigmentasi, yaitu perubahan warna kulit; merah atau lebih gelap dari warna kulit alami bayi.
Baca Juga: 10 Penyebab Bruntusan pada Bayi dan Cara Ampuh Mengatasinya
Apakah Eksim Pada Bayi Berbahaya?
Eksim tidak bahaya dan bukan penyakit kulit menular, namun bisa menjadi infeksi jika bayi terus menggaruk kulitnya. Bakteri dan virus bisa masuk melalui retakan pada kulit yang tergores.
Jika infeksinya makin parah, si Kecil bisa mengalami beberapa gejala sebagai berikut.
- Demam dan menggigil.
- Muncul cairan bening dan berwarna kuning akibat luka lepuh dari kulit.
- Sakit dan bengkak.
Jika kondisinya berlanjut dengan ciri-ciri ruam berubah warna jadi ungu, berkerak, berair, atau melepuh, segera periksakan si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, ya, Ma.
Apakah Eksim pada Bayi Berbahaya?
Eksim bukanlah penyakit menular. Meski demikian, eksim bisa berubah menjadi infeksi yang berbahaya jika bayi terus menggaruk kulitnya. Bercak eksim bisa berdarah dan pecah-pecah jika digaruk terus-menerus oleh si Kecil.
Bakteri dan virus pada akhirnya dapat masuk ke kulit melalui retakan tersebut sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini menyebabkan bekas gatal jadi berwarna cokelat muda, lecet, dan nyeri.
Jika infeksinya makin parah, si Kecil bisa mengalami beberapa gejala sebagai berikut.
-
Demam dan menggigil.
-
Cairan bening dan berwarna kuning akibat luka lepuh dari kulit.
-
Sakit dan bengkak.
Jika kondisinya berlanjut dengan ciri-ciri ruam berubah warna jadi ungu, berkerak, berair, atau melepuh, segera periksakan si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, ya, Ma.
Cara Mengobati Eksim pada Bayi?
Eksim tidak dapat disembuhkan, tetapi ada perawatan untuk mengatasi gejalanya, tergantung penyebab dan keparahannya. Jika tidak ditangani dengan tepat, eksim bisa menyebar ke area kulit lain.
1. Hindari Faktor Penyebab Eksim
Melansir dari American Academy of Dermatology Association, cara mencegah eksim adalah dengan menghindari faktor pemicunya. Di antaranya keringat, air liur, asap tembakau, dan udara kering.
Selain itu, bulu hewan peliharaan, deterjen, pelembut kain, sampo, sabun, bedak, atau tisu bayi yang mengandung pewangi dapat menjadi pemicunya.
Jika Mama dapat mengidentifikasi penyebab eksim pada bayi, cobalah untuk menghilangkan atau mencegah pemicunya, terutama untuk bayi 7-9 bulan.
2. Mandi Air Hangat Suam Kuku
Mandi dapat membantu menghilangkan kotoran dan iritasi pada kulit bayi. Gunakan air hangat suam kuku untuk membersihkan bagian yang kotor atau berbau dengan sabun lembut dan bebas pewangi.
Hindari menggosok kulit bayi kencang-kencang, ya, Ma. Batasi pula waktu mandi sekitar 5-10 menit lalu pastikan tubuhnya benar-benar kering, baru oleskan krim atau salep.
3. Oleskan Pelembap
Biasanya eksim membuat kulit bayi jadi kering. Maka, lembapkan kulit bayi sekitar dua-tiga kali sehari.
Gunakan pelembap untuk menjaga kulit si Kecil tetap terhidrasi demi mengurangi gejala dan menghilangkan rasa tidak nyaman.
Mama dapat memilih pelembap khusus untuk bayi yang tidak mengandung pewangi. Mama dapat mengoleskannya setelah mandi atau ketika kulit si Kecil tampak kering.
4. Gunakan Salep Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan salep untuk meredakan peradangan kulit yang harus didapatkan dari resep dokter, ya, Ma. Salep ini memiliki variasi kandungan.
Kulit bayi bisa rusak jika mengoleskannya tidak sesuai anjuran dokter. Untuk eksim ringan, oleskan salep hidrokortison 1% dua kali sehari selama tidak lebih dari dua minggu.
Salep jenis steroid apa pun termasuk kortikosteroid tidak boleh dioleskan lebih dari dua minggu karena dapat menyebabkan kulit menjadi tipis sehingga warna alaminya berubah.
5. Gunakan Humidifier
Jika si Kecil memiliki kulit kering, gunakan air humidifier untuk melembapkan udara agar kulitnya tidak teriritasi akibat udara kering. Mama bisa meletakkan humidifier di kamar si Kecil untuk mencegah eksim.
6. Potong Kuku Bayi Secara Rutin
Jika bayi mulai menggaruk kulit, Mama harus menghentikannya karena akan membuat luka terasa semakin gatal.
Menggaruk, apalagi dengan kuku yang panjang dan tidak rapi, dapat menyebabkan luka terbuka dan berdampak pada infeksi kulit.
Oleh sebab itu, potong kuku bayi secara rutin dan kenakan sarung tangan bayi di malam hari untuk mencegah terjadinya eksim pada bayi.
7. Kenakan Pakaian yang Longgar
Cara mencegah eksim berikutnya adalah dengan memakaikan si Kecil pakaian longgar dan terbuat dari kain katun.
Selain itu, selalu berikan pakaian baru atau sudah dicuci bersih pada bayi. Deterjen dan pelembut yang digunakan pun harus bebas dari pewangi untuk mengurangi faktor pemicu eksim.
8. Berikan Obat yang Diminum
Ada banyak obat untuk mengatasi gejala eksim, seperti obat minum antihistamin atau obat antialergi yang membantu si Kecil tidur lebih nyenyak.
Selain itu, Mama juga bisa berikan antibiotik jika ruam terinfeksi bakteri. Tetapi, penting untuk diingat, Mama perlu mengonsultasikan pemberian obat minum untuk si Kecil pada dokter atau pelayan kesehatan.
Baca Juga: 5 Cara agar Anak Aktif dan Terhindar dari Virus Penyakit
Perlu diingat, eksim pada bayi merupakan masalah kulit berkelanjutan dan mungkin kambuh (flare-up) sewaktu-waktu. Maka, perawatan kulit bayi membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang konsisten.
Mama bisa konsultasikan pada dokter anak atau bertanya langsung pada Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan seputar nutrisi, menyusui, dan tumbuh kembang si Kecil secara langsung. Gratis!