Penyebab Intoleransi Laktosa
Selama 1000 hari pertama kehidupannya, air susu ibu (ASI) menjadi sumber makanan utama bagi bayi. Namun dalam beberapa kondisi, ada beberapa bayi yang mengalami kondisi intoleransi laktosa. Sebetulnya, bagaimana ciri-ciri intoleransi laktosa pada bayi dan bagaimana cara tepat mengatasinya? Yuk, cari tahu jawaban lengkapnya dalam artikel ini, Ma!
Did you know?
"Bayi dan balita yang diberi susu sapi cenderung lebih sering menderita intoleransi laktosa oleh karena itu pemberian ASI eksklusif bagi buah hati Ibu sangat dianjurkan."
dr. Vicka Farah Diba, Msc, SpA
Apa Itu Intoleransi Laktosa?
Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan pada bayi karena tubuhnya tidak mampu mencerna kandungan laktosa, yakni kadar gula di dalam susu dan produk olahannya.
Laktosa terkandung dalam susu dan produk olahannya yang biasa ditambahkan ke dalam MPASI, seperti yogurt, keju, dan mentega (butter). Laktosa juga terdapat dalam ASI, dan bahkan kadarnya hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi.
Intoleransi bukan termasuk alergi karena alergi pada bayi bisa dicegah sejak dini. Intoleransi laktosa dapat terjadi karena tubuh bayi tidak dapat memproduksi enzim laktase yang cukup untuk mencerna laktosa.
Pada kondisi normal, enzim laktase akan merekat dengan molekul laktosa pada makanan yang dikonsumsi. Ini kemudian dipecah di dalam tubuh menjadi dua senyawa gula, yakni glukosa dan galaktosa, agar bisa disebarkan melalui peredaran darah. Namun ketika tubuh tidak memiliki cukup enzim ini, laktosa tidak dapat dipecah secara optimal di dalam usus halus.
Pada bayi dengan intoleransi laktosa, kandungan laktosa tidak bisa dipecah sehingga menghambat penyerapan nutrisi. Kondisi ini juga dapat memunculkan berbagai gejala yang membuat bayi tidak nyaman dan rewel setelah minum ASI atau makan MPASI yang diolah dari susu.
Tahukah Mama? Ada tiga jenis intoleransi laktosa yang umum terjadi pada si Kecil di antaranya, yakni:
-
Intoleransi laktosa primer: disebabkan oleh produksi laktase yang berkurang saat konsumsi makanan semakin bervariasi dan saat si Kecil sudah tidak terlalu bergantung pada susu.
-
Intoleransi laktosa sekunder: jenis intoleransi laktosa ini muncul saat usus kecil mengalami pengurangan produksi laktase setelah mengalami gangguan pada saluran cerna, atau tindakan pembedahan tertentu.
-
Intoleransi laktosa bawaan: kondisi intoleransi laktosa bawaan termasuk kasus langka pada si Kecil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya aktivitas laktase di dalam usus.
Ciri-Ciri Intoleransi Laktosa pada Bayi
Ada sejumlah ciri-ciri intoleransi laktosa. Salah satunya adalah jika setiap si Kecil mengonsumsi susu atau produk susu olahan ia merasa nyeri di perut, mual hingga diare.
Gejala intoleransi laktosa ini biasanya muncul dalam waktu 30 menit sampai 2 jam setelah minum atau makan makanan pendamping ASI (MPASI) yang mengandung laktosa.
Berikut beberapa ciri-ciri intoleransi laktosa pada bayi yang umum dialami:
- Sakit dan perut kembung karena banyak gas.
- Bayi buang angin terus menerus atau bersendawa karena banyak angin.
- Mual disertai muntah.
- Diare.
- Sembelit.
- Bayi menangis dan rewel.
Jika menemukan salah satu atau lebih dari tanda-tanda di atas, Mama dan Papa bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Dengan demikian, dokter dapat membantu Mama menerapkan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi si Kecil.
Cara Mengetahui Bayi Memiliki Intoleransi Laktosa
Jika Mama mencurigai si Kecil memiliki intoleransi laktosa, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis anak, Ma. Umumnya, ada beberapa cara mengetahui bayi memiliki intoleransi laktosa.
Berikut beberapa tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa pada bayi:
-
Tes toleransi laktosa. Ini merupakan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah. Anak akan diminta untuk mengonsumsi minuman tinggi laktosa. Setelah itu, 2 jam setelahnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah pasien. Jika kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, artinya tubuh pasien tidak menyerap laktosa dengan baik.
-
Tes hidrogen. Dokter akan meminta anak untuk mengonsumsi minuman dengan kadar laktosa tinggi. Setelah itu, dokter akan mengukur kadar hidrogen dalam napas pasien setiap 15 menit selama beberapa jam.
Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa pada Bayi
Sebetulnya hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan intoleransi laktosa, Ma. Kondisi ini hanya bisa dikendalikan melalui gejala dan faktor pemicunya. Lalu, apa saja cara mengatasi intoleransi laktosa pada bayi?
1. Perbanyak MPASI tinggi Kalsium dan Vitamin D
Bagi bayi yang sudah menerima MPASI, tubuhnya pasti membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium yang didapat dari makanan. Jadi, pastikan si Kecil mencukupi kebutuhan vitamin D hariannya ya, Ma!
Untuk bayi yang tidak cocok dengan produk susu hewani, asupan vitamin D dan kalsium bisa didapatkan dari hati, tahu, tempe, ikan sarden, sayuran berdaun hijau (bayam, pokchoy, brokoli, sawi hijau), roti, jus buah-buahan, atau yogurt yang mengandung vitamin D.
Agar produksi vitamin D dalam tubuh tetap lancar, Mama dan si Kecil juga dapat rutin berjemur sinar matahari di pagi hari.
2. Teruskan Pemberian ASI
Bayi dan balita yang diberi susu sapi cenderung lebih sering menderita intoleransi laktosa oleh karena itu pemberian ASI eksklusif bagi buah hati Ibu sangat dianjurkan," ungkap dr. Vicka Farah Diba, Msc, SpA.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa
Perlu Mama ketahui juga bahwa intoleransi laktosa pada sebagian besar bayi hanya bersifat sementara dan gejalanya dapat berangsur membaik setelah beberapa minggu. Jika sudah seperti ini, Mama aman untuk memperkenalkannya kembali dengan susu sapi dan produk olahannya.
Nah, itu dia ciri-ciri intoleransi laktosa pada bayi dan pertolongan pertama penanganannya. Jadi, jangan terlalu cemas, ya. Semoga informasi di atas bermanfaat, Ma!
Jangan lupa dapatkan lebih banyak tips dan informasi penting seputar kesehatan si Kecil di setiap fase pertumbuhannya dengan mengunduh Parenting E-book eksklusif dari MyNutriclub. Gratis!