Loading...
pengaruh-alergi-terhadap-keuangan-keluarga_large
Kesehatan

Pengaruh Alergi terhadap Keuangan Keluarga

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


Belakangan ini, tren penyakit dunia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit tak menular dan kronik. Salah satunya adalah alergi. Dampak dari alergi berpengaruh pada kehidupan si Kecil dan keluarga lebih dari yang selama ini Ibu sadari.

Dampak dari alergi (Fakta tentang Alergi) terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsungnya mencakup pembiayaan, seperti biaya perawatan di rumah sakit, pengobatan, kunjungan ke ahli medis, dan pemeriksaan menggunakan serangkaian metode standar. Obat yang biasa diberikan antara lain adalah kortikosteroid, anti histamin, beta blocker, dan dekongestan.

Penangan alergi memakan waktu yang lama. Di Amerika, estimasi jumlah biaya untuk intervensi medis adalah sebesar 3.700 juta dolar setiap tahunnya. Di Indonesia, biaya medis yang diperlukan adalah sekitar 7-10 juta rupiah per orang per tahunnya.

 

Intervensi obat yang paling mahal digunakan adalah beta bloker. Selain itu, intervensi dengan terapi medis yang lebih berkembang memerlukan 10-30% lebih banyak biaya per tahunnya. Intervensi ini berupa terapi gen dan penggunaan alat-alat canggih lainnya.

 

Penderita alergi (Diagnosis Alergi Pada Balita) juga dibebankan sejumlah intervensi pendukung non medis yang masuk dalam pembiayaan tak langsung. Hal ini mencakup biaya transportasi hingga biaya tambahan kebutuhan pelayanan medis lainnya. Pengeluaran tak langsung ini diperkirakan menyamai atau sekitar 75-90% dari angka pembiayaan medis. Jika biaya medis yang diperlukan seseorang adalah sekitar 8 juta rupiah per tahun, maka biaya tidak langsung ini adalah antara 5-7 juta rupiah.

 

Dampak ekonomi lain yang dapat dialami adalah akibat menurunnya produktivitas penyandang penyakit alergi. WHO mencatat sebanyak 1% Disability-Adjust Life Years (DALY’s) atau tingkat produktivitas manusia dapat hilang setiap tahunnya akibat penyakit alergi. Nilai ini setara dengan rata-rata 10-20 juta rupiah per tahunnya.

 

Total pengeluaran untuk penanganan alergi nilainya melebihi nilai penghasilan rata-rata nasional per individu di Indonesia. Tingginya pembiayaan ini mendorong dilakukannya penelitian untuk mengurangi insiden penyakit alergi, di antaranya dengan pencegahan dini (Cegah Terjadinya Alergi Pada Bayi) sejak masih usia anak-anak.

 

Pencegahan alergi menjadi perhatian karena penyebabnya masih belum dapat didefinisi dengan tepat. Namun, pengetahuan yang ada menunjukkan adanya kecenderungan genetik dalam munculnya penyakit alergi.

 

Pencegahan Alergi Menjadi Solusi

Cara bagi Ibu untuk mengurangi beban keuangan akibat alergi adalah dengan upaya preventif (Tips Mencegah dan Mengurangi Risiko Alergi Pada Bayi). Pencegahan utamanya adalah pencegahan primer, salah satunya dengan memberi si Kecil ASI sejak dini secara eksklusif selama 6 bulan.

 

Penggunaan strategi formula hidrolisasi parsial (Partially Hidrolyzed Formula/ pHF) bagi si Kecil yang berisiko alergi diajukan sebagai salah satu metode penanganan kecenderungan penyakit alergi. PHF dapat menghemat sekitar 30% dari pembiayaan akibat gangguan alergi. Melakukan pencegahan sekunder dan tersier saat si Kecil telah terdiagnosis alergi juga dapat mengurangi kerugian akibat alergi. Oleh karena itu, penyebabnya harus dikenali sejak dini, dan perlahan dikenalkan sejalan dengan pertambahan usia si Kecil sebagai proses desensitisasi alergi sehingga reaksi alergi dapat diminimalkan.

 

Penelitian masih terus dilakukan dalam upaya menemukan jenis terapi jangka panjang dengan biaya rendah dan efektivitas tinggi. Kombinasi antara proses pencegahan primer, sekunder, dan tersier dengan teknik terapi yang efektif dapat meningkatkan nilai keuntungan pembiayaan terhadap efek terapi. Individu yang didiagnosis (Diagnosis Alergi Pada Balita) memiliki kecenderungan alergi atau disebut individu atopik memiliki dampak ekonomi yang minimal dengan diagnosis tersebut, disertai kondisi yang sehat.

Yuk cari tahu besarnya resiko alergi si Kecil terlebih dahulu untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat menggunakan Allergy Risk Screener

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  • Ariyanto Harsono. 2014. Health Economic Aspect in Allergy Prevention in Children- presentation. Departement of Child Health. Universitas Airlangga: Surabaya. (Diakses: http://www.slideshare.net/ariyantoharsono/health-economics-perspective-in-allergy-prevention-in-children?from_m_app=ios – Februari 7 2017, 1.00 am)
  • Bousquet, J. et al., 2005. Public Health Reviews The public health implications of asthma. , 012773(04).
  • Boye, J.I., 2012. Food allergies in developing and emerging economies : need for comprehensive data on prevalence rates. Clinical and Translational Allergy, 2(1), p.1. Available at: Clinical and Translational Allergy.
  • Damiani, V. et al., 2012. Economic Impact of Treatments for Controlling Symptoms Associated with Rhinitis : an Evaluation of Narivent ® vs Standard Therapy. , pp.61–65.
  • Weiss, K.B. & Sullivan, S.D., 1998. The health economics of asthma and rhinitis . I . Assessing the economic impact. , pp.3–8.
Artikel Terkait