Sukrosa atau gula pasir yang sering digunakan dalam makanan dan minuman bisa berdampak buruk pada kesehatan anak jika dikonsumsi berlebihan. Lantas, apa saja bahaya sukrosa?
Apa Itu Sukrosa?
Sukrosa adalah nama ilmiah untuk gula pasir yang sering Mama gunakan untuk membuat makanan dan minuman manis sehari-hari.
Sukrosa yang diolah menjadi gula pasir umumnya berasal dari tanaman tebu. Jenis gula ini banyak ditemukan dalam buah, sayuran, dan biji-bijian.
Sukrosa juga ditambahkan ke banyak makanan olahan, seperti permen, es krim, sereal sarapan, makanan kaleng, soda, susu, dan minuman manis lainnya.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Sukrosa dan Laktosa, Gula untuk Si Kecil
Bahaya Sukrosa untuk Kesehatan Anak
Ada beberapa alasan mengapa konsumsi gula tambahan atau sukrosa bisa berdampak negatif pada kesehatan anak, yaitu:
1. Pengaruh pada Fungsi Kognitif Anak
Sukrosa yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menurunkan fungsi kognitif anak.
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dapat menyebabkan gangguan memori dan meningkatkan risiko penurunan kognitif di masa depan.
Dalam jangka panjang, konsumsi sukrosa berlebih dikaitkan dengan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan demensia.
2. Risiko Gangguan Perkembangan Otak
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sukrosa dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi perkembangan otak anak.
Otak membutuhkan glukosa untuk menjalankan fungsi kognitif seperti berpikir, belajar, dan mengingat. Namun, asupan gula yang berlebihan justru bisa mengganggu proses ini.
3. Risiko Gangguan Emosional
Bahaya sukrosa juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan emosional, seperti depresi dan kecemasan pada anak.
Sebuah studi menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi lebih banyak gula cenderung memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi.
4. Melemahkan Sistem Imun Anak
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula secara berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.
Ketika sistem imun anak lemah, ia menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Makanan manis dan minuman tinggi gula dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang pada gilirannya dapat meningkatkan frekuensi sakit pada anak-anak.
5. Menguras Energi Anak
Makanan tinggi gula tambahan memang ampuh untuk meningkatkan energi, tetapi efek ini hanya sementara.
Setelah kadar gula darah meningkat, glukosa dalam tubuh akan mengalami penurunan drastis yang menyebabkan anak merasa lelah dan lesu.
6. Meningkatkan Risiko Kerusakan Gigi
Salah satu bahaya sukrosa untuk anak yang utama berkaitan dengan kesehatan gigi. Sebab, sukrosa merupakan makanan utama bagi bakteri penyebab plak gigi.
Ketika anak mengonsumsi banyak gula, bakteri dalam mulut memproduksi asam yang merusak enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Permen, minuman bersoda, dan bahkan buah kering dapat mempercepat proses ini, terutama jika dikonsumsi tanpa diiringi kebiasaan menyikat gigi yang baik.
7. Kenaikan Berat Badan Tidak Sehat
Salah satu bahaya sukrosa yang dikonsumsi berlebihan bagi anak-anak adalah kenaikan berat badan yang tidak sehat.
Makanan yang mengandung sukrosa, seperti biskuit atau permen sering kali tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.
Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan manis berlebihan berisiko mengalami kenaikan berat badan berlebih. Jika tidak dikontrol, hal ini dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
8. Menyebabkan Gangguan Tidur
Terlalu banyak konsumsi sukrosa dalam makanan anak dapat menyebabkan gangguan tidur.
Hal ini terjadi karena kadar gula yang tinggi dalam tubuh dapat memengaruhi hormon yang mengatur siklus tidur.
Akibatnya, anak yang mengalami gangguan tidur bisa mengalami kesulitan berkonsentrasi, menurunnya daya ingat, dan gangguan perilaku di sekolah.
9. Menyebabkan Kekurangan Nutrisi
Pola makan tinggi sukrosa dapat meningkatkan risiko anak kecanduan gula sehingga mengurangi porsi konsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur, dan protein.
Jika terlalu sering mengonsumsi makanan manis, anak-anak berisiko mengalami kekurangan gizi penting, seperti zat besi, kalsium, dan vitamin lainnya.
10. Risiko Penyakit Kronis saat Dewasa
Bahaya sukrosa yang dikonsumsi secara berlebihan sejak dini dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit kronis di masa dewasa.
Anak yang mengonsumsi sukrosa secara berlebihan dalam jangka panjang berisiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung, hipertensi, obstructive sleep apnea, perlemakan hati non-alkoholik, dan gangguan metabolisme lainnya.
Bagaimana Mengurangi Konsumsi Sukrosa pada Anak?
Berikut cara yang dapat membantu Mama mengurangi konsumsi sukrosa pada anak secara bertahap:
1. Gunakan Pengganti Sukrosa yang Lebih Sehat
Mama bisa mencari alternatif makanan yang lebih sehat untuk mendukung perkembangan otak dan imun anak. Sebagai contoh, Mama bisa berikan susu pertumbuhan rendah gula yang mengandung 0 gram sukrosa.
Salah satu contoh susu pertumbuhan rendah gula yang juga bagus untuk kecerdasan dan imun anak adalah Nutrilon Royal 3 yang dirancang secara saintifik dan sudah teruji klinis.
Nutrilon Royal 3 satu-satunya susu pertumbuhan yang diperkaya Double Biotic FOS:GOS 1:9, DHA & EPA lebih tinggi, serta 14 vitamin dan 9 mineral. Bantu dukung tumbuh kembang si Kecil.
Sebagai pengganti gula pasir yang lebih sehat untuk menu makanan sehari-hari, Mama bisa pertimbangkan madu, kurma, stevia, allulose, gula kelapa, atau pemanis dari ekstrak buah asli.
2. Perhatikan Label Gizi pada Produk Makanan
Penting untuk membaca label gizi sebelum membeli makanan kemasan. Ada dua indikator utama yang perlu Mama perhatikan, yaitu:
- Total Gula yang mencakup gula alami dan tambahan.
- Gula Tambahan yang menunjukkan jumlah gula yang ditambahkan selama pemrosesan.
Pilih makanan yang tidak mengandung gula tambahan atau memiliki kandungan gula tambahan yang rendah untuk membantu mengontrol asupan sukrosa anak.
3. Batasi Konsumsi Jus Buah
Meskipun berasal dari buah, jus tetap mengandung gula tinggi tanpa serat seperti buah utuh. American Academy of Pediatrics menyarankan batas konsumsi jus harian sebagai berikut:
- Anak usia 1-3 tahun: Maksimal 4 ons
- Anak usia 4-6 tahun: Maksimal 4-6 ons
Untuk bayi yang usianya berada di bawah 1 tahun, Mama sebaiknya tidak memberikan jus sama sekali.
Sebagai gantinya, berikan buah utuh yang mengandung serat lebih banyak dan membantu menjaga keseimbangan gula darah.
Baca Juga: 10 Makanan Anak yang Sehat dan Bernutrisi
4. Berikan Contoh
Anak-anak cenderung meniru kebiasaan makan orang tua dan orang dewasa di sekitarnya.
Jika si Kecil melihat Mama dan Papa mengonsumsi makanan bergizi, ia juga akan lebih terdorong untuk mengonsumsi makanan sehat.
Kurangi makanan tinggi gula dan ganti dengan pilihan yang lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan kaya protein.
5. Ajarkan Anak untuk Menjaga Keseimbangan
Bahaya sukrosa terhadap kesehatan anak memang tidak main-main. Namun, sama sekali melarang anak makan makanan manis dapat membuat si Kecil berontak dan ingin mencobanya secara terus-menerus.
Ingat, gula itu bukan musuh abadi karena tubuh masih membutuhkan asupan gula agar bisa berfungsi normal. Berikan pemahaman bahwa makanan manis boleh dikonsumsi sesekali dalam porsi yang wajar.
Agar tidak berlebihan, ajarkan si Kecil bagaimana cara menyeimbangkan konsumsi gula dalam pola makan sehari-hari. Kombinasikan karbohidrat dengan protein atau lemak juga dapat membantu menjaga energi anak tetap stabil sepanjang hari.
Mama bisa temukan ratusan artikel terkait nutrisi, tumbuh kembang, hingga kesehatan anak yang terverifikasi ahlinya secara gratis dengan gabung member Nutriclub sekarang.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya, Ma!