Saat awal memulai makanan pendamping ASI (MPASI), bayi terkadang susah disuapi karena tidak mau menelan makanan sehingga membuat Mama khawatir. Lantas, apa penyebab bayi 6 bulan tidak mau menelan makanan? Apakah si Kecil memang belum siap makan MPASI atau makanannya yang tidak cocok? Atau jangan-jangan, ia justru sedang sakit sehingga tidak mau makan?
Jangan panik, dulu, Ma. Sebetulnya, sangat umum, kok, bayi mengalami fase menolak makan di awal-awal pemberian MPASI. Akan tetapi, Mama tentu tidak boleh membiarkan bayi terus-terusan susah makan, apalagi sampai menunda pemberian MPASI-nya, ya.
Penyebab Bayi 6 Bulan Tidak Mau Menelan Makanan
Idealnya, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif. Akan tetapi umumnya setelah usia 6 bulan, ia perlu diberikan makanan bayi atau mendapatkan ASI dan MPASI secara bersamaan. Ini karena kebutuhan nutrisi bayi sudah tidak lagi dapat terpenuhi sepenuhnya hanya dari ASI.
Selain itu, keterampilan makan bayi pun terus berkembang seiring dengan pertumbuhannya, juga bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan lain selain ASI. Maka, memulai pemberian MPASI akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Sayangnya dalam beberapa kesempatan, si Kecil mungkin menolak makanan padat yang Mama berikan. Lantas, apa penyebabnya? Berikut beberapa kemungkinan penyebab bayi 6 bulan tidak mau menelan makanan.
1. Masih Terbiasa dengan ASI
Salah satu penyebab bayi 6 bulan tidak mau menelan makanan bisa jadi karena ia masih terbiasa dengan ASI. Seperti yang kita ketahui bersama, bayi pada usia 6 bulan masih membutuhkan ASI sebagai sumber nutrisi utama. Sehingga, mereka mungkin masih merasa nyaman dengan meminum ASI.
2. Belum Siap untuk Makan MPASI
Umumnya bayi sudah bisa makan makanan padat menginjak usia 6 bulan. Namun, ada sebagian bayi yang belum siap untuk makan makanan padat di usia ini.
Tak perlu khawatir ya Ma, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, si Kecil mungkin membutuhkan waktu lebih untuk membiasakan diri beralih dari ASI ke makanan padat. Jangan menyerah mengenalkan makanan pada si Kecil ya, karena memberikan MPASI memang perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Untuk melihat apakah bayi memang sudah benar-benar sudah siap untuk makan makanan padat, berikut adalah beberapa tandanya:
-
Bayi sudah bisa menegakkan dan menahan kepalanya.
-
Bayi sudah bisa membuka mulut bila disodori makanan atau sendok.
-
Bayi menunjukkan ketertarikan melihat orang makan, dan mencoba mengambil makanan.
-
Refleks menjulurkan lidah berkurang.
-
Bayi bisa duduk sendiri dengan disandarkan.
3. Tidak Suka dengan Rasa atau Tekstur Makanan
Mulai usia 6 bulan, bayi sudah bisa dikenalkan dengan tekstur makanan selain cair. Namun, sama seperti Mama mengenalkan jenis makanan satu demi satu, mengenalkan tekstur makanan yang baru juga perlu bertahap dan ada “level”-nya.
Bayi pada usia 6 bulan masih dalam tahap eksplorasi rasa dan tekstur makanan. Ada kemungkinan bahwa mereka tidak menyukai rasa atau tekstur makanan yang diberikan.
Di awal pemberian MPASI, bayi idealnya lebih dulu dikenalkan dengan makanan bertekstur halus alias bubur kental (puree) sampai ia terbiasa. Barulah Mama boleh menaikkan tekstur MPASI secara perlahan mulai di bulan selanjutnya.
Kira-kira beginilah tahapan menaikkan tekstur MPASI sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
-
Bayi 6 bulan: MPASI bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed).
-
Bayi 9 bulan - 12 bulan: Berikan makanan yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau makanan yang dapat dipegang (finger food).
-
Bayi 12 bulan - 24 bulan: Berikan makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.
Kenapa penting untuk menyesuaikan usia bayi dengan tekstur MPASI-nya? Menaikkan tekstur MPASI sesuai umurnya akan membantu perkembangan fungsi rongga mulut, lidah, hingga rahang untuk mengunyah, menelan, dan pada akhirnya untuk si Kecil bisa berbicara.
Ketika terlambat dinaikkan, bayi juga akan terlambat mengasah fungsi rongga mulutnya, sementara kalau dinaikkan terlalu cepat ditakutkan ada risiko tersedak atau gangguan pencernaan karena bayi belum siap menelan makanan yang lebih padat atau keras.
Hal-hal inilah yang dapat turut menjadi faktor bayi tidak mau menelan makanannya.
4. Bayi Memiliki Kondisi Tertentu
Bisa jadi bayi susah makan karena ia sedang merasakan sesuatu pada tubuhnya, seperti mengantuk, alergi makanan, sedang tumbuh gigi, mengalami masalah pencernaan, atau bosan dengan makanan yang Mama sajikan.
Biasanya, bayi yang sedang susah makan menunjukkan perilaku seperti:
-
Mengunyah terlalu lama dan memainkan makanan.
-
Menolak memasukkan makanan ke dalam mulut.
-
Menolak suapan dari orang tua.
-
Menumpahkan atau memuntahkan makanan.
-
Menyemburkan makanan yang sudah masuk mulutnya.
-
Tidak mengunyah atau menelan makanan.
-
Tidak mau mencoba makanan yang baru.
5. Tidak Nyaman dengan Lingkungan
Bayi mungkin tidak merasa nyaman dengan lingkungan atau suasana saat makan, seperti tempat makan yang terlalu bising atau suasana yang kurang tenang.
6. Terlalu Sering Dipaksa Makan
Bagaimana cara Mama memberikan makan sangat berpengaruh pada perilaku si Kecil, lho! Sebagai contoh, mungkin karena tampilan makanan yang kurang menarik, rasa yang kurang enak di lidah, atau aromanya yang mengganggu si Kecil.
Alasan lain yang mungkin juga bisa membuat bayi susah makan adalah karena Mama memberi makan bayi dengan marah-marah. Frustrasi adalah emosi yang sangat wajar dialami setiap orang tua ketika melihat anaknya menolak makan, tapi emosi Mama yang terlalu tinggi juga bisa membuat si Kecil jadi takut sehingga menghubungkan waktu makan dengan hal yang menyeramkan.
Selain itu, latar belakang kebiasaan keluarga itu sendiri juga bisa berpengaruh. Sebagai contoh, bayi terus-terusan diberikan minum jamu-jamuan yang dipercaya dapat menambah nafsu makan. Melansir IDAI, hal ini justru bisa menimbulkan trauma mendalam pada psikologis anak yang berakibat semakin sulit makan.
Baca Juga: Cara Mengenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada Si Kecil
Cara agar Bayi Usia 6 Bulan Mau Menelan Makanan
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu bayi usia 6 bulan mau menelan makanan:
-
Mulailah dengan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur bayi atau puree buah-buahan, dan pastikan ukurannya kecil dan mudah dikunyah oleh bayi.
-
Berikan makanan pada waktu yang tepat, yaitu saat bayi merasa lapar dan tidak terlalu lelah atau mengantuk.
-
Berikan makanan dalam suasana yang tenang dan nyaman, serta hindari kebisingan atau gangguan lainnya yang dapat mengganggu bayi saat makan.
-
Berikan makanan dengan cara yang menyenangkan, seperti memberikan makanan dengan sendok atau dengan tangan.
-
Berikan makanan dengan rasa yang berbeda-beda, namun tetap sesuai dengan usia bayi dan kandungan nutrisi yang dibutuhkan.
-
Berikan pujian dan dorongan saat bayi berhasil menelan makanan, sehingga mereka merasa senang dan termotivasi untuk terus mencoba makanan baru.
-
Berikan waktu yang cukup untuk bayi untuk belajar makan dan menelan makanan, serta jangan memaksakan bayi untuk makan.
-
Cobalah untuk memberikan makanan yang disukai bayi, namun tetap memperhatikan kandungan nutrisi yang dibutuhkan.
Ketika makan malam, Mama bisa mengajak anak duduk bersama dengan anggota keluarga yang lain di meja makan. Dengan begitu, si Kecil akan melihat proses makan dan memancingnya untuk mencoba makanan yang ada di meja makan.
Agar sesi makan bersama keluarga bisa dinikmati seluruh anggota, berikut beberapa tips yang bisa Mama coba:
-
Siapkan serbet dan pakaikan bib bayi agar makanan tidak berantakan.
-
Biasakan anak untuk fokus saat makan. Jangan beri anak hp, mainan, atau menonton tv.
-
Saat menyuapi atau menemani bayi makan jangan sambil marah ya Ma, tapi coba tampilkan ekspresi yang menyenangkan.
-
Hindari menjadikan makanan sebagai objek hadiah.
-
Sajikan makanan yang bervariasi yang punya ragam bentuk dan warna
-
Saat waktunya makan besar, biasakan untuk mengonsumsi makanan utama dulu, baru minum di sesi akhir.
-
Hindari menyajikan makanan atau memberi makan dalam porsi besar sekaligus. Biasanya anak akan merasa kenyang duluan saat melihat makanan di hadapannya.
-
Ajak si Kecil untuk mencoba makan sendiri.
-
Bila anak menolak makan dengan tanda seperti menangis, menutup mulut, atau memalingkan kepala. Jangan langsung berhenti ya Ma. Coba tawarkan kembali makanan tanpa memaksanya.
Jika bayi masih kesulitan menelan makanan, sebaiknya periksakan ke dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasar.
Ingat, Ma, bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kesabaran dan konsistensi dalam membantu bayi belajar makan dan menelan makanan.
Wajarkah Bayi Usia 6 Bulan Belum Bisa Menelan?
Bayi pada usia 6 bulan biasanya sudah mulai belajar menelan makanan padat, meskipun mungkin masih perlu waktu untuk menguasainya sepenuhnya. Namun, setiap bayi berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda, Ma, sehingga beberapa bayi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar menelan.
Jika bayi Mama belum bisa menelan pada usia 6 bulan, sebaiknya periksakan ke dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang menjadi penyebabnya.
Selain itu, perlu diperhatikan jenis makanan yang diberikan. Sebaiknya, mulailah dengan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur bayi atau puree buah-buahan, dan pastikan ukurannya kecil dan mudah dikunyah oleh bayi.
Jangan memaksakan bayi untuk makan dan berikan waktu yang cukup untuk belajar menelan makanan. Jika bayi masih kesulitan menelan, Mama bisa mencoba memberikan makanan dengan tekstur yang lebih lembut atau mengurangi ukuran potongan makanan.
Baca Juga: Resep Bubur Beras Merah yang Mudah Dibuat di Rumah
Penting untuk selalu memperhatikan tanda-tanda yang diberikan oleh bayi, seperti tanda-tanda tersedak atau kesulitan bernapas, dan segera menghentikan memberikan makanan jika terjadi masalah.
Mama perlu memeriksakan si Kecil ke dokter apabila bayi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
-
Melengkungkan punggung ketika menyusu.
-
Menangis atau menolak saat menyusu.
-
Penurunan respons ketika menyusu atau makan.
-
Gangguan napas saat makan atau minum.
-
Menolak untuk makan atau minum.
-
Kesulitan mengunyah makanan dengan tekstur yang sesuai dengan usianya. Misalnya, hanya mau makan makanan dengan tekstur tertentu, seperti makanan halus atau makanan garing.
-
Ada gangguan mengunyah.
-
Batuk atau tersedak saat makan.
-
Sering muntah.
-
Mengeluarkan banyak air liur (mengiler) atau keluar cairan dari mulut dan hidung.
Sudah paham, kan, Ma, panduan MPASI untuk bayi usia 10 bulan. Jika masih bingung dalam menerapkannya, yuk konsultasi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama seputar nutrisi dan tumbuh kembang si Kecil.
Jangan lupa untuk mencoba berbagai resep menu MPASI agar si Kecil tetap lahap makan dan kenal dengan macam-macam tekstur serta rasa makanan.
Semoga artikel ini membantu, ya, Ma!