Prebiotik adalah serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, namun penting untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam saluran pencernaan bayi. Apa lagi manfaat prebiotik untuk bayi?
Manfaat Prebiotik untuk Bayi
Ada beberapa manfaat pemberian prebiotik untuk si Kecil dalam jumlah yang tepat, antara lain:
1. Dukung Perkembangan Otak
Prebiotik untuk si Kecil bantu meningkatkan mikrobiota usus yang berperan dalam produksi neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin.
Ketika prebiotik yang merupakan makanan untuk bakteri baik dikonsumsi, bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus di dalam usus akan tumbuh subur.
Bakteri Bifidobacterium dan Lactobacillus juga diketahui memiliki pengaruh besar terhadap hubungan antara usus dan otak atau gut brain axis.
2. Meningkatkan Penyerapan Nutrisi Penting
Memberikan prebiotik untuk bayi dalam jumlah cukup diketahui bisa membantu penyerapan kalsium, zat besi, dan beberapa vitamin.
Jenis serat FOS dapat meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan merangsang pertumbuhan bakteri baik di usus besar. Selain itu, FOS juga mengurangi penyerapan zat besi oleh bakteri jahat.
Jenis prebiotik lain, yaitu inulin diketahui juga ikut berperan dalam meningkatkan penyerapan vitamin D dan E dalam tubuh.
3. Mengurangi Risiko Gangguan Neurodevelopmental
Keseimbangan mikrobiota usus yang dipengaruhi oleh prebiotik membantu mengurangi risiko gangguan perkembangan otak dan saraf atau gangguan neurodevelopmental, seperti ADHD.
Pemberian probiotik dan prebiotik sebagai tambahan dalam pengobatan anak yang mengalami ADHD menunjukkan hasil yang positif.
Penelitian yang terbit dalam Neuropsychopharmacol Rep. mengungkapkan bahwa anak-anak dengan ADHD mengalami peningkatan dalam fungsi emosional, fisik, sosial, dan kemampuan belajar di sekolah.
Baca Juga: 15 Makanan Bayi 6 Bulan untuk Kecerdasan Otak dan Resepnya
4. Membantu Mengurangi Gangguan Perilaku
Penelitian telah membuktikan adanya hubungan yang erat antara bakteri dalam mikrobioma bayi dan kesehatan mentalnya.
Gangguan perilaku pada bayi, seperti tantrum, kecemasan, dan perubahan suasana hati mungkin dipengaruhi oleh kondisi mikrobioma usus.
Keseimbangan bakteri dalam usus atau mikrobioma berperan penting dalam menjaga kestabilan emosi dan fokus bayi, melalui gut-brain axis.
5. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Sekitar 70-80 persen sistem kekebalan tubuh manusia terletak di dalam usus. Prebiotik mendukung pertumbuhan bakteri baik, seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus yang berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
Kumpulan mikroba yang hidup di usus, atau mikrobiota usus secara langsung memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Interaksi ini menjadi salah satu cara komunikasi antara mikroba usus dan otak.
Untuk dapatkan tips lebih lengkap seputar menjaga imunitas bayi, yuk download Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 HPK Si Kecil. Gratis!
6. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Pencernaan
Usus bayi masih sensitif terhadap apa yang ada di sekitar, terutama di beberapa tahun pertama kehidupannya.
Saat inilah bakteri baik di usus mulai terbentuk dan ini penting karena akan menentukan kesehatannya saat dewasa.
Dengan menjaga keseimbangan mikrobiota usus, prebiotik dapat mengurangi risiko infeksi seperti diare akibat bakteri patogen.
7. Mengurangi Risiko Alergi
Penyakit alergi telah dikaitkan dengan faktor genetik dan/atau lingkungan, seperti penggunaan antibiotik, pola makan tinggi lemak dan rendah serat.
Bayi rentan terhadap alergi yang dipicu oleh makanan, kontak dengan benda tertentu, dan menghirup partikel-partikel udara yang tidak kasat mata.
Memberikan prebiotik untuk bayi dan anak-anak sejak dini merupakan upaya yang patut dipertimbangkan untuk mencegah timbulnya reaksi alergi.
8. Membantu Mengurangi Peradangan
Salah satu fungsi prebiotik untuk bayi adalah memperbaiki kondisi usus yang terganggu akibat faktor lingkungan, seperti ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dan jahat.
Ketidakseimbangan ini dapat memicu penyakit dan peradangan berkepanjangan pada usus serta organ tubuh lainnya.
Prebiotik bekerja dengan merangsang pertumbuhan bakteri baik seperti, Bifidobacterium dan meningkatkan daya tahan terhadap bakteri jahat seperti Bacteroides spp., sehingga membantu mengurangi peradangan.
9. Mengatasi Masalah Pencernaan
Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi adalah kolik, namun masih banyak Ibu yang belum memahaminya.
Diketahui bahwa masalah pada bakteri baik di usus dapat menyebabkan kolik, karena memengaruhi pergerakan usus yang menyebabkan produksi gas berlebih dan tangisan yang berlebihan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pencernaan bayi kolik memiliki jenis bakteri baik yang lebih sedikit dan jumlah bakteri Bifidobacteria dan Lactobacillus yang lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak kolik.
10. Meningkatkan Kualitas Tidur
Hubungan antara usus dan otak (gut-brain axis) menunjukkan bahwa mikrobiota yang sehat dapat meningkatkan kualitas tidur bayi.
Kurang tidur berkaitan dengan berkurangnya jenis bakteri baik di dalam usus. Sebaliknya, semakin berkualitas tidur seseorang, semakin beragam pula jenis bakteri baik di dalam ususnya.
Selain itu, kurangnya keragaman bakteri baik dalam usus juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan suasana hati, kecemasan penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan autoimun.
Sumber Prebiotik yang Baik untuk Bayi
Untuk optimalkan berbagai manfaat prebiotik di atas, Mama bisa bantu penuhi kebutuhan prebiotik si Kecil dari berbagai sumber berikut:
1. ASI
Air susu ibu (ASI) adalah sumber utama prebiotik alami yang terbaik untuk bayi. Maka itu, pemberian ASI selama minimal 6 bulan sangat disarankan sebelum mulai mengonsumsi makanan pendamping.
ASI mengandung oligosakarida yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus, seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus.
Bakteri baik ini membantu melindungi bayi dari infeksi, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
2. MPASI yang Kaya Prebiotik
Setelah bayi berusia enam bulan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya prebiotik dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan.
Beberapa makanan sumber prebiotik untuk bayi yang aman dikonsumsi yaitu pisang, alpukat, gandum utuh, apel, bawang putih, dan asparagus.
Baca juga: MPASI 6 Bulan: Tekstur, Porsi, Jadwal, dan Menu Makanannya
Cara Memberikan Prebiotik untuk Bayi
Bayi dapat mulai mengonsumsi makanan kaya prebiotik sejak mereka mulai makan MPASI, yaitu sekitar usia 6 bulan.
Namun, setiap bayi memiliki perkembangan yang berbeda, sehingga penting bagi Mama untuk memperhatikan kesiapan bayi sebelum memberikan makanan baru.
Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti pisang atau ubi jalar sebelum mencoba sumber prebiotik untuk si Kecil yang lainnya.
Jika Mama ingin memberikan prebiotik tambahan dalam bentuk suplemen, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan dosis yang aman dan sesuai.
Mama bisa hubungi Nutriclub Expert Advisor untuk konsultasi gratis 24/7 terkait nutrisi, tumbuh kembang, dan kesehatan si Kecil langsung bersama ahlinya.