Loading...
8 Cara Optimalkan Perkembangan Otak Anak - Nutriclub
Perkembangan Otak

8 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak yang Efektif

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 05 November 2021


  • Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak

Belajar bukan satu-satunya cara meningkatkan kecerdasan otak anak, Ma. Anak-anak di usia dini membutuhkan asupan nutrisi optimal dan stimulasi yang tepat secara berkelanjutan agar bisa Menang di Setiap Langkah. Yuk, simak berbagai cara mencerdaskan anak di artikel ini!

Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak

Pada dasarnya, kecerdasan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah bakat atau kemampuan yang diturunkan langsung dari orang tua, sedangkan faktor lingkungan umumnya terdiri dari pola asuh yang mengedepankan growth mindset, asupan nutrisi sehari-hari yang optimal, hingga jalur pendidikan yang diperoleh anak.

Jika genetik adalah faktor yang tidak bisa diubah, faktor lingkungan sangat bisa Mama sesuaikan sesuai kebutuhan dan terus di-improve untuk mengoptimalkan fungsi kognitif anak. 

Berikut adalah beberapa cara meningkatkan kecerdasan otak anak di usia dini:

1. Optimalkan Kebutuhan Gizi 

Nutrisi memainkan peranan penting dalam proses pertumbuhan otak. Ini makanya kebutuhan gizi menjadi salah satu cara meningkatkan kecerdasan otak. Terutama pada 3 tahun pertama usianya, ketika sel-sel otak sedang berkembang sangat pesat melebihi periode waktu lain dalam masa pertumbuhan si Kecil. 

Semua jenis nutrisi penting untuk anak. Namun, ada beberapa jenis gizi yang pernah dibuktikan secara klinis untuk meningkatkan kecerdasan otak, yaitu: 

  • Protein, terutama protein hewani seperti daging merah, daging unggas, seafood, telur, susu, dan produk olahan susu lain. Protein nabati bisa didapatkan dari kacang kedelai, edamame, alpukat, kentang, dan lain-lain.

  • Omega-3 dari ikan berlemak seperti salmon, tuna, ikan kembung, shisamo, makarel, salmon, cod, herring, kerang-kerangan, sarden, atau teri. Selain itu dapat ditemukan pada biji chia, kacang kenari, kacang kedelai, bayam, kubis brussel dan lain sebagainya. 

  • Asam folat (vitamin B9): hati dan daging sapi, kepiting, telur, susu, ikan, bayam, brokoli, asparagus, pisang, alpukat, jeruk, dan lain sebagainya. 

  • Kolin: dari hati & daging sapi, daging ayam, susu, keju, yogurt, telur, ikan cod, ikan tuna, kentang, brokoli, jamur shiitake, bunga kol, kacang polong, beras coklat, wortel, kiwi, apel, dan lain sebagainya. 

  • Yodium: rumput laut, garam beryodium, seafood, produk olahan susu, biji-bijian yang telah diperkaya nutrisi ini.

  • Zat besi: hati ayam, hati sapi, daging sapi, daging ayam, bayam, kentang panggang, kacang merah, edamame, buncis, kacang tanah, dan lain sebagainya. 

  • Zink: kerang-kerangan dan kepiting, daging sapi, biji labu, udang, ikan sarden, telur, susu, yogurt, keju, kacang tanah, kacang merah, nasi putih, tomat ceri, brokoli, bluberi, dan lain sebagainya. 

  • Vitamin A: hati sapi, daging ayam, telur, ikan herring,ikan salmon, ikan tuna, wortel, ubi tanah, bayam, brokoli, mangga, paprika merah, susu, keju, dan lain sebagainya. 

  • Vitamin D: sinar matahari, minyak ikan, telur, ikan salmon, dan makanan yang telah difortifikasi. 

  • Vitamin B6: hati dan jeroan sapi, ikan, kentang, jagung, ubi, kentang, dan buah-buahan selain kelompok jeruk.  

  • Vitamin B12: hati sapi, daging sapi, kerang-kerangan, ikan salmon, ikan tuna, susu, yogurt, keju cheddar, telur, tempe, pisang, stroberi, kacang merah, bayam, dan lain sebagainya. 

Baca juga: Tahap Perkembangan Otak Anak dan 8 Cara Optimalkannya

2. Menanamkan Growth Mindset

Growth mindset atau“I Can Do Anything!” mindset adalah pola pikir yang memandang kecerdasan atau kesuksesan adalah hasil dari usaha, dedikasi, dan ketekunan yang berkelanjutan tanpa kenal menyerah.

Memiliki growth mindset membantu anak meyakini bahwa ia selalu bisa selalu menjadi lebih cerdas dengan kerja keras dan kemauan untuk bangkit mencoba lagi alias pantang menyerah.

Untuk menanamkan growth mindset, Mama perlu mengajarkan anak untuk: 

  • Memahami bahwa kesalahan dan kegagalan adalah proses yang wajar dalam belajar. 

  • Berani mencoba ide-ide baru untuk memecahkan masalah. 

  • Berfokus pada proses, bukan hasil. Mama bisa bantu si Kecil dengan memberikan pujian pada usaha anak. Contohnya, “Mama tahu kamu sudah seminggu terakhir berusaha menyelesaikan gambar ini. Yuk, kita pigura dan pajang gambarnya di ruang tengah!”

  • Mengajak anak untuk mendiskusikan dan merefleksikan proses belajar yang telah ia lalui. Contohnya, “Tadikan ada lego yang sempat tidak bisa dipasang, kira-kira kenapa sih, Nak?” 

  • Memahami bahwa akan ada berbagai macam emosi yang hadir saat proses pembelajaran terjadi. Ketika emosi negatif muncul, ajak anak untuk mengendalikan diri. Salah satunya dengan menghirup napas dalam-dalam sambil menghitung 1-5 di dalam hati. Setelah itu hembuskan perlahan. 

3. Libatkan Anak Beraktivitas Fisik

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh sistem imunitas. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal.

Sebaliknya, dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K) memaparkan bahwa gangguan pada imunitas anak seperti demam, batuk, pilek (ISPA) dapat berefek panjang hingga dapat mengganggu perkembangan anak, termasuk motivasinya untuk belajar.

Maka, salah satu cara meningkatkan kecerdasan otak anak yang bisa Mama dan Papa lakukan adalah dengan mendukung fungsi sistem imun yang kuat lewat rutinitas aktivitas fisik.

Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, olahraga juga dapat bantu tingkatkan kemampuan anak dalam belajar, berlatih, dan mengelola stres. Oleh karena itu, Mama perlu mengajak si Kecil untuk bergerak secara aktif atau berolahraga selama total minimal 60 menit dalam sehari.

Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisik anak, Mama dapat mengajak si Kecil untuk berenang, berlari di halaman belakang, main lempar-lemparan, bola, menari, lompat-lompat, mengendarai balance bike, dan lain sebagainya. Sesuaikan dengan minat dan kondisi tubuh anak ya, Ma. 

4. Berikan Susu Pertumbuhan Terfortifikasi

Susu merupakan salah satu sumber nutrisi yang baik dalam tiga tahun periode emas anak, karena menyediakan asupan lemak sehat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak seoptimal mungkin. Itu kenapa IDAI menyarankan anak minum susu 2-3 kali ​​dalam sehari.

Namun meski susu itu sendiri sudah bernutrisi, akan lebih baik jika Mama memberikan susu pertumbuhan yang terfortifikasi dan sudah teruji klinis kaya gizi tertentu, terutama omega-3 dan 6 serta prebiotik FOS:GOS 1:9. Ini karena kandungan tersebut penting untuk mendukung perkembangan otak anak.

Asupan lemak esensial dalam susu terutama penting untuk anak karena sekitar 60% otak terdiri dari lemak. Omega-3 dan omega-6 dari susu dapat membantu menjaga sel-sel otak tetap dalam kondisi yang baik untuk mengirim dan menerima informasi, sehingga anak bisa lebih cepat belajar dan menyerap ilmu-ilmu baru.

Omega 3 yang terkandung dalam susu juga dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat, berkonsentrasi, juga memperpanjang rentang perhatian (atensi).

Mama bisa optimalkan asupan DHA, FOS:GOS, dan asam lemak esensial si Kecil dengan susu kecerdasan otak anak untuk mendukung fungsi kognitifnya.

Selain FOS:GOS dan DHA, terdapat Omega 3 & 6, zat besi, serta 12 vitamin dan 9 mineral yang bantu mendukung daya pikir optimal si Kecil, terutama jika diimbangi dengan stimulasi yang tepat untuk si Kecil jadi pemenang di masa depan.

Baca Juga: Cara Melatih Fokus Anak yang Efektif Dilakukan

5. Memastikan Anak Cukup Tidur

Tidur merupakan proses penting bagi tumbuh kembang otak anak. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa membiasakan tidur siang membuat mengoptimalkan pertumbuhan volume grey matter otak anak. Ini adalah area otak yang bertanggung jawab pada fungsi kognitif anak seperti kemampuan belajar, mengingat, mengambil keputusan, dan penyelesaian konflik. 

Oleh karena itu, apabila Mama ingin anak tumbuh dengan otak cerdas pastikan ia mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Berikut waktu tidur yang diperlukan oleh anak: 

  • 1-2 tahun : 11-14 jam dalam 1 hari. Dengan tidur siang 1-2 kali. 

  • 3-5 tahun : 10-13 jam dalam 1 hari. Kadang sudah tanpa tidur siang. 

  • 6-12 tahun : 9-12 jam dalam 1 hari. Tanpa tidur siang. 

6. Selalu Sediakan Sarapan untuk Anak

Sarapan merupakan waktu makan yang krusial karena digunakan untuk mengisi kembali energi tubuh setelah lebih dari 6 jam “berpuasa” di malam hari. Energi tersebut wajib dicukupi dengan memberikan makanan yang berkualitas, bukan hanya asal kenyang atau “yang penting perutnya terisi”. 

Sebab nutrisi yang didapatkan dari sarapan akan digunakan oleh sistem saraf pusat si Kecil untuk meningkatkan proses berpikir menjadi lebih efisien. Dengan begitu, ia memiliki daya ingat, kemampuan konsentrasi, serta kemampuan menganalisis yang lebih baik. 

Tanpa sarapan yang berkualitas, anak tidak akan memiliki energi untuk memproses berbagai stimulus dan informasi yang didapatkan selama bermain dan belajar. 

Tentu saja ini akan sangat merugikan anak, terlebih lagi ketika ia sudah mulai sekolah. Prestasi akademiknya dapat menurun karena ia kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan.  

7. Menerapkan Kebiasaan Membaca Buku

Cara meningkatkan kecerdasan otak anak selanjutnya adalah dengan menanamkan kebiasaan membaca sedini mungkin. Bagaimana caranya? 

Mulailah dengan menjadi contoh bagi anak untuk mengisi setiap waktu luang yang ada dengan membaca buku alih-alih sibuk dengan gawai seperti televisi, tablet, atau smartphone. 

Kemudian, luangkan waktu paling tidak satu jam setiap hari untuk membaca buku bersama anak. Bisa sebelum makan malam atau sebagai kegiatan pengantar tidur. Mulai dengan membaca buku cerita bergambar. 

Apabila si Kecil sudah semakin besar, Mama dan Papa bisa mulai mengenalkan berbagai jenis buku lainnya seperti komik, ensiklopedia, hingga novel anak-anak. Sesuaikan dengan kelompok usia dan kemampuan membaca si Kecil. Dengan begitu, ia akan memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas. 

Selain itu, manfaat membaca buku meningkatkan kekayaan kosakata, kemampuan pemahaman, kekuatan konsentrasi, daya ingat, berpikir kritis, dan sosial-emosional anak. Hal ini secara tidak langsung juga akan sangat membantu kecemerlangan karir akademiknya, Ma.  

8.  Mengajak Anak Bermain Brain Gym

Psst, bukan hanya fisik anak saja, lho, yang membutuhkan olahraga. Otak anak juga perlu diajak berolahraga untuk mengoptimalkan fungsi kognitifnya. Nama olahraganya adalah brain gym alias senam otak. 

Berikut adalah fungsi kognitif yang akan terstimulasi ketika si Kecil rutin latihan senam otak: 

  • Kemampuan sensoris seperti visual, pendengaran, dan motorik.

  • Kemampuan akademik seperti membaca, menulis, berhitung, dan mengerjakan tes.

  • Kemampuan mengingat.

  • Koordinasi fisik.

  • Menjalin hubungan dengan orang lain. 

  • Kesadaran bertanggung jawab. 

  • Kemampuan berorganisasi. 

  • Kemampuan bersikap dan menyesuaikan diri. 

Sebenarnya, ada total 26 gerakan sederhana yang dapat dilakukan bersama si Kecil. Salah satunya adalah gerakan bernama Lazy 8, dimana anak diajak untuk menggambar bentuk angka delapan secara horizontal menggunakan jari. Kemudian, naikkan level kesulitannya dengan mengajak anak untuk menggambar menggunakan pensil. 

Ketika sudah mahir, Mama dapat mendorong anak untuk menggunakan kedua tangannya secara bergantian untuk menggambar angka 8. Tangan kanan 3 kali, tangan kiri 3 kali. Jika sudah mahir, ajak anak untuk menggambar angka 8 menggunakan 2 tangan sekaligus.

Baca juga: Ingin Anak Lancar Membaca Tanpa Mengeja? Simak di Sini!

Itulah beberapa cara meningkatkan kecerdasan otak anak, baik melalui stimulasi sehari-hari maupun pemenuhan nutrisi harian. Semoga artikel ini membantu, ya, Ma!

Untuk dapatkan lebih banyak artikel informatif seputar pola asuh dan cara meningkatkan kecerdasan otak anak, yuk daftarkan diri di Nutriclub. Ada berbagai penawaran serta promo menarik dari susu Nutrilon juga, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. McCarthy, C. (2018, January 23). The crucial brain foods all children need - Harvard Health. Harvard Health; Harvard Health. https://www.health.harvard.edu/blog/brain-food-children-nutrition-2018012313168

  2. Office of Dietary Supplements - Folate. (2016). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Folate-HealthProfessional/

  3. Office of Dietary Supplements - Choline. (2013). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Choline-HealthProfessional/#h18

  4. NHS Choices. (2023). Iron - Vitamins and minerals. https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/iron/

  5. Office of Dietary Supplements - Zinc. (2016). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/

  6. Office of Dietary Supplements - Vitamin A and Carotenoids. (2017). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/

  7. Office of Dietary Supplements - Vitamin B12. (2013). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminB12-HealthProfessional/

  8. Freydis Hjalmarsdottir, MS. (2019, September 30). 12 Foods That Are Very High in Omega-3. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/12-omega-3-rich-foods#2.-Salmon-(2,150-mg-per-serving)

  9. Children’s sleep linked to brain development. (2022, August 30). National Institutes of Health (NIH). https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/children-s-sleep-linked-brain-development

  10. Naps (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2020). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/naps.html#:~:text=Most%20babies%20are%20sleeping%20longer,years)%3A%2010%E2%80%9313%20hours

  11. IDAI | Sarapan? Gak ah... (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/sarapan-gak-ah%E2%80%A6

  12. Reading with toddlers: 18 months-3 years. (2023, August 25). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/literacy-reading-stories/reading-with-toddlers#:~:text=Reading%20and%20storytelling%20helps%20toddlers,about%20what's%20happening%20in%20books.

  13. Jessica, Justice, L. M., Melike Yumuş, & Leydi Johana Chaparro-Moreno. (2019). When Children Are Not Read to at Home: The Million Word Gap. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics, 40(5), 383–386. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000000657

  14. Auld, S. (2019). Reading daily improves comprehension and student performance. Acc.edu.au; Australian Christian College. https://www.acc.edu.au/blog/reading-comprehension-student-performance/#what-are-the-benefits-of-reading

  15. (2023). Positivepsychology.com. https://positivepsychology.com/growth-mindset-for-kids/#nurturing

  16. Growth Mindset For Parents | Growth Mindset Parenting. (2017). Mindsetworks.com. https://www.mindsetworks.com/parents/growth-mindset-parenting#:~:text=One%20of%20the%20best%20ways,part%20of%20the%20learning%20process

  17. Kit. (2023). Mindset Kit - Three ways parents can instill a growth mindset, Growth Mindset for Parents. Mindset Kit. https://www.mindsetkit.org/growth-mindset-parents/how-parents-can-instill-growth-mindset/3-ways-parents-can-instill-growth-mindset

  18. How to Teach Your Child to Have a Growth Mindset. (2016). Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/tips-for-teaching-your-child-to-have-a-growth-mindset-4014842#toc-2-teach-them-to-try-out-new-ideas-and-approaches-to-problem-solving

  19. The Brain Gym® Program: Learn More - Breakthroughs International. (2022, June 2). Breakthroughs International. https://breakthroughsinternational.org/programs/the-brain-gym-program/bg-learn-more/

  20. the activities. (2017, February 8). Brain Gym Bookstore. https://www.braingym.com/the-activities/

Artikel Terkait