Jika si Kecil cenderung lebih suka melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti naik sepeda, lari, atau berenang, ia mungkin memiliki kecerdasan kinestetik. Bagaimana cara yang tepat untuk optimalkan jenis kecerdasan ini?
Apa itu Kecerdasan Kinestetik dan Contohnya?
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan anak mengkoordinasikan pikiran dengan gerak tubuh untuk memanipulasi objek dan memahami tempo gerakan.
Sederhananya, tipe kecerdasan ini merupakan gaya belajar secara fisik. Anak dapat lebih mudah menyerap dan mengingat informasi baru dengan mempraktikkan langsung (hands-on) dan menjelajah.
Salah satu contoh gaya belajar kinestetik adalah membaca kisah sejarah lalu membuat drama untuk menggambarkannya. Bisa juga melalui aktivitas seperti olahraga, menari, melukis, dan kerajinan tangan.
Ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Anak dengan jenis kecerdasan ini mudah meniru gerakan dan unggul dalam pembelajaran langsung, seperti di kelas seni musik, sains, atau kerajinan tangan. Berikut ciri-ciri lainnya:
1. Cepat Ingat Pola Gerakan
Memori otot adalah kemampuan mengulang gerakan dengan akurasi tinggi, yang terbentuk melalui latihan berulang.
Otak si Kecil menyimpan "blueprint" gerakan, yang memungkinkannya menguasai gerakan baru dengan cepat dan menjadi ahli secara otomatis.
Tak heran bila mereka cepat menguasai teknik menari atau gerakan bela diri hanya dengan melihat dan menirunya. Bahkan tanpa perlu diajari gerakan satu per satu.
2. Tangan yang Terampil
Anak dengan tipe kecerdasan ini umumnya memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik. Sehingga mereka dapat menguasai dan menikmati aktivitas yang melibatkan mata dan tangan.
Keterampilan ini mendorong mereka untuk berkarya, seperti melukis, merajut, meronce kalung, dan lain-lain. Selain itu, gerakan aktif ini dapat menjadi bantuan mereka untuk mengingat.
Si Kecil akan menggunakan badannya untuk mempelajari dan menyerap berbagai informasi baru dengan mencoba mencari objek yang bisa ia sentuh dan manipulasi.
3. Suka Olahraga
Jika si Kecil memiliki kecerdasan kinestetik, ia akan memiliki keterampilan motorik kasar yang baik secara alami. Ini adalah kemampuan mengkoordinasikan otot-otot besar di lengan dan kaki.
Motorik kasar ini berguna untuk melompat, berlari, melempar, berguling, dan aktivitas fisik atau olahraga lainnya dengan presisi.
Kombinasi memori otot dan motorik kasar dapat menghasilkan gerakan atletis yang cemerlang. Itulah yang membuat anak dengan kemampuan kinestetik pintar berolahraga.
4. Belajar dengan Learning by Doing
Si Kecil cenderung cepat bosan atau mudah terdistraksi bila belajar hanya dengan mendengar penjelasan satu arah. Mereka juga akan kesulitan menerima dan menggingat informasi baru secara verbal.
Kebosanan ini akan membuat anak bergerak-gerak tidak tenang, bahkan jadi tidak semangat belajar. Kebosanan ini dilatarbelakangi oleh metode belajar yang kurang tepat.
Agar dapat belajar dengan efektif, Mama atau guru di sekolah perlu melibatkan si Kecil dalam proses belajar secara aktif dan memfasilitasi si Kecil dengan berbagai eksperimen yang dapat ia coba sendiri.
Baca Juga: Metode Montessori: Tujuan, Keunggulan, dan Ide Kegiatannya
5. Mudah Kehilangan Minat
Anak yang memiliki tipe kecerdasan ini mudah kehilangan minat, terutama jika mereka tidak banyak terlibat atau ketika harus memahami topik yang tidak mereka sukai.
Sebagai ilustrasi, jika si Kecil belajar berhitung lalu tampak mulai bosan, berikan waktu untuk berlari-lari di halaman rumah atau aktivitas fisik lainnya. Setelah itu, ajak dia untuk kembali belajar.
Mama juga bisa mengajarkan matematika tadi sambil menggambar atau metode kreatif lainnya. Biarkan mereka duduk di lantai atau di mana saja, yang penting, buatlah momen belajar intensif dengan singkat.
6. Mudah Terdistraksi
Anak yang cenderung memiliki kecerdasan kinestetik umumnya mudah terdistraksi. Perhatiannya mudah teralih sehingga sulit juga untuk mempertahankan fokus belajarnya.
Untuk mengembalikan fokus belajarnya, Mama bisa mengenalkan pada mereka bahwa belajar juga bisa dilakukan sambil melakukan gerakan, sentuhan, dan visual.
Karena itu, biarkan si Kecil belajar sambil bergerak dan ubahlah tempat belajarnya di rumah serta padukan materi belajar dengan metode visual dan gerakan yang terkait.
Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari 9 kecerdasan majemuk yang penting untuk Mama bantu optimalkan sejak usia dini. Mama dapat menstimulasi kecerdasan si Kecil dengan:
1. Belajar di Luar Ruangan
Duduk diam di dalam ruangan bisa menyiksa si Kecil yang memiliki tipe kecerdasan ini. Sebaliknya, ajak anak belajar di luar ruangan sambil menggelar tikar di atas rumput, Ma.
Ajari si Kecil sesuatu sambil merasakan tekstur rumput atau bebatuan di bawahnya menggunakan tangan. Mama juga bisa memilihkan kegiatan ekstrakurikuler yang mengandalkan fisik.
Beberapa contohnya seperti bela diri, menari, olahraga tim, dan sebagainya. Ini juga dapat menjadi cara belajar menyenangkan sambil bersosialisasi dengan teman sebaya.
2. Field Trip
Optimalkan kecerdasan kinestetik si Kecil dengan mengajak anak pergi field trip agar mereka bisa belajar sembari menyentuh langsung atau mempraktekkan langsung apa yang sedang dipelajari, Ma.
Mama bisa mengajaknya ke kebun binatang untuk mempelajari perbedaan tentang hewan karnivora dan herbivora. Mama juga bisa mengajarkan anak memberikan makanan pada hewan dan menjelaskan hewan tersebut.
“Adik lihat rusanya makan wortel dan kangkung. Mereka lahap sekali ya makannya? Karena rusa sukanya makan sayur makanya ia disebut sebagai hewan herbivora.”
Baca Juga: 10 Cara Belajar Efektif untuk Anak dan Menyenangkan
3. Bermain Peran
Kegiatan bermain peran atau role-playing akan memberi kesempatan si Kecil merasakan dan mempraktikkan hal-hal yang sedang dipelajari secara langsung lalu direfleksikan bersama.
Mama bisa membuat berbagai macam skenario, contohnya belajar tentang pentingnya menyikat gigi dengan berpura-pura sebagai dokter gigi dan pasiennya.
Skenario lain yang bisa Mama coba bersama si Kecil adalah menjadi peneliti sains atau arkeolog yang menemukan fosil dinosaurus untuk menstimulasi daya pikirnya.
4. Berolahraga
Optimalkan kecerdasan kinestetik si Kecil dengan memenuhi kebutuhan gerak si Kecil. Ajak mereka berolahraga, seperti bermain bulu tangkis, berenang, basket, atau lomba lari bersama teman sebayanya di playground.
Untuk memaksimalkan kegiatan olahraganya dan melakukannya dengan teknik yang tepat, Mama bisa mendaftarkan si Kecil ke klub olahraga sesuai dengan minat si Kecil.
Bergabung bersama klub olahraga akan mendorong si Kecil untuk berkembang, bahkan membuka jalan karier untuk si Kecil menjadi atlet di masa depan.
5. Melakukan Eksperimen
Ajari si Kecil dengan simulasi atau eksperimen sains sederhana daripada sekadar penjelasan verbal. Misalnya, ajarkan cara mencuci tangan sambil memberikan ilustrasi tentang kuman dan cara membersihkannya.
Gunakan baskom berisi air, sabun cuci tangan, dan lada bubuk. Taburi air dengan lada, lalu gosokkan sabun di tangan anak hingga berbusa. Minta ia celupkan tangan ke dalam baskom, lalu lada di permukaan air akan menjauh.
Melalui cara ini, si Kecil akan memahami bahwa kuman “takut” pada sabun sehingga menjauh dengan cepat. Pesan seperti ini bisa mendorong anak untuk lebih rajin mencuci tangan.
6. Membuat Kerajinan
Secara alami, anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki keterampilan motorik halus yang baik. Tentu saja kemampuan koordinasi tangan dan mata ini tidak boleh Mama sia-siakan.
Ajak anak untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan seperti gelang, totebag dari kain flanel dengan pola jahit sederhana, menggambar, dan lain sebagainya.
Perhatikan kegiatan yang paling anak sukai dan dukung anak untuk mengembangkan keahliannya pada bidang tersebut. Siapa tahu si Kecil akan tumbuh menjadi pelukis atau desainer ternama, Ma.
7. Menulis dengan Tangan
Anak dengan kecerdasan kinestetik dapat belajar dengan baik ketika mereka diajak menggunakan keterampilan motorik halusnya.
Mama bisa mengajarkan anak yang sudah memasuki usia sekolah dengan mengajak menulis dengan tangan tentang apa yang sedang dijelaskan oleh guru untuk memfasilitasi motorik halusnya.
Cara belajar menulis ini akan membantu si Kecil untuk memahami dan mempertahankan informasi yang disampaikan.
8. Belajar Menari
Menari adalah aktivitas yang dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik si Kecil. Menari memerlukan tubuh untuk mengekspresikan diri sambil melakukan gerakan yang tepat.
Menari adalah medium pembelajaran yang dapat digunakan alih-alih mendengarkan penjelasan, menonton tutorial, atau membaca.
Mama bisa mengajak si Kecil menari dan menciptakan gerakan koreografi di rumah sambil mengikuti irama lagu. Mama pun bisa mendaftarkan si Kecil untuk kursus tari tradisional atau balet.
9. Dukung Hobi Anak
Mama bisa melibatkan si Kecil untuk mengikuti berbagai kompetisi maupun pertunjukan seni. Ini adalah cara terbaik untuk mengasah otak sekaligus rasa percaya diri anak.
Si Kecil mungkin dapat berpindah dari satu minat ke minat lain setiap lima menit. Namun, mereka akan lebih fokus dan menentukan hobi yang akan ditekuni seiring waktu.
Karena itu, Mama bisa mendukung hobinya dengan perlengkapan dasar yang mendukung dan mendorong mereka untuk ikut kursus, menyediakan peralatan, dan pengetahuan untuk hobi tersebut.
10. Menggunakan Tubuh untuk Belajar Bentuk
Selain memperkenalkan dan mengajak si Kecil belajar beberapa hal di atas, Mama juga bisa mengenalkan huruf dengan cara yang unik agar mereka lebih cerdas dan aktif.
Mama bisa memperkenalkan konsep bentuk dengan gerakan tubuh, baik tangan atau seluruh tubuh. Perkenalkan konsep ukuran panjang anggota tubuh, seperti lengan atau jari-jari tangan.
Baca Juga: 8 Cara Stimulasi agar Anak Bisa Mendeskripsikan Benda
Selain lewat stimulasi, Mama dapat mendukung si Kecil dengan memberinya susu untuk kecerdasan otak anak yang dilengkapi formula penting, seperti Double Biotics FOS:GOS dan DHA EPA.
Formula penting ini sudah teruji klinis dapat dukung imunitas dan memaksimalkan potensi intelegensinya, bekal si Kecil untuk menjadi pemenang!
Agar Mama selalu update dengan informasi seputar nutrisi serta pertumbuhan dan perkembangan anak, yuk daftarkan diri Mama di Nutriclub sekarang!