Loading...
Growth mindset - Nutriclub
Perkembangan Otak

Apa itu Growth Mindset dan Bisakah Diterapkan pada Anak?

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 09 Juni 2023


  • Apa Itu Growth Mindset?
  • Manfaat Growth Mindset untuk Anak
  • Karakteristik Anak yang Memiliki Growth Mindset
  • Bagaimana Cara Membentuk Growth Mindset pada Anak?
  • Bagaimana Cara Membangun Growth Mindset pada Anak?

Agar anak tumbuh menjadi sosok yang giat belajar dan berpikir kritis, Mama perlu menanamkan growth mindset sejak dini. Yuk, cari tahu manfaat dan cara membentuknya!

Apa Itu Growth Mindset?

Growth mindset adalah pola pikir yang memandang keberhasilan atau kesuksesan sebagai hasil dari usaha, dedikasi, dan ketekunan berkelanjutan.

Anak dengan pola pikir ini cenderung memiliki kemauan yang kuat untuk terus berupaya mengasah bakat dan keterampilan yang ia miliki. 

Ia juga bisa memandang tantangan sebagai peluang untuk mengeksplorasi dan memperkaya kemampuan diri. Itu kenapa mindset ini juga sering disebut mindset 'I Can Do Anything’.

Manfaat Growth Mindset untuk Anak

Selain menjadi sosok yang pantang menyerah, memiliki pola pikir positif ini akan membantu anak untuk: 

1. Memiliki Persepsi Positif tentang Kecerdasan

Pola pikir “I Can Do This!” membantu anak-anak memahami bahwa kecerdasan bakat alami yang mereka miliki sejak lahir hanyalah sebuah permulaan.

Berbekal pada pola pikir ini, si Kecil akan terus giat belajar dan berusaha mengembangkan kualitas-kualitas diri yang sudah dimiliki untuk meraih tujuan apa pun yang mereka inginkan.

2. Lebih Siap Hadapi Masa Depan

Orangtua perlu memahami bahwa dunia berubah dengan sangat dinamis, terutama setelah teknologi komputer dan internet semakin canggih. 

Untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat dan bisa meraih kesuksesan di masa depan, anak perlu memiliki kemauan untuk terus belajar. 

Dengan begitu ia menguasai banyak keterampilan baru, lebih kreatif, berpikir lebih kritis, dan bisa bersikap lebih proaktif dalam situasi yang belum pernah dihadapinya. 

3. Bisa Menghadapi Kegagalan

Growth mindset juga membantu anak memiliki mental yang kuat sejak kecil. Sebab, pola pikir “I can do anything!” mendorong si Kecil untuk menghadapi kegagalan sebagai hal yang wajar. 

Si Kecil akan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai kekalahan tak terhindarkan yang membuat ia lebih baik berhenti saja. 

Dengan pandangan ini, si Kecil dapat bangkit kembali setelah menghadapi kegagalan atau kesulitan hingga pada akhirnya mencapai hasil yang diinginkan.

Baca Juga: 18 Cara Melatih Fokus Anak yang Efektif Diterapkan di Rumah

4. Memiliki Kecerdasan Emosional yang Lebih Baik

Anak dengan growth mindset  mungkin tetap akan merasa sedih ketika mengalami kegagalan. Akan tetapi, ia tidak akan berlarut-larut dalam rasa frustasi dan kecewa.

Pola pikir ini juga memungkinkan si Kecil untuk tetap tenang, fokus, dan bersikap konstruktif dalam menghadapi saran atau kritikan dari orang lain.

Mental yang positif dan kuat inilah yang memungkinkan si Kecil tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berani, tangguh, dan selalu siap menghadapi tantangan di masa depan. 

5. Memiliki Performa Akademik yang Lebih Baik

Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa memiliki pola pikir ini membantu anak memiliki performa akademik yang lebih baik di sekolah nanti.

Tidak mengherankan, ya, Ma, karena dengan pola pikir ini anak meyakini kecerdasan dan kemampuan kita dapat ditingkatkan dengan usaha yang konsisten dan strategi yang tepat.

Jadi, ia akan meluangkan waktu dan perhatian lebih banyak untuk belajar demi meraih pencapaian yang lebih tinggi dan anak lebih pintar di sekolah

Lalu, bagaimana Mama bisa tahu apakah si Kecil sekarang sudah memiliki growth mindset?

Karakteristik Anak yang Memiliki Growth Mindset

Pada umumnya, anak dengan pola pikir ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 

  • Tekun dan berkemauan kuat. 
  • Pantang menyerah.
  • Selalu berpikir positif.
  • Berani menghadapi tantangan dan mencoba hal baru.
  • Melihat kesulitan bukan sebagai hambatan, tapi kesempatan untuk berkembang.
  • Terbuka menerima kritik dan menganggapnya sebagai sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan skill.

Bagaimana Cara Membentuk Growth Mindset pada Anak?

Skill dan pola pikir growth mindset saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, Ma. Skill mengacu pada kemampuan nyata atau pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, growth mindset adalah sikap mental yang meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui upaya, latihan, dan ketekunan.

Jadi, bagaimana Mama bisa tahu apakah si Kecil sekarang sudah memiliki growth mindset? Dilihat dari penjelasan-penjelasan di atas, jawabannya mungkin tampak jelas. Anak yang memiliki growth mindset cenderung ulet, tekun, dan mau memberikan effort lebih untuk belajar mengembangkan diri sendiri. 

Di samping itu, inilah karakteristik anak yang memiliki growth mindset berdasarkan penelitian:

  • Tekun dan berkemauan kuat. 

  • Pantang menyerah.

  • Selalu berpikir positif.

  • Berani menghadapi tantangan dan mencoba hal baru.

  • Melihat kesulitan bukan sebagai hambatan, tapi kesempatan untuk berkembang.

  • Terbuka menerima kritik dan menganggapnya sebagai sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan skill.

Lalu, bagaimana cara menumbuhkan growth mindset pada anak? Hal pertama dan terpenting yang harus dipahami adalah, untuk menumbuhkan mindset ini pada anak Mama dan Papa juga harus bisa memiliki mindset yang sama.

Sangat penting bagi Mama dan Papa sebagai role model si Kecil sama-sama memiliki keyakinan yang kuat bahwa anak bisa terus berkembang dan menjadi sukses melalui proses belajar. 

Jika Mama dan Papa bisa menerapkan growth mindset dalam kehidupan sehari-hari, si Kecil akan meniru apa yang ia lihat dan mengingatnya sebagai pembelajaran.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Anak Sehat dan Punya Imunitas yang Baik

Bagaimana Cara Membangun Growth Mindset pada Anak?

Pola pikir “I Can Do It!” merupakan konsep “berat” yang tidak bisa langsung dipahami anak kecil. Maka, perlu peran orang tua mendidik anak dan menanamkan pola pikir ini dengan cara: 

1. Dukung Anak Belajar Hal Baru

Tanyakan pada si Kecil apakah ada hal baru yang ingin dicoba, lalu semangati mereka untuk mulai melakukannya. Misalnya, si Kecil ingin coba melakukan eksperimen sains. 

Dukung keinginan si Kecil untuk bereksperimen dengan bantu menyediakan perlengkapan yang ia butuhkan dan bimbing mereka saat belajar.

Jika si Kecil menemukan kesulitan, jangan langsung tergoda untuk turun tangan. Motivasi agar mau ia terus berusaha sambil ajak brainstorming untuk mencari solusi lain yang bisa dicoba.

2. Ajari Cara Berpikir Out of the Box

Pada umumnya anak berpikir sesuatu sangat sulit dilakukan hanya karena belum mencoba atau belum bisa melihat solusi akhirnya. 

Jadi, daripada “mengiyakan” si Kecil untuk langsung menyerah, minta ia untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi sekali lagi. 

Untuk membantunya, Mama bisa membimbing si Kecil untuk mendapatkan sudut pandang baru sehingga menemukan cara pemecahan masalah yang berbeda. 

3. Ajari si Kecil Belajar dari Banyak Sumber

Anak dengan growth mindset umumnya memiliki wawasan luas dan cara berpikir kreatif, sebab ia selalu belajar. Maka dari itu, Mama perlu ajarkan anak untuk memanfaatkan berbagai media belajar. 

Misalnya dengan mengajak anak ke perpustakaan kota dan membaca ensiklopedia yang ada atau mengunjungi aquarium raksasa untuk belajar macam-macam makhluk laut. 

Mama juga bisa mengajak anak di atas 2 tahun untuk memanfaatkan situs web online atau game edukatif maksimal 1 jam dalam sehari sebagai media belajar. 

Baca Juga: 10 Cara Belajar untuk Anak yang Efektif dan Menyenangkan

4. Dorong Anak Banyak Bertanya

Penting bagi anak untuk memiliki rasa penasaran yang tinggi, karena dari situlah si Kecil memiliki keinginan untuk belajar dan mengasah kemampuan pemecahan masalah

Mama bisa mulai memancing rasa penasaran si Kecil dengan banyak bertanya seperti, “Kenapa ya manusia harus makan? Padahal pohon mangga depan rumah tidak makan nasi, tapi besar?” 

Setelah itu, Mama bisa menunggu jawaban apa yang disampaikan si Kecil. Dari situ biasanya akan terbentuk diskusi dan pertanyaan-pertanyaan baru dari si Kecil. 

5. Ajarkan Bahwa “Salah” itu Tidak Apa-Apa

Mengajari si Kecil bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan akan memberikan keberanian dan kebebasan untuk mencoba tantangan baru. 

Dengan begitu, si Kecil akan belajar serta memahami apa yang berhasil dan yang tidak berhasil. Mama bisa mengajari si Kecil menerima kesalahan dengan memberikan contoh nyata. 

Misalnya, “Yah, Mama salah. Harusnya masukkan telur dulu baru coklat bubuk. Tapi tidak apa-apa, ini masih bisa dimakan. Mama bisa coba lagi membuat kue yang lebih bagus besok.” 

6. Jelaskan Kenapa Gagal itu Bagus

Jelaskan dengan cara sederhana kepada anak bahwa otak benar-benar memiliki kemampuan untuk tumbuh dari kegagalan.

Misalnya dengan mengumpamakan otak seperti otot yang akan semakin kuat dan bertambah besar jika terus-terusan dilatih dengan berolahraga. 

Bisa juga, umpamakan otak seperti bola plastisin yang dapat dibentuk dan diperbesar dengan terus menambahkan plastisin baru yang mewakili “tambahan” ilmu atau skill baru si Kecil.

7. Baca Buku Bersama

Membaca buku adalah salah satu cara bagus dan mudah untuk membangun growth mindset anak. Jadi, luangkan waktu membaca bersama anak sambil berdiskusi, yuk!

Misalnya, membacakan buku dongeng Three Little Pigs. Dorong anak untuk berpikir apa yang bisa dilakukan ketika mengalami situasi yang sama seperti dalam buku tersebut. 

Baca Juga: 8 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak yang Efektif

8. Optimalkan Gizi Anak

Selama dua dekade terakhir, berbagai penelitian menyatakan bahwa sistem imunitas (daya tahan tubuh) memiliki peran penting dalam perkembangan otak.

Imunitas yang baik mampu menjaga kesehatan fungsi neurokognitif, yaitu kemampuan otak yang berhubungan dengan berpikir, belajar, mengingat, dan memahami informasi.

Jika sistem imunitas bekerja dengan baik, otak dapat berfungsi optimal tanpa gangguan yang mungkin disebabkan oleh peradangan atau infeksi.

Salah satu caranya adalah memenuhi kebutuhan gizi si Kecil melalui makanan sehat bergizi seimbang yang dilengkapi dengan pemberian susu kecerdasan otak anak yang mengandung FOS:GOS, DHA, serta omega 3 & 6 yang terbukti klinis mendukung imunitas dan intelegensi si Kecil. 

Untuk dapatkan lebih banyak artikel informatif seputar pola asuh dan cara meningkatkan kecerdasan anak, yuk daftar di Nutriclub. Ada berbagai penawaran serta promo berhadiah eksklusif menanti Mama setelah mendaftar, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. IDAI | Stimulasi pijat: Keamanan dan Manfaat. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/stimulasi-pijat-keamanan-dan-manfaat
  2. IDAI | Baby Spa: Sekedar tren atau terbukti bermanfaat? (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/baby-spa-sekedar-tren-atau-terbukti-bermanfaat
  3. Baby massage. (2024, April 4). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-massage
  4. Lin, C.-H., Yang, H.-C., Cheng, C.-S., & Yen, C.-E. (2015). Effects of infant massage on jaundiced neonates undergoing phototherapy. the Italian Journal of Pediatrics/Italian Journal of Pediatrics, 41(1). https://doi.org/10.1186/s13052-015-0202-y
  5. Masters, M. (2015, January 28). Should You Try an Infant Massage on Your Baby? What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/benefits-of-infant-massage.aspx
  6. Baby massage. (2023, June 23). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-massage
  7. Trust), C. (2022, August 18). Baby massage: tips and benefits | Baby & toddler articles & support | NCT. NCT (National Childbirth Trust). https://www.nct.org.uk/baby-toddler/everyday-care/baby-massage-tips-and-benefits
  8. Infant massage - New Zealand College of Midwives. (2022, June 23). New Zealand College of Midwives. https://www.midwife.org.nz/women/postnatal/infant-massage/
Artikel Terkait