Tahukah Mama bahwa decision making skill bisa dilatih sejak dini? Kemampuan ini penting sebagai Bekal untuk membentuk karakter si Kecil menjadi Pemenang di Setiap Langkah.
Apa Manfaat Decision Making Skill untuk Anak?
Kemampuan ini harus dimiliki anak untuk dapat mencari tahu apa yang perlu ia lakukan untuk mencapai tujuan, serta merefleksikan motivasi dan konsekuensinya.
Ketika si Kecil dapat mengambil keputusan dengan baik, ia akan memiliki ekspektasi, harapan, atau bayangan yang masuk akal tentang tindakan atau strategi yang harus ia lakukan.
Selain itu, keterampilan menentukan pilihan dengan efektif juga membantu anak memahami mengapa tindakan tertentu adalah cara yang terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Decision making tak sekadar menentukan pilihan atau mengambil keputusan semata.
Dengan memiliki skill ini, si Kecil juga bisa belajar mengenali kapan mereka harus bertindak spontan atau berdasarkan logika setelah menimbang hasil dan konsekuensinya.
Kapan Anak Bisa Diajarkan Decision Making?
Bukti menunjukkan, anak baru akan menunjukkan fungsi kognitif yang dapat diandalkan untuk membuat keputusan secara tepat dan berkomitmen pada hasilnya di usia 15 tahun.
Namun, Mama bisa melatih si Kecil untuk terbiasa berpikir kritis dan menentukan pilihan sejak usia prasekolah.
Semakin awal Mama membantu anak-anak memikirkan dampak keputusan mereka terhadap diri sendiri maupun orang lain, akan semakin baik untuknya.
Sebab, si Kecil akan terus bisa mengasah keterampilannya untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan untuk masalah-masalah lain di masa depan.
Baca Juga: 5 Cara Stimulasi untuk Melatih Kecerdasan Anak Usia 2 Tahun
Proses Decision Making untuk Diajarkan pada Anak
Decision making adalah proses menentukan pilihan secara tepat dan efektif dengan mengumpulkan informasi dan mempertimbangkan situasi dari berbagai sudut pandang.
Pengambilan keputusan adalah proses berpikir kompleks yang biasanya terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
-
Identifikasi tujuan, untuk membantu anak memahami apa yang dipertaruhkan dan apa yang paling bermanfaat bagi dirinya.
-
Mengumpulkan informasi, untuk membantu si Kecil lebih memahami apa yang perlu ia lakukan untuk memecahkan masalah dan menghasilkan ide-ide solusi.
-
Evaluasi pilihan, untuk membantu si Kecil menimbang pro-kontra/baik-buruk dari solusinya agar bisa merasa nyaman dengan apa pun pilihan yang ia pilih.
-
Buat keputusan, adalah waktunya untuk anak menentukan pilihan dari berbagai kemungkinan dan benar-benar melaksanakan keputusan akhirnya.
-
Tinjau kembali keputusan, untuk mengevaluasi pilihannya dan langkah-langkah yang telah ia ambil untuk memastikan bahwa keputusan tersebut berhasil.
Membuat keputusan langkah demi langkah dapat membiasakan anak berpikir kritis untuk menentukan pilihan dengan lebih bijaksana.
Bagaimana Cara Melatih Decision Making pada Anak?
Membantu anak-anak memiliki skill ini di usia yang sangat dini pasti memerlukan waktu dan kesabaran.
Namun dengan bimbingan Mama dan Papa, anak-anak dapat memulai cara berpikir sehat yang akan bertahan seumur hidup.
Berikut tips untuk Mama membantu si Kecil menumbuhkan decision making skill yang baik:
1. Mendorong Anak Berpikir Kritis
Membiasakan anak menentukan pilihan dapat dimulai dari melatih berpikir kritis.
Mama bisa coba ajukan pertanyaan sederhana untuk mendorong anak mempertimbangkan pro dan kontra dari pilihan mereka.
Sebagai contoh, Mama berikan si Kecil pilihan waktu bermain ke taman. Jika ia memilih main sebelum makan, coba tanyakan apa alasannya lalu tanya balik “Kalo mainnya setelah makan, gimana?”
Stimulasi cara berpikir anak dengan membantu menjelaskan ketika si Kecil bertanya tentang alasan di balik suatu pilihan atau kejadian.
Dorong terus si Kecil untuk mengeksplorasi dan menguji gagasan atau pilihan mereka sendiri, lalu ajak si Kecil memikirkan dampak dari keputusan tersebut.
Bantu juga si Kecil untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dengan mendorong mereka mencari tahu dan menilai solusi terhadap suatu masalah.
Selain itu, ajari anak untuk berpikir tentang solusi alternatif yang bisa ia lakukan di kemudian hari.
2. Berikan Dua Opsi
Dilansir dari Child Mind Institute, psikolog klinis anak Grace Berman, LCSW, menganjurkan Mama membiasakan anak memilih dengan memberi dua pilihan yang sama-sama baik.
Misalnya, membiarkan anak memutuskan apakah mereka ingin memakai sepatu merah atau sepatu biru.
Kendati demikian, Mama tetap dianjurkan untuk menetapkan batasan dan memberikan opsi yang fleksibel sesuai dengan aturan rumah masing-masing.
Sebagai contoh, anak bisa memilih jenis buah yang mereka suka untuk camilan hari itu: apel atau jeruk. Jangan biarkan ia membuat keputusan sendiri untuk makan permen atau es krim.
Lalu, Mama bisa jelaskan atau tanya jawab dengan si Kecil tentang pilihannya seperti “Kenapa adik pilih buah jeruk?” atau “Tahu nggak, kenapa Mama nggak bolehin pilih permen?”
3. Buka Diskusi Dua Arah
Saat mendampingi si Kecil menentukan pilihan, coba lontarkan pertanyaan-pertanyan terbuka yang dapat membantu proses berpikirnya.
Berikut beberapa informasi dan pertanyaan yang bisa Ibu tanyakan pada si Kecil:
-
Keputusan atau pilihan apa yang harus anak ambil?
-
Apa saja pilihan yang anak miliki?
-
Apa pilihan yang kurang ia suka?
-
Apa saja pro dan kontra dari pilihan si anak?
-
Peraturan apa yang perlu anak pertimbangkan saat mengambil keputusan?
-
Bagaimana dampak dari keputusan yang anak ambil terhadap orang lain?
-
Apa yang naluri (isi hati) anak katakan atau suruh lakukan?
-
Bagaimana perasaan anak terhadap keputusan yang ia ambil?
-
Apakah si Kecil ada rencana lain?
Dari hasil diskusi ini, si Kecil bisa belajar cara membuat keputusan yang bijak dengan membuat rencana jangka panjang dan strategi untuk mencapai tujuan.
Lalu, Mama dapat membantu anak memikirkan mengenai pro dan kontra pilihannya di masa mendatang.
Dengan berlatih mengambil keputusan jangka panjang, anak akan dapat menentukan arah atau langkah, serta membuat keputusan yang selaras dengan nilai dan tujuan mereka.
Anak-anak yang mampu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang mereka ambil lebih mungkin untuk membuat pilihan yang sehat serta bertanggung jawab.
Baca Juga: 5 Pentingnya Meningkatkan Skill Demi Masa Depan Anak
4. Berikan Contoh Decision Making yang Baik
Anak-anak belajar tentang suatu hal baru dengan mencontoh kejadian sehari-hari di rumah.
Oleh sebab itu, Mama bisa menjadi contoh yang baik dengan membuat keputusan yang bijaksana. Mama juga bisa jelaskan alasan kepada anak mengapa mengambil keputusan itu.
Dari contoh tersebut, izinkan anak-anak membuat keputusan sendiri dengan alasan yang masuk akal. Mama juga dapat membantu anak bertanggung jawab atas pilihan yang diambil.
Untuk semakin melatih kemampuan berpikir si Kecil, Mama juga bisa download 8 Winning Skills Stimulation Kit sekarang!
Panduan stimulasi ini diverifikasi para ahli untuk bisa bantu Mama optimalkan 8 kemampuan penting si Kecil agar terus Menang di Setiap Langkah.
5. Melatih Anak agar Resilien (“Tahan Banting”)
Ketika keputusan yang anak pilih hasilnya tidak berjalan sesuai harapannya atau tidak berjalan baik, jangan tunjukkan kekecewaan Mama.
Ajari si Kecil memiliki growth mindset dengan memahami bahwa kesalahan atau kegagalan adalah bagian normal dari hidup yang akan membawanya ke kesuksesan.
Kegagalan adalah kesempatan untuk anak bisa belajar lebih baik supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Mama dapat membantu si Kecil untuk punya mental tangguh dan pantang menyerah agar dapat bangkit kembali dari kesalahan.
Ide Aktivitas untuk Melatih Skill Decision Making si Kecil
Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan Mama untuk melatih kemampuan anak membuat keputusan, berikut di antaranya:
-
Bermain di Luar Bersama Teman. Bermain di luar ruangan dapat membantu anak mengambil keputusan dengan cepat saat berada di lingkungan sosial. Selama bermain, anak-anak didorong aktif menyusun strategi untuk meningkatkan peluang memenangkan permainan. Anak juga dapat berlatih membuat keputusan tentang strategi atau tindakan serta aturan bermain untuk membantu berlatih memecahkan masalah.
-
Debat Sehat. Keterampilan berpikir kritis dapat diasah saat anak terlibat dalam perdebatan atau diskusi yang sehat. Saat berdebat sehat, anak-anak diminta mengutarakan pendapatnya dan mereka bebas untuk berpendapat sehingga mendorong pengambilan keputusan yang sehat.
-
Bermain Peran. Bermain peran seperti menjadi petugas pemadam kebakaran, pahlawan super, atau dokter dapat membantu anak belajar berada di posisi orang lain. Bermain peran turut memberi anak kesempatan untuk membuat keputusan sebagai orang lain dalam situasi yang berbeda sehingga mendorong pengembangan empati.
-
Permainan Papan / Board Games. Permainan papan, seperti catur atau monopoli, memberi anak kesempatan untuk mengambil keputusan dengan cara yang lebih terstruktur. Anak-anak akan belajar menentukan pilihan dan menerima risikonya dalam lingkungan aturan bermain yang terstruktur. Board games turut mendorong anak berpikir kritis agar mereka bisa memenangkan permainan, menguji jiwa sportivitasnya, dan belajar tidak main curang.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Mainan Edukasi untuk Anak Usia 2 Tahun
Itu dia Ma, alasan mengapa decision making skill penting bagi anak dan beberapa tips untuk melatih anak memiliki kemampuan tersebut.
Agar daya pikir si Kecil makin optimal, penting untuk melengkapi kebutuhan gizinya dengan susu kecerdasan otak anak.
Berikan susu mengandung DHA dan EPA, omega 3 & 6, serta FOS:GOS 1:9 yang terbukti klinis memperkuat imunitas dan mendukung perkembangan kecerdasan si Kecil, menjadikan si Kecil menang di masa depan.
Yuk, terus dukung si Kecil membuat keputusan agar ia bisa terus Menang di Setiap Langkahnya!