Eksperimen sains tidak hanya bisa dipelajari si Kecil ketika ia sudah duduk di bangku sekolah nanti. Belajar sains sebetulnya sudah boleh dimulai sejak usia dini alias usia prasekolah.
Sebab, sains, kreativitas, dan interaksi sosial merupakan aspek pembelajaran yang penting dalam kehidupan anak usia dini dan tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu, sebagai orang tua, Mama perlu memberikan stimulasi pada si Kecil dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan sains.
Yuk, Ma, simak artikel ini selengkapnya untuk memahami manfaat anak mempelajari sains, bagaimana cara menerapkannya, serta ide eksperimen sains yang bisa Mama lakukan bersama si Kecil di rumah.
Apa Saja Manfaat Anak Usia Dini Belajar Sains?
Pendidikan sains pada anak usia dini bertujuan untuk memicu rasa ingin tahu mereka serta mengembangkan minat terhadap lingkungan. Sebab, anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia di sekitar mereka, Ma.
Melalui ilmu sains, anak diajarkan untuk menggunakan kelima inderanya dalam memahami gejala dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Hal ini meliputi penggunaan indera penglihatan, perabaan, penciuman, pengecap, dan pendengaran.
Semakin banyak keterlibatan indera dalam proses belajar, semakin mudah bagi anak untuk memahami dan mengingat apa yang telah dipelajarinya.
Berikut ini beberapa manfaat yang bisa si Kecil dapatkan saat mempelajari sains, antara lain:
1. Melatih Problem Solving
Pengenalan metode sains pada anak usia dini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga dapat membantu si Kecil menjadi lebih terampil dalam menyelesaikan berbagai situasi yang akan dihadapinya.
2. Mengajarkan Berpikir Logis dan Sistematis
Sains mengajarkan anak-anak untuk mengikuti proses eksperimen dan tidak bisa menyembunyikan kegagalan. Hal ini dapat membantu si Kecil untuk melatih mental positif, berpikir logis dan sistematis.
Sebab, melalui sains si Kecil dapat melakukan percobaan sederhana yang akan melatihnya melakukan pengamatan, penelitian sederhana, membuat kesimpulan, dan membuat keputusan. Maka dari percobaan tersebut akan terciptalah sesuatu hal baru untuk si Kecil pelajari.
3. Mandiri Mengeksplorasi
Mempelajari sains dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai benda di sekitarnya. Maka dari itu, saat melakukan eksperimen sains sebaiknya menggunakan benda-benda nyata yang ada di lingkungan sekitar anak.
Sebagai contoh, dengan bermain magnet, anak dapat mengeksplorasi berbagai benda yang dapat ditarik oleh magnet maupun yang tidak.
Baca Juga: 5 Cara Belajar Mengenal Huruf yang Efektif untuk Anak 1-3 Tahun
4. Memberi Pengalaman yang Berbeda
Manfaat mempelajari sains yaitu si Kecil akan mendapat pengalaman yang berbeda dari sekadar membaca atau mendengarkan informasi secara pasif. Dalam eksperimen, anak dapat terlibat secara langsung dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep yang dipelajari.
5. Meningkatkan Motivasi Belajar
Pada dasarnya, kebanyakan peristiwa yang ada di sekitar kita berakar dari sains. Misalnya saja, bagaimana hujan turun ke Bumi, bagaimana siang berganti malam, jatuhnya buah dari pohon, dan lain sebagainya.
Peristiwa-peristiwa sederhana inilah yang merupakan fenomena sains yang sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat dijadikan batu loncatan untuk mengenalkan sains pada anak usia dini.
Pembelajaran sains yang dilakukan secara langsung juga akan memberikan semangat dan motivasi anak untuk mengulik informasi baru yang ia dapatkan secara lebih mendalam.
Motivasi belajar dalam diri anak perlu distimulasi, Ma, karena inilah salah satunya yang menjadi bekal untuk si Kecil menang. Motivasi menjadi penggerak si Kecil dalam melakukan segala aktivitasnya yang memicu berbagai tingkah laku positif untuk mencapai tujuannya.
Baca Juga: Manfaat Sensory Play untuk Anak dan Ide Permainannya
Bagaimana Cara Menerapkan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini?
Pada dasarnya, sains tidak hanya sekadar mengetahui apa yang benar atau salah dalam sebuah kejadian, tetapi yang lebih penting adalah mengembangkan kemampuan bagi si Kecil untuk belajar dengan memanfaatkan semua indera yang dimilikinya. Untuk menerapkan pembelajaran sains pada anak usia dini, Mama bisa melakukan cara-cara di bawah ini, yaitu:
1. Penjelasan dalam Kegiatan Sehari-hari
Kegiatan sehari-hari yang kita lakukan sebenarnya berkaitan dengan ilmu sains, Ma, namun tidak semua hal dapat dijelaskan pada anak usia dini. Oleh karena itu, Mama harus cermat dalam memilih kegiatan yang berhubungan dengan konsep sains pada anak.
Mama bisa menjelaskan tentang kondisi cuaca dan tanda-tanda perubahannya saat si Kecil bermain di luar rumah. Misalnya, “Nak, sekarang cuaca sedang cerah karena ada matahari. Kalau awannya sudah mulai gelap tandanya akan turun hujan, jadi kamu harus segera pulang, ya.” Secara tidak langsung, Mama mengajarkan konsep terjadinya hujan pada anak.
2. Gunakan Buku yang Menarik
Cara menerapkan pembelajaran sains pada anak usia dini yaitu menggunakan buku yang menarik. Dibanding buku yang hanya menampilkan teks saja, si Kecil pastinya akan lebih tertarik jika buku tersebut memiliki gambar atau suara. Selain menarik perhatian anak, proses belajar sains juga tidak akan membosankan bagi si Kecil, Ma.
3. Dorong Anak Menggunakan Indera Mereka
Untuk mengajarkan sains di usia dini, Mama juga bisa mendorong si Kecil untuk mengamati benda di sekitar mereka menggunakan kemampuan inderanya.
Ajaklah si Kecil untuk mendeskripsikan suara, tekstur, bau, rasa, warna, bentuk, dan ukuran dari objek yang dilihat. Dengan cara ini, anak-anak dapat mengembangkan kosakata dan meningkatkan keterampilan observasi mereka.
4. Ajak Anak Bereksperimen
Mengajarkan sains pada anak tidak hanya dengan memberikan penjelasan, namun lebih efektif jika anak dilibatkan dalam eksperimen. Melalui aktivitas ini, pengetahuan yang diperoleh akan lebih mudah diingat karena si Kecil telah terlibat secara langsung. Untuk itu, disarankan agar Mama mengajak anak untuk bermain sambil melakukan eksperimen.
Misalnya, saat bermain finger painting, Mama bisa mengajak si Kecil mencampurkan dua warna agar menghasilkan warna yang baru.
“Wah, ternyata kuning dan biru kalau dicampur jadi warna hijau. Yuk, coba campurkan warna yang lain, kira-kira jadi warna apa, ya?” Dengan cara ini, tentunya si Kecil akan semakin penasaran untuk mengetahui campuran warna-warna selanjutnya, Ma.
Baca Juga: 10 Jenis Olahraga yang Baik untuk Tumbuh Kembang Anak
Ide Eksperimen Sains Sederhana untuk Anak
Setelah mengetahui manfaat dan cara menerapkan sains pada anak usia dini, Mama juga bisa melakukan eksperimen sains sederhana bersama si Kecil di rumah. Berikut ini rekomendasinya, Ma.
1. Bermain Mengocok Telur
Eksperimen sains sederhana untuk si Kecil juga bisa memanfaatkan telur, Ma. Ketika mengocok telur, akan terjadi perubahan yaitu adanya busa. Sebab, terdapat kandungan senyawa albumin pada telur yang mampu membentuk busa. Proses pembusaan ini bisa terjadi ketika udara atau gas terperangkap di dalamnya.
Oleh karena itu, semakin banyak udara yang terperangkap dalam putih telur, semakin banyak pula busa yang terbentuk. Salah satu cara untuk menangkap udara sebanyak-banyaknya adalah dengan mengocok telur.
2. Bermain Mengenal Rasa
Dengan bermain mengenal rasa, si Kecil diberi kesempatan untuk mengalami sendiri berbagai sensasi seperti rasa, bau, dan tekstur (kasar atau halus), melalui indera mereka. Dalam hal ini, bermain menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan memperluas pengalaman sensorik anak.
Mama bisa menyiapkan piring berisi kopi, garam, dan gula. Minta si Kecil untuk mencicipi rasanya, mencium aromanya, dan memegang teksturnya.
Setelah itu, beri kesempatan untuk anak menjelaskan pengalamannya mengenai rasa, bau, dan tekstur dari bahan-bahan yang ada. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan si Kecil dalam mengenali dan membedakan berbagai jenis rasa, seperti manis, asin, dan pahit.
3. Eksperimen Bayang-Bayang
Bayang-bayang merupakan fenomena yang menarik namun seringkali menakutkan bagi anak. Bereksperimen dengan bayang-bayang akan membantu si Kecil merasa lebih nyaman dan tidak takut lagi terhadap bayangan.
Mama bisa menggunakan senter dan boneka favorit si Kecil. Bayangan akan muncul ketika sebuah benda terkena cahaya. Ukuran bayangan dapat bervariasi, tergantung pada posisi benda, sudut sinar, dan sumber cahaya. Bayangan bisa lebih besar, atau lebih kecil dari bentuk benda aslinya.
Dengan mempelajari konsep bayangan, anak-anak dapat memahami bagaimana cahaya dan objek berinteraksi satu sama lain.
Baca Juga: 13 Ciri-Ciri Anak Ber-IQ Tinggi yang Perlu Mama Tahu
4. Tisu Warna-Warni
Proses yang disebut kapilarisasi membuat air dapat meresap melalui kertas tisu. Kertas tisu terdiri dari serat yang memungkinkan air untuk berpindah di antara celah-celah serat. Celah-celah tersebut berperan seperti tabung kapiler yang menarik air ke atas.
Hal inilah yang memungkinkan air untuk naik dari akar tanaman ke daun pohon, bahkan melawan gaya gravitasi bumi karena adanya tekanan antara air dan serat kertas tisu.
Eksperimen sains ini membutuhkan air, gelas plastik, pewarna makanan, dan tisu. Caranya, siapkan gelas sebanyak 3 buah, kemudian isi dengan air secukupnya.
Teteskan pewarna makanan ke dalam gelas yang berisi air, beri warna yang berbeda di setiap gelas. Lalu, lipat tisu berbentuk memanjang dan masukkan tisu ke dalam susunan gelas. Air warna-warni akan merambat perlahan melalui tisu.
5. Larut dan Tidak Larut
Selanjutnya, eksperimen sains yang bisa dilakukan di rumah adalah mengajarkan si Kecil larut dan tidak larut. Sebab, tidak semua benda dapat larut di dalam air. Benda-benda seperti gula, garam, dan pewarna teh dapat larut dalam air. Sementara itu, benda-benda seperti tepung, pasir, dan minyak goreng tidak akan larut dalam air.
Caranya, siapkan beberapa gelas berisi air, gula, garam, teh, tepung, dan minyak goreng. Mama bisa memasukkan benda-benda tersebut ke dalam gelas satu per satu. Kemudian minta si Kecil untuk mengamati apa yang terjadi selanjutnya.
6. Permen Pelangi
Eksperimen sains yang tidak kalah seru adalah membuat permen pelangi. Yang Mama butuhkan yaitu permen warna-warni, air, dan piring berwarna putih.
Caranya, pertama susun permen warna-warni di atas piring, susunlah berbentuk melingkar. Setelah itu, tuang air di tengah lingkaran sampai menyentuh permen. Perhatikan dengan seksama, karena warna pelangi akan terlihat.
Dari percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa lapisan salut berwarna pada permen yang mengandung gula dapat larut dalam air. Oleh karena itu, ketika permen tersebut dicelupkan ke dalam air, lapisan salut akan larut sesuai dengan warnanya.
7. Tenggelam dan Terapung
Air yang mengandung garam memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada air biasa. Semakin besar massa jenis cairan, semakin mudah suatu benda akan mengapung di atasnya. Jika lebih banyak garam ditambahkan ke dalam air, maka telur akan semakin mudah untuk terapung di air.
Eksperimen sains ini membutuhkan air, telur, gelas dan garam dapur. Pertama, tuang air ke dalam gelas. Masukkan telur pada gelas tersebut. Maka telur akan tenggelam sepenuhnya. Keluarkan telur dari gelas. Lalu masukkan beberapa sendok garam ke dalam air, dan aduk-aduk.
Masukkan kembali telur ke dalam gelas berisi air tersebut. Minta si Kecil mengamati telur yang mengambang. Terakhir, masukkan lebih banyak garam pada air, dan perhatikan apa yang terjadi, yaitu telur justru akan terapung di atas air.
8. Bermain Gelembung Sabun
Bermain dengan gelembung sabun merupakan aktivitas yang sangat disukai oleh anak-anak. Mama bisa menambahkan satu sendok gliserin pada 2 liter larutan sabun, sehingga dapat menghasilkan larutan sabun yang tidak mudah pecah. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk membuat gelembung raksasa, atau bentuk busa lainnya dengan mudah.
Baca Juga: 10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Nah, itu dia berbagai eksperimen sains sederhana yang bisa Mama lakukan di rumah. Eksperimen mana nih yang Mama mau coba dengan si Kecil?
Jangan lupa memastikan kebutuhan gizi harian si Kecil terpenuhi dari makanan bergizi dan tambahan susu kecerdasan otak anak sebanyak tiga kali sehari.
Memberikan susu yang mengandung FOS:GOS, omega 3 & 6, zat besi, dan DHA terbukti dapat mendukung tumbuh kembang serta daya tangkap si Kecil.
Mama juga bisa mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan kognitif si Kecil melalui tes 8 Winning Skills yang diidentifikasi dari kesehariannya, dan dapatkan secara gratis Stimulation Kit di akhir tesnya!