Metode Montessori merupakan salah satu gaya pendidikan anak yang sedang populer. Seperti apa cara belajarnya dan apa keunggulannya? Baca informasi selengkapnya di sini!
Apa Itu Metode Montessori?
Metode Montessori merupakan pendidikan yang mengutamakan kegiatan stimulasi mandiri lewat pembelajaran langsung serta permainan kolaboratif.
Setiap materi pembelajaran dikemas supaya menciptakan kecocokan dengan bakat dan minat anak. Anak-anak juga bisa mempelajari sesuatu dengan cara dan kecepatan mereka sendiri.
Sementara guru berperan sebagai pembimbing dan pengawas. Metode pembelajaran ini akan membangun ketertarikan anak untuk selalu belajar sepanjang hidupnya.
Menurut Association Montessori International, metode pendidikan Montessori bisa diterapkan pada anak usia 0 hari sampai 24 tahun.
Apa Saja 5 Area Montessori?
Metode Montessori punya 5 area pokok dalam proses pembelajarannya, antara lain:
- Keterampilan hidup. Mendorong terbentuknya keterampilan utama yang diperlukan untuk punya etos kerja, kemandirian, serta konsentrasi anak yang baik.
- Sensorial. Mempertajam kepekaan 6 indera untuk memudahkan anak belajar membaca, menggenggam, menulis, bergerak dan mendengar dengan aktif.
- Bahasa. Si Kecil akan dilatih kepekaan suaranya untuk mengenal bunyi suatu huruf.
- Matematika. Membantu anak memahami konsep matematika dasar menggunakan contoh nyata. Misalkan belajar menghitung benda di depan matanya.
- Budaya. Terbagi menjadi beberapa bidang yaitu geografi, zoologi, botani, sejarah, dan sains untuk mengenalkan pada dunia di sekelilingnya.
Baca Juga: 9 Kecerdasan Majemuk pada Anak yang Perlu Diketahui
Tujuan Metode Montessori
Berikut adalah tujuan yang diharapkan dari diterapkannya metode pembelajaran Montessori pada si Kecil:
1. Meningkatkan Kemandirian
Pendidikan Montessori memungkinkan anak-anak memilih aktivitas yang ingin mereka lakukan dan durasi waktu menyelesaikan tugasnya.
Di saat yang bersamaan, metode ini memberi manfaat pengajaran sikap disiplin diri dan mengembangkan keterampilan lainnya, seperti pengendalian diri dan motivasi anak.
2. Melatih Anak Memecahkan Masalah
Metode Montessori melatih anak untuk mengenali, memperbaiki dan belajar dari kesalahan mereka.
Caranya dengan memberikan kebebasan pada si Kecil untuk bertanya, dan menyelidiki secara mendalam.
Dengan begitu, mereka pun terlibat dengan pendekatan positif dan semakin percaya diri untuk ke depannya.
Baca Juga: 10 Cara Mendidik agar Anak Jadi Pintar di Sekolah
3. Menumbuhkan Minat Belajar Anak
Montessori ingin menumbuhkan minat dan kesadaran belajar pada anak secara berkelanjutan. Oleh karena itu, guru tidak disarankan memberikan reward external seperti stiker atau stempel.
Menurut konsep Montessori, itu menumpulkan keinginan alami anak untuk belajar dan mengeksplorasi dunia sekitar mereka. Pasalnya, ia hanya ingin mendapatkan hadiah.
Jadi, para guru fokus membangun suasana belajar yang ceria serta menunjukkan betapa berharga dan menyenangkannya saat anak mampu menguasai keterampilan atau konsep baru.
4. Membangun Rasa Kebersamaan
Pada metode Montessori, anak akan dikelompokkan dengan berbagai usia dan didorong untuk saling membantu satu sama lain.
Cara ini ini memotivasi anak untuk berbagi dan bekerja secara kooperatif untuk belajar berbagai kurikulum Montessori.
Nantinya, anak akan lebih saling menghormati, berlatih memecahkan masalah bersama-sama, serta membangun rasa kebersamaan.
5. Mendorong Kreativitas Anak
Kreativitas menjadi salah satu kunci dalam penerapan metode ini. Montessori mendorong anak-anak untuk lebih fokus pada proses daripada hasil akhir.
Anak-anak boleh memilih aktivitas dan mengerjakan dengan cara mereka sendiri, sehingga di sinilah kreativitas si Kecil bisa berkembang.
6. Mengajarkan Keteraturan
Ruang kelas Montessori disusun sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang tenang dan teratur, yakni kelas dibagi menjadi beberapa zona kegiatan yang berbeda.
Anak juga dibiasakan untuk mengembalikan barang ke tempatnya setiap kali selesai dipakai dan menghargai lingkungan di sekitarnya.
Keteraturan fisik akan menjadi cermin bagi proses mental si Kecil dalam mengategorikan informasi dan mengembangkan pemikiran yang jernih. Hal ini sangat baik bagi keoptimalan kognitif anak.
Baca Juga: 8 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak yang Efektif
Apa Keunggulan Konsep Montessori?
Konsep pembelajaran Montessori sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional. Dalam konsep konvensional, cara belajar efektif anak di dalam kelas dipukul rata.
Sementara itu, konsep Montessori menekankan pada pemahaman bahwa setiap anak berharga dan memiliki potensi hebat masing-masing.
Jadi, para pendidik akan menyiapkan berbagai metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan belajar masing-masing anak.
Lebih lanjut, tolak ukur keberhasilan konsep konvensional adalah nilai akademis. Sementara pada Montessori lebih memberatkan pada kemandirian, kemampuan regulasi, dan refleksi diri dalam belajar.
Ide Permainan Montessori untuk Anak
Mama mungkin bertanya-tanya, yang termasuk permainan Montessori apa saja? Dengan begitu Mama bisa memberikan stimulasi yang lebih optimal. Berikut beberapa rekomendasinya, Ma:
1. Cylinder Socket
Permainan cylinder socket bisa dimainkan oleh anak berusia 2,5 tahun ke atas. Mainan ini dapat membantu si Kecil:
- Belajar mengenali ukuran.
- Membedakan ukuran.
- Melatih koordinasi mata-tangan.
- Melatih keterampilan motorik halus.
- Meningkatkan daya konsentrasi.
- Membantu mengembangkan keterampilan bahasa.
- Mengajarkan anak untuk menemukan kesalahan dan memperbaikinya.
- Meningkatkan sikap resilience (tidak mudah menyerah dan mau mencoba lagi).
- Mengenalkan konsep urutan dan keteraturan.
- Meningkatkan keterampilan observasi.
2. Pikler Triangle
Permainan pikler triangle merupakan contoh metode Montessori untuk mengoptimalkan kecerdasan kinestetik anak.
Pikler triangle sendiri cocok diberikan sejak anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun ke atas. Biarkan ia mengeksplor mainan ini untuk melatih kekuatan, kelenturan, dan keseimbangannya.
Mama dan Papa hanya perlu memberikan petunjuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mengawasi, dan membantu ketika si Kecil membutuhkan.
3. Balok Susun Pelangi
Balok susun pelangi alias rainbow stacker memiliki tujuh potongan balok berwarna mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-ungu) yang jika digabungkan akan menjadi warna pelangi.
Potongannya berbentuk melengkung sehingga mendorong kreativitas anak. Selain itu, permainan ini juga dapat melatih kecerdasan spasial anak.
Anak yang mempunyai kecerdasan spasial umumnya pandai menyusun teka-teki dan dapat mengenali pola dengan mudah.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Mainan Edukasi untuk Anak 3 Tahun
4. Sortir Warna
Permainan ini merupakan contoh metode Montessori untuk bantu si Kecil mengenal aneka warna yang ada di sekitarnya seperti merah, biru, hijau, dan kuning.
Sediakan wadah atau lubang aneka bentuk, supaya permainan sortir warna ini bisa mendorong keterampilan koordinasi mata dan tangan si Kecil.
Ketika bermain sortir warna, Mama bisa bantu menyebutkan nama warna tersebut agar kosakata anak semakin bertambah.
5. Alat Musik dari Kayu
Alat musik dapat mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar pada anak saat ia memetik gitar, memukul kolintang, atau bermain marakas.
Selain itu, bermain alat musik juga dapat bantu si Kecil untuk memperkuat keterampilan berhitung, literasi, pengelolaan emosi, dan kreativitas.
6. Busy Board
Busy board biasanya berisi beberapa permainan yang bermanfaat bagi motorik anak, koordinasi mata-tangan, fokus, dan sensorik anak.
Misalnya cara membuka-tutup resleting, mengikat tali, memasukkan kancing, juga membuka perekat.
Selain itu, busy board juga bisa mendorong pemikiran logis anak, memacu kreativitas, dan mendukung kemandirian.
7. Meronce
Meronce adalah permainan merangkai manik-manik. Permainan ini bisa meningkatkan kreativitas, mengajarkan kesabaran, dan mengasah keterampilan motorik halusnya.
Agar anak mudah untuk memasukkannya ke dalam benang atau tali, pastikan ukuran manik-manik tidak terlalu kecil ya, Ma.
Terus awasi si Kecil ketika meronce manik-manik sebab anak usia dini seringkali tiba-tiba memasukkan benda kecil yang dipegangnya ke mulut, hidung, atau telinga.
8. Miniatur Hewan
Miniatur hewan bisa dijadikan alat pretend play alias permainan pura-pura. Dengan permainan ini, anak secara tidak langsung sedang melatih perkembangan bahasa dan imajinasinya.
Kemudian, mainan ini juga berguna untuk mendorong kecerdasan naturalis anak. Anak dengan kecerdasan naturalis biasanya memiliki ketertarikan yang kuat pada hewan dan tumbuhan.
Itulah beberapa mainan Montessori yang dapat dukung keoptimalan intelegensi anak. Jika ingin menerapkan metode Montessori di rumah, pastikan juga kebutuhan gizi harian anak terpenuhi dengan susu kecerdasan otak anak.
Berikan susu yang mengandung FOS:GOS 1:9, EPA & DHA, Omega 3 & 6 serta zat besi yang terbukti klinis membantu mendukung tumbuh kembang dan daya tangkap anak secara optimal.
Untuk mendapatkan konten eksklusif lain tentang perkembangan otak anak, masalah tumbuh kembang, dan kesehatan, Mama bisa bergabung menjadi member Nutriclub.
Selain itu, dapatkan juga berbagai promo menarik dan hadiah eksklusif dari Nutriclub. Yuk, daftar sekarang juga!