Sebelum pulang, pastikan Mama mempelajari bagaimana cara merawat bayi prematur di rumah untuk membantu mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat. Dengan cara perawatan yang benar, bayi prematur dapat tumbuh dan berkembang dengan normal layaknya bayi lahir full-term.
Kapan Bayi Prematur Boleh Dibawa Pulang?
Bayi prematur dilahirkan lebih cepat dari waktu perkiraan lahirnya sehingga organ tubuh bayi prematur belum siap bekerja di luar kandungan. Hal ini membuat bayi prematur cenderung lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Untuk meminimalisir risiko dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan baik, bayi prematur harus dirawat di NICU dulu sebelum pulang ke rumah. Perawatan bayi prematur di NICU bisa memakan waktu selama beberapa hari, berminggu-minggu, atau mungkin berbulan-bulan sampai organnya cukup berkembang untuk tetap hidup tanpa dukungan medis.
Dokter biasanya dapat mengizinkan bayi prematur pulang ke setelah kondisinya stabil, dengan syarat:
-
Dapat bernapas secara normal tanpa alat bantu. Hal ini menandakan bahwa sistem pernapasannya dapat bekerja dengan baik.
-
Bisa menelan dan menyusu sendiri, baik melalui payudara atau lewat bantuan botol/selang.
-
Buang air sebanyak 8-10 kali sehari. Ini menandakan bayi telah mendapatkan ASI yang sesuai kebutuhannya.
-
Berat badan bayi meningkat secara stabil sesuai target, yang menandakan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik.
-
Responsif terhadap gerakan, suara, dan sentuhan, yang menjadi tanda bahwa indra penglihatan dan pendengarannya berkembang dengan baik.
-
Suhu tubuh stabil tanpa bantuan inkubator. Secara umum, bayi prematur dapat mempertahankan suhu tubuhnya sendiri setelah beratnya mencapai 1,8 kg.
Kebanyakan bayi prematur mencapai syarat-syarat ini dalam beberapa minggu sebelum tanggal HPL awalnya. Lalu, bagaimana cara merawat bayi prematur di rumah?
Cara Merawat Bayi Prematur di Rumah
Meski tahap tumbuh kembang bayi prematur terlambat atau sedikit tertinggal dibandingkan bayi cukup bulan, si Kecil bisa berada dalam kondisi yang sehat dan bugar dengan perawatan yang tepat.
Baiknya bicarakan dulu dengan dokter untuk memastikan bahwa Anda tahu persis bagaimana cara merawat bayi prematur di rumah. Ajukan pertanyaan apa pun yang Mama miliki sebelum bersiap pulang.
Berikut adalah cara merawat bayi prematur yang dapat Mama jadikan panduan di rumah:
1. Batasi Keluar Rumah
Membawa bayi prematur ke luar rumah boleh-boleh saja, misalnya untuk berjemur, akan lebih baik jika Mama menunggu dulu hingga si Kecil berusia setidaknya 2-3 bulan.
Ini karena sistem kekebalan tubuh bayi prematur masih berkembang sehingga si Kecil lebih berisiko terkena infeksi. Maka, batasilah waktu bepergian mengunjungi tempat umum yang banyak pengunjung selama beberapa minggu pertama kelahirannya, kecuali untuk kontrol rutin ke dokter.
Sebaiknya jadwalkan kunjungan kontrol pertama sejak sebelum Mama dan bayi pulang. Tanyakan kepada dokter kapan Mama harus kembali untuk kontrol — biasanya dalam waktu 2–4 hari setelah keluar dari rumah sakit.
Ketika merencanakan kontrol ke dokter pun, jadwalkan waktu kunjungan Mama dan si Kecil di pagi hari untuk menghindari risiko paparan infeksi dari anak-anak lain yang sedang sakit.
2. Batasi Orang yang Membesuk
Cara merawat bayi prematur di rumah yang baik adalah “berani” membatasi jumlah pengunjung yang ingin membesuk Mama dan si Kecil di rumah.
Siapa pun yang sedang sakit atau tidak enak badan tidak boleh berkunjung, tidak seorang pun boleh merokok di rumah Mama, dan semua pengunjung harus mencuci tangan sebelum menyentuh si Kecil.
Tekankan juga bahwa setiap orang yang berkunjung sebaiknya tidak berlama-lama (untuk membiarkan si Kecil banyak tidur) dan tidak mencium bayi sembarangan.
Bicarakan dengan dokter Mama tentang rekomendasi spesifiknya, karena beberapa kunjungan keluarga mungkin perlu ditunda sampai sistem kekebalan tubuh bayi menjadi lebih kuat.
Dan untuk dapatkan lebih banyak lagi panduan mendukung imun bayi prematur dan tips mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupannya, Mama juga bisa unduh E-Book 1000 HPK secara gratis!
3. Belajar Cara CPR (Resusitasi Jantung) untuk Bayi
Salah satu perawatan bayi prematur yang penting untuk dipertimbangkan orang tua baru tapi jarang diketahui adalah teknik CPR.
Pada beberapa kasus, kursus pelatihan CPR mungkin akan diwajibkan bagi orang tua yang bayinya dirawat menggunakan monitor apnea.
Program pelatihan CPR ini dapat diberikan langsung oleh dokter di rumah sakit. Jika tidak ada, Mama dapat meminta rekomendasi mengenai tempat pelatihannya pada dokter.
CPR mungkin diperlukan sebagai perawatan bayi prematur apabila si Kecil tiba-tiba tidak mampu bernapas mandiri setelah lahir. Jika bayi tidak bisa bernapas sendiri, ia berisiko mengalami asfiksia yang dapat menyebabkan cedera otak serius bahkan kematian.
Tindakan CPR memberikan oksigen, menstimulasi pernapasan, dan membuat jantung mulai memompa secara normal.
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Umum Terjadi pada Bayi Prematur
4. Jaga Suhu Tubuh Bayi Tetap Hangat
Jaga suhu bayi sekitar 36-37 derajat agar ia bisa tetap hangat. Ini adalah cara merawat bayi prematur yang penting karena bayi prematur tidak memiliki cukup lemak tubuh untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
Selama di NICU, bantuan dari inkubator atau penghangat radiasi menjaga bayi tetap hangat. Di rumah, Mama bisa menjaga si Kecil tetap hangat dengan skin-to-skin contact, dengan memeluk bayi di dada Mama tanpa pakaian. Dalam posisi ini, bayi hanya boleh mengenakan popok dan topi serta ditutupi selimut atau pakaian orang tuanya. Seringkali, panas tubuh orang tua mampu menjaga bayi tetap hangat.
Cara lain untuk menjaga suhu bayi adalah memakaikan baju berbahan hangat. Mama bisa tambahkan satu lapis atau kurangi tergantung pada seberapa hangat atau dingin hari itu.
Periksa suhu tubuh bayi secara teratur untuk memastikan ia tidak kepanasan atau menggigil kedinginan. Mama dapat melakukannya dengan meraba bagian belakang leher atau perutnya. Wajar jika tangan bayi terasa lebih dingin dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Untuk memantau suhu bayi Anda, gunakan termometer digital dan letakkan di bawah ketiak bayi. Pastikan suhunya antara 36,5 dan 37,1°C.
5. Praktekkan Metode Kanguru (Kangaroo Care)
Perawatan kanguru atau kangaroo care adalah cara merawat bayi prematur dengan menggendong bayi di dada Mama untuk melakukan kontak kulit ke kulit.
Kangaroo care banyak manfaatnya bagi bayi yang lahir prematur atau bayi BBLR (lahir dengan berat badan rendah). Kontak kulit-ke-kulit mengurangi stres pada bayi prematur, karena bayi dapat mendengarkan detak jantung dan suara ibunya, serta merasakan kehangatan dan aroma tubuh ibunya.
Pada saat yang sama, metode kanguru juga menstimulasi produksi ASI dan proses laktasi, yang sangat penting untuk pemenuhan nutrisi bayi prematur agar cepat gemuk.
6. Buat Jadwal Menyusu yang Konsisten
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Kebanyakan bayi prematur butuh menyusu 8 hingga 10 kali dalam sehari, dan jangan menunda hingga lebih dari 4 jam di antara waktu menyusui. Hal ini dapat menyebabkan bayi bisa mengalami dehidrasi (tidak mendapat cukup cairan).
Menyusu penting sebagai cara merawat bayi prematur agar cepat gemuk, untuk memastikan berat badan bayi terus bertambah dan mencapai target. Tapi menyusui bayi prematur mungkin memiliki tantangannya sendiri.
Bayi prematur seringkali lebih sulit menyusu atau sulit melekat (latching on) karena perkembangannya yang tertunda. Jika bayi Mama mengalami kesulitan menyusu lewat payudara, dokter mungkin dapat menyarankan pemberian ASIP (ASI Perah) lewat sendok, botol, atau selang NG.
Menyusui bayi prematur juga mungkin terasa sulit untuk Mama karena ASI perlu waktu lebih lama untuk keluar. Jika ini yang Mama alami, dokter dapat merujuk Mama ke konsultan laktasi.
Baca Juga: Keistimewaan Kandungan ASI untuk Bayi Prematur
7. Biarkan Bayi Tidur Lebih Sering
Memberikan lebih banyak waktu untuk tidur adalah cara merawat bayi prematur yang baik selama di rumah. Karena terus-terusan dalam kondisi terjaga terasa sangat melelahkan bagi bayi prematur.
Jadi, bayi prematur cenderung tidur lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Meski begitu, durasi tidurnya pendek-pendek karena ia belum bisa tidur nyenyak dan mungkin tidak akan tidur lelap sepanjang malam seperti bayi lainnya.
Semua bayi prematur harus ditidurkan dalam posisi telentang, untuk menghindari risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Bayi prematur tidak boleh tidur tengkurap kecuali dokter mengharuskannya karena masalah paru-paru tertentu.
Gunakan matras kasur yang kokoh dan tanpa bantal. Hindari juga menaruh selimut, alas tidur empuk, mainan, dan boneka binatang di sekitar bayi saat tidur. Pertahankan suhu kamar bayi di antara 20-22° Celsius. Menjaga kamarnya tetap sejuk dapat mengurangi risiko SIDS.
Baca Juga: Pedoman Cara Memandikan Bayi Prematur
8. Bangunkan Bayi untuk Menyusu
Jangan pernah merasa bersalah membangunkan bayi yang sedang tidur. Jika menyangkut bayi prematur, ini merupakan cara merawat bayi prematur yang menjadi keharusan karena jika tidak dibangunkan, si Kecil kemungkinan besar akan terus tidur dan melewatkan jadwal menyusunya.
Bayi prematur mungkin lebih sulit menyusu, tapi begitu ia mulai mau menyusu akan sulit untuk membuat si Kecil tetap terjaga selama sesi menyusui.
Jika si kecil tertidur terus-menerus saat menyusu, cobalah membuatnya bersendawa, berganti posisi, menyanyikan lagu yang ceria, mengusap keningnya dengan handuk dingin, atau menggendongnya untuk pindah ruangan.
9. Lengkapi Imunisasi Dasar Bayi
Jenis dan jadwal pemberian imunisasi dasar untuk bayi prematur sama seperti bayi full-term. Jadi, lengkapilah vaksinasi untuk si Kecil sesuai usia dan jadwalnya.
Jangan lupa juga dapatkan vaksinasi flu ketika bayi berusia 6 bulan nanti. Sebab, bayi prematur mungkin lebih mudah tertular flu dibandingkan bayi cukup bulan.
Selain vaksin wajib, konsultasikan pada dokter tentang kemungkinan mendapatkan vaksin RSV untuk si Kecil. RSV (respiratory syncytial virus) adalah infeksi virus umum yang sering disalahartikan sebagai pilek atau flu. Pada bayi prematur, RSV dapat menyebabkan penyakit parah, masalah pernapasan, atau bahkan kematian.
Selain itu, semua anggota rumah dan orang-orang terdekat yang rutin melakukan kontak erat dengan bayi juga harus mendapatkan imunisasi. Terutama vaksinasi Tdap (untuk mencegah pertusis atau batuk rejan) dan telah mendapatkan vaksin flu musiman. Hal ini dapat membantu melindungi bayi tertular flu dari salah satu anggota keluarganya.
10. Berikan Suplemen Zat Besi dan Vitamin
Jika si Kecil mengonsumsi susu selain ASI, dokter mungkin akan meresepkan suplemen vitamin dan zat besi untuk membantunya tumbuh dan tetap sehat. Hal ini karena bayi prematur tidak mempunyai zat besi dalam tubuhnya sebanyak bayi cukup bulan.
Dokter mungkin akan terus meresepkan obat tetes zat besi selama satu tahun atau lebih.
11. Pantau Kondisi Mata Bayi
Periksa penglihatan bayi Mama, karena mata juling lebih sering terjadi pada bayi prematur dibandingkan bayi cukup bulan. Istilah medis untuk kondisi ini adalah strabismus.
Dokter mungkin ingin Mama membawa bayi ke dokter mata jika si Kecil mengalami masalah ini. Masalah mata juling biasanya hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Beberapa bayi prematur juga mungkin memiliki komplikasi kesehatan berupa penyakit mata yang disebut retinopati prematuritas (ROP). ROP disebabkan oleh pembuluh darah kecil di mata yang tumbuh tidak normal.
Retinopati prematuritas biasanya terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu atau lebih awal. Jika ada kemungkinan bayi menderita ROP, dokter akan menyarankan Mama membawanya ke dokter mata untuk pemeriksaan rutin.
12. Cek Pendengaran Bayi
Bayi prematur juga lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang lahir full term. Jika Mama menyadari bayi si Kecil sepertinya tidak merespon suara Mama, beri tahu dokter.
Mama dapat memeriksa pendengaran bayi dengan membuat suara-suara di belakang atau di samping bayi. Jika bayi Mama tidak menoleh atau bereaksi terhadap suara keras, beri tahu dokter.
13. Belajar Cara Membedong Bayi
Membedong adalah salah satu cara merawat bayi prematur yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa membedong memperbanyak total waktu tidur bayi prematur, membuat bayi bisa tertidur sendiri, dan bisa bangun dengan nyaman alias tidak rewel.
American Academy of Pediatrics (AAP) melaporkan, membedong bayi di rumah kemungkinan besar dapat meminimalisir efek stres selama bayi beradaptasi dengan lingkungan baru. Membedong juga membantu bayi prematur menjaga suhu tubuh tetap normal.
Pelajarilah cara membedong bayi yang benar dari arahan dokter atau perawat sebelum Mama meninggalkan rumah sakit.
Baca Juga: Menguak Mitos dan Fakta Seputar Perawatan Bayi Prematur
14. Gunakan Car Seat saat Bepergian dengan Mobil
Saat Mama dan si Kecil bepergian dengan mobil, tempatkan ia di car seat khusus bayi baru lahir (infant car seat) dengan sistem pengaman 3 titik atau 5 titik. Pasang kursi khusus tersebut di kursi mobil bagian belakang dan hadapkan ke arah belakang mobil.
Yang juga perlu jadi pertimbangan Mama Papa adalah bayi prematur sering kali tidak memiliki kontrol otot yang diperlukan untuk menjaga kepalanya tetap tegak atau menggerakkan kepala jika mengalami kesulitan bernapas.
Jadi, kebanyakan car seat untuk bayi prematur perlu dimodifikasi sendiri dengan penyangga kepala agar kepalanya tetap berada pada posisi yang tepat untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.
Akan tetapi, konsultasi dulu kepada tim dokter sebelum menambahkan bantalan tambahan pada kursi mobil. Penting juga investasi dengan membeli carrier konvertibel dengan sistem pengaman 5 titik yang bisa dimasukkan ke mobil.
15. Minta Bantuan
Penting untuk Mama memiliki waktu 6–8 minggu untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah melahirkan. Namun, merawat bayi prematur mungkin dapat mengurangi waktu pemulihan tersebut. Selain itu, hari-hari yang panjang di NICU juga bisa menimbulkan dampak fisik dan emosional.
Oleh karena itu wajar jika perasaan Mama campur aduk di bulan-bulan pertama ini. Jika si Kecil terlahir dengan gangguan kesehatan serius, Mama mungkin merasa marah atau sedih (meski ini 100% bukan kesalahan Mama). Segala perasaan dan emosi ini bisa memicu baby blues setelah persalinan prematur
Segala perasaan negatif, baik itu karena stres, kewalahan, capek, hingga sakit yang Mama rasakan setelah melahirkan dapat berubah menjadi kondisi psikologis yang lebih serius seperti depresi pascapersalinan jika tidak tertangani dengan baik.
Jadi, dapatkanlah semua bantuan yang Mama perlukan dari orang-orang sekitar. Minta Ayah, orang tua, atau mertua untuk ikut belajar cara merawat bayi prematur di rumah agar bisa melakukannya bergantian.
Sangat wajar juga jika Mama memutuskan untuk mempekerjakan asisten rumah tangga atau baby sitter untuk membantu menjalankan tugas dan membersihkan rumah. Jadi, Mama punya waktu untuk merawat diri setelah melahirkan, seperti tidur yang cukup, makan dengan baik, dan berolahraga secukupnya.
Dapatkan bantuan profesional dari psikolog jika diperlukan. Terutama jika Mama merasa kesedihan yang berlarut-larut atau depresi. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional agar Mama dapat terus melanjutkan perawatan bayi prematur dengan optimal.
Semoga artikel ini membantu!