Bayi menangis untuk memberi tahu Mama tentang hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasi tangisan bayi!
Apa Penyebab Bayi Menangis?
Bayi bisa menghabiskan waktu 2-3 jam per hari untuk menangis. Namun jika tangisan sulit dihentikan, penyebabnya mungkin bukan sekadar lapar. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Mau Menyusu
Bayi baru lahir biasanya butuh menyusu hingga 8-12 kali dalam sehari. Jika terakhir kali Mama menyusui bayi sudah lebih dari 3 jam lalu, tangisan bayi menandakan ia sudah lapar.
Coba tawarkan puting untuk menyusu sebagai cara meredakan tangisan bayi agar si Kecil kembali tenang dan tak lagi menangis setelah menyusu.
2. Popok Basah atau Kotor
Bayi menangis jika popoknya sudah terlalu basah karena ia sudah merasa tidak nyaman.
Jadi, selalu rutin cek kondisi popoknya untuk menghindari bayi yang menangis akibat popok basah atau kotor. Bila basah atau bau, segera ganti dengan popok yang bersih.
3. Lelah dan Mengantuk
Rumah yang terlalu berisik atau terlalu banyak menerima stimulasi dari orang-orang sekitar bisa membuat bayi rewel karena kewalahan alias overstimulated.
Bayi juga bisa menangis karena merasa capek setelah seharian bermain atau sudah mengantuk karena kenyang ASI tapi tidak bisa tidur karena waktu tidur bayi terganggu.
4. Tidak Mau Ditinggal
Jika bayi menangis saat diletakkan di kasur dan ingin digendong terus, artinya si Kecil tidak mau ditinggal sendiri karena merasa kesepian.
Bayi yang baru lahir memang membutuhkan banyak kehangatan dan kontak kulit dengan Mama sebagai cara menyesuaikan diri dengan perubahan besar setelah 9 bulan dalam kandungan.
Si Kecil juga mungkin merasa bosan dan menangis karena ingin bermain.
5. Purple Crying
Purple crying adalah istilah untuk menggambarkan bayi baru lahir yang sering menangis di waktu maghrib menjelang malam.
Purple adalah singkatan dari karakteristik tangisan bayi, yaitu:
-
P (peak crying): tangisan bayi puncaknya di usia sekitar 2 bulan.
-
U (unpredictable crying): tangisan terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab jelas.
-
R (resist soothing): tangisan bayi lebih sulit dihentikan.
-
P (pain-like face): yaitu menangis seperti tampak kesakitan, meski tidak ada yang sekiranya membuat si Kecil kesakitan.
-
L (long-lasting), yaitu tangisan berlangsung lama, sekitar 30–40 menit dengan total mencapai 5 jam dalam satu hari, atau lebih.
-
E (evening): tangisan terjadi saat sore hari dan malam hari.
Kondisi ini merupakan bagian yang normal dari perkembangan bayi.
Baca Juga: Penyebab Bayi Rewel di Malam Hari dan 8 Cara Mengatasinya
6. Kolik
Bayi menangis terus adalah salah satu ciri kolik. Penyebab kolik beragam, tapi umumnya dicurigai sebagai akibat dari gangguan pencernaan.
Ini ditandai dengan menangis terus-menerus secara intens dan bernada tinggi lebih dari 3 jam sehari dalam seminggu.
Wajah bayi Mama mungkin akan memerah dan perutnya tampak membuncit. Kolik umumnya mereda dengan sendirinya ketika bayi menginjak usia 3 atau 4 bulan.
7. Wonder Week
Wonder week adalah fase percepatan perkembangan mental dan sensori yang membuat bayi jadi sangat rewel dan sering menangis dalam 20 bulan pertama usianya.
Hal ini biasanya terjadi karena bayi merasa kewalahan setelah mulai memiliki kemampuan melihat, mendengar, mencium, dan merasakan hal-hal yang belum sepenuhnya ia pahami.
8. Bayi Gumoh
Bayi kekenyangan setelah menyusu atau menyusu terlalu cepat bisa mengalami gumoh.
Penyebab gumoh adalah kapasitas lambung bayi yang masih sangat terbatas dan otot cincin yang membatasi ujung kerongkongan dan bukaan lambungnya belum menutup sempurna.
Ketika lambungnya kepenuhan, cairan ASI bisa kembali naik ke kerongkongan. Itulah yang kemudian membuat bayi merasa tidak nyaman sehingga terus menangis.
9. Bayi Mengalami Alergi
Berikutnya, penyebab bayi terus menangis bisa jadi akibat alergi. Pada ibu menyusui, apa saja yang Mama konsumsi akan diserap juga oleh ASI.
Karena sistem imun bayi belum sebaik orang dewasa, si Kecil akan lebih sensitif terhadap jenis makanan tertentu. Misalnya, telur, makanan laut, kacang, gandum, dan susu sapi.
Jika si Kecil menunjukkan ciri-ciri alergi, Mama tidak perlu panik. Segera konsultasikan kepada dokter.
10. Perut Bayi Kembung
Bayi menangis sambil menggeliatkan tubuh, melengkungkan punggung, dan mengayunkan kaki, bisa jadi karena perutnya kembung.
Perut kembung pada bayi dapat disebabkan oleh gangguan pencernaan seperti sembelit atau terlalu banyak menelan udara saat menyusu.
11. Bayi Tumbuh Gigi
Bayi yang sedang tumbuh gigi umumnya akan sering menangis terus-menerus. Ini karena ia merasakan nyeri, serta gusi yang membengkak dan kemerahan.
Selain menangis, bayi juga mungkin akan menjadi rewel dan tidak mau menyusu atau makan.
12. Kepanasan atau Kedinginan
Umumnya bayi lebih sensitif terhadap perubahan suhu daripada orang dewasa. Bila Mama atau Papa saja sudah merasa dingin atau kepanasan, efeknya pada si Kecil akan lebih besar.
Jadi, mungkin saja bayi terus menangis karena suhu kamar terasa terlalu dingin atau panas.
13. Kebiasaan Tidur Bayi Berubah
Memasuki usia 6 bulan, bayi akan tidur dengan sendirinya. Namun, ada kalanya bayi tidak mau tidur tanpa Mama atau jadi sulit tidur karena lingkungannya berubah.
Misalnya, karena ruangan tempat tidurnya berbeda dari biasanya atau menginap di tempat lain. Hal itulah yang dapat menjadi penyebab bayi terus menangis.
Baca Juga: Bayi Susah Tidur di Malam Hari? Ketahui Cara Mengatasinya
14. Efek Imunisasi
Bayi mungkin menangis karena mengalami demam, tidak enak badan, atau nyeri di tempat suntikan yang menyebabkan ia merasa sakit setelah imunisasi.
Demam ringan dan tidak enak badan setelah imunisasi bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan, Ma, karena ini adalah efek sementara dari sistem imun yang sedang bekerja.
15. Tanda Penyakit Lainnya
Jika bayi masih menangis sangat kuat dan segala cara sudah dilakukan untuk menenangkannya, tapi tak kunjung berhasil. Coba periksa suhu tubuhnya, apakah ia demam atau tidak?
Jika iya, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya. Karena, bisa jadi rewelnya si Kecil menjadi pertanda adanya penyakit lainnya.
Mama juga bisa ketahui penyebab lainnya lewat Health Immune Checker secara gratis, termasuk solusi terbaiknya jika si Kecil demam dan masih terus-terusan menangis. Jadi, Mama tidak perlu khawatir, ya!
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Menangis?
Untuk mengatasi tangisan bayi, ada beberapa cara yang bisa Mama dan Papa lakukan. Misalnya:
1. Bedong Bayi
Membedong bayi menangis dapat memberi efek hangat dan nyaman seolah sedang berada dalam kandungan Mama.
Namun ingat, pastikan Mama tahu bagaimana cara membedong bayi yang benar. Jangan membedong terlalu kencang sampai membuat bayi sulit bernapas, ya.
Mama bisa gendong bayi sambil diayun-ayunkan dan ditimang-timang agar cepat tenang.
2. Putar Suara Menenangkan
Cara meredakan tangisan bayi juga bisa dengan memutar white noise alias suara menenangkan yang ritmenya konstan terus-menerus seperti desire dalam kandungan.
Mencari sumber suara dengan irama yang sama bisa membuat bayi tenang. Coba Mama buat atau memutar suara menenangkan, seperti:
-
Menempelkan bayi di dada Mama.
-
Mendengarkan musik klasik yang lembut.
-
Menggunakan irama dengan suara alam, seperti gemericik air, suara angin, ombak, kicauan burung, rintik hujan, putaran kipas angin, dan lainnya.
3. Bernyanyi
Mama juga bisa menenangkan bayi menangis dengan menyanyikan lagu tidur yang lembut, atau lagu yang biasanya membuat bayi Mama nyaman dan tertidur lelap.
4. Berikan Sentuhan Lembut
Bayi merasa lebih aman dan nyaman jika disentuh oleh ibunya. Contoh, Mama bisa mengusap kepala bayi, menepuk-nepuk atau mengelus punggung, memijat tubuh, dan memandikannya.
5. Bawa di Stroller
Tak ada salahnya membawa bayi berjalan-jalan di dalam atau luar rumah menggunakan stroller.
Stroller dapat memberi pengalaman baru bagi si Kecil untuk merasakan ketenangan dengan gerakan maju atau mundur.
Gerakan ritmik lainnya, seperti naik mobil atau menaruh bayi di ayunan juga bisa Mama lakukan.
6. Mandikan Bayi dengan Air Hangat
Mama bisa memandikan bayi agar ia tidur nyaman kembali sebagai solusi mengatasi bayi yang menangis. Mandikan atau seka si Kecil dengan air hangat untuk memberi efek menenangkan.
7. Pijat dengan Minyak Hangat
Memijat badannya dengan minyak hangat juga bisa membuat bayi nyaman dan berhenti menangis.
Sebab, bayi baru lahir sangat membutuhkan skin-to-skin contact dan kehangatan dari tubuh Mama untuk mendapatkan kenyamanan.
Baca Juga: Tips Jitu agar Bayi Tidur Nyenyak di Malam Hari
Kapan Bayi Menangis Perlu Dibawa ke Dokter?
Bayi nangis dan rewel merupakan hal yang wajar. Meski begitu, ada sejumlah kondisi yang perlu Mama dan Papa waspadai saat bayi nangis, yakni:
-
Bayi kejang.
-
Kulitnya tampak pucat, kebiruan, atau keabuan.
-
Bayi tidak merespon Mama dan Papa.
-
Napas bayi cepat, atau sulit bernapas.
-
Mengalami muntah proyektil.
-
Suhu tubuhnya tinggi, tetapi tangan dan kakinya terasa dingin.
-
Di beberapa area tubuhnya terdapat ruam berwarna merah keunguan.
Jika hal tersebut dialami si Kecil, segera bawa ke rumah sakit untuk dikonsultasikan ke dokter, ya.
Mama juga bisa bertanya langsung ke Nutriclub Expert Advisor yang siap 24/7 memberikan panduan cara menenangkan bayi menangis.
Semoga informasi ini berguna, ya Ma!